pijarbelajar

Sejarah

Peran Aktif Bangsa Indonesia Pada Masa Perang Dingin

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Peran Aktif Bangsa Indonesia  Pada Masa Perang Dingin image

Sobat Pijar tentu sudah tidak asing lagi dengan yang namanya Perang Dunia II, bukan? Ternyata setelah Perang Dunia II berakhir, masih ada sisa-sisa pertentangan yang terjadi, lho, yaitu timbulnya perang dingin. Meskipun menjadi negara yang baru berdiri, kita bisa menemukan ada begitu banyak peran aktif bangsa Indonesia pada masa perang dingin.


Perang Dingin terjadi karena setelah Perang Dunia II berakhir muncul dua kekuatan adidaya baru yang dipegang oleh Uni Soviet dan Amerika Serikat. Amerika Serikat dengan Blok Barat atau Blok Kapitalis (Liberal), sementara Uni Soviet dengan Blok Timurnya atau dikenal sebagai Blok Sosialis (Komunis).


Blok Barat terdiri dari 8 negara, yaitu US, Belanda, Belgia, Kanada, Norwegia, Luxemburg, Inggris dan Perancis. Sementara itu, Blok Timur terdiri dari 4 negara yakni Cekoslovakia, Uni Soviet, Jerman Timur dan Rumania.


Nah, pada saat perang dingin berlangsung, ternyata Indonesia turut berperan aktif untuk menanggulangi dampak dan perang yang semakin melebar, lho. Apa saja peran aktif bangsa Indonesia pada masa perang dingin? Yuk, simak penjelasannya berikut ini. 


Baca juga: Runtuhnya Tembok Berlin, Saksi Sejarah Jerman Timur dan Barat


Peran Aktif Bangsa Indonesia Pada Masa Perang Dingin

Meskipun Indonesia merupakan negara yang baru berdiri, Sobat Pijar bisa menemukan berbagai bentuk peran aktif Indonesia pada masa perang dingin. Di bawah ini akan dibahas secara lengkap apa saja yang dilakukan Indonesia saat perang dingin.


1. Peran Indonesia Dalam Konferensi Asia Afrika

Ketika Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945, muncul dua blok besar di dunia yaitu Blok Barat yang menganut sistem Liberalisme-Demokrasi dengan Blok Timur yang menganut sistem Sosialis-Komunis. Blok Timur dengan Pakta Warsawa sementara Blok Barat dengan NATO.


Perbedaan ideologi kedua negara adikuasa tersebut menjadi latar belakang perang dingin. Ditambah lagi, keinginan kedua negara, baik Amerika Serikat dan Uni Soviet yang ingin berkuasa atas negara-negara lain.


Untuk menurunkan ketegangan Blok Barat dan Blok Timur, pemerintah Indonesia mempelopori dan menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika (KAA) yang mempertemukan berbagai negara di Asia dan Afrika yang tidak termasuk ke dalam blok barat maupun blok timur. 


Latar belakang diadakannya Konferensi Asia Afrika adalah ketika Perdana Menteri Indonesia, yaitu Ali Sastroamidjojo bersama perwakilan negara India, Burma dan Pakistan diundang oleh Perdana Menteri Sri Lanka yakni Ceylon untuk membahas kondisi dunia akibat ketegangan yang terjadi.


Di dalam pertemuan yang dikenal sebagai Konferensi Kolombo ini Ali Sastroamidjojo mengungkapkan usulannya untuk mengadakan Konferensi Asia Afrika. Konferensi Asia Afrika merupakan salah satu bentuk peran aktif bangsa Indonesia pada masa perang dingin.


Usulan yang menjadi pesan dari Presiden Soekarno tersebut pun disetujui oleh kelima negara yang hadir dari tanggal 28 April - 2 Mei 1954. Untuk memastikan bahwa acara ini didukung oleh negara Asia Afrika lainnya, Indonesia pun melakukan pendekatan ke 18 negara di Asia Afrika. 


Ternyata usulan ini diterima kebanyakan dari negara-negara tersebut sehingga Indonesia pun didaulat sebagai tuan rumah konferensi. Konferensi Asia Afrika diselenggarakan pada tanggal 18 April 1955 hingga 24 April 1955 dan diikuti oleh 29 negara peserta serta 5 negara sponsor. 


Kemudian, Konferensi Asia Afrika diselenggarakan di kota Bandung dengan menggunakan Gedung Dana Pensiun, dulunya Gedung Dwiwarna, dan Gedung Merdeka, dulunya Gedung Concordia. Sehingga konferensi ini dikenal sebagai Konferensi Bandung.


Konferensi Bandung ini menghasilkan 10 poin pernyataan yang sekarang dikenal sebagai Dasasila Bandung atau The Ten Principles. Secara umum, poin-poin di dalam Dasasila Bandung menunjukkan penghargaan terhadap HAM, perdamaian dunia serta kedaulatan semua bangsa.


Di dalam Dasasila Bandung tersebut memuat prinsip Iawaharlal Nehru dan Piagam PBB. Berikut adalah dampak Konferensi Asia Afrika:

  1. Menaikkan citra Indonesia di mata dunia internasional
  2. Menjadi penanda berakhirnya era penjajahan dan kekerasan suatu kaum atau tindakan apartheid
  3. Konferensi Bandung mendorong perubahan struktur badan internasional PBB
  4. Dasasila Bandung melahirkan paham Non-Aligned atau Dunia Ketiga yang tidak berpihak kepada Dunia Pertama Washington (USA) maupun Dunia Kedua Moscow (Rusia)
  5. Konferensi Asia Afrika mendorong kepada negara berkembang agar mengurangi ketergantungan ekonomi terhadap negara industri maju dengan cara membantu satu sama lain berupa pertukaran IPTEK, penelitian regional dan pembentukan lembaga pelatihan


2. Peran Indonesia Dalam Gerakan Non Blok

Konferensi Asia Afrika mendasari pembentukan organisasi yang bernama Gerakan Non-Blok atau GNB yaitu negara yang tidak tergabung di dalam Blok Timur maupun Blok Barat. 


Dampak perang dingin yang menyebabkan ketidakstabilan kondisi politik dan perekonomian dunia telah mendorong negara-negara di dunia yang memilih untuk bersikap netral terhadap pembentukan Blok Barat atau Blok Timur untuk bersatu membentuk Gerakan Non Blok.


Non Aligned Movement (NAM) atau gerakan Non-Blok terdiri atas negara-negara yang tidak memihak blok Barat maupun Blok Timur dengan anggota lebih dari 100 negara di seluruh dunia. Gerakan ini didirikan di Kota Beograd, Yugoslavia pada tanggal 1 September 1961.


Gerakan Non Blok didirikan bersamaan dengan diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi 1 (KTT 1) yang dihadiri oleh 25 kepala negara. Peran aktif bangsa Indonesia pada masa perang dingin adalah ikut mempelopori berdirinya Gerakan Non Blok.


Berdirinya gerakan non blok antara lain dilatarbelakangi oleh kecemasan negara berkembang dan negara baru merdeka akan ketegangan yang muncul akibat dua blok yakni Blok Barat asuhan Amerika Serikat dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Soviet. 


Kedua negara dengan ideologi berseberangan ini saling berebut pengaruh di dunia. Akibatnya seluruh dunia berada dalam ketegangan berkepanjangan yang membuat kondisi tidak damai.


Indonesia dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif yang tidak mendukung aliansi militer maupun pakta militer manapun sangat cocok dengan tujuan berdirinya GNB.


Dampak Gerakan Non Blok terhadap Kehidupan Ekonomi Global

Bentuk-bentuk perang dingin salah satunya menyasar di bidang perekonomian. Amerika Serikat dengan ideologi kapitalismenya menjalankan prinsip neokolonialisme berupa penjajahan gaya baru di negara-negara dunia ketiga. 


Amerika Serikat juga menjerat negara berkembang melalui kebijakan pemberian bantuan ekonomi. Kehadiran Gerakan Non Blok mampu menciptakan keseimbangan terhadap tata hubungan ekonomi internasional terutama di antara negara berkembang. 


Hal ini dilakukan dengan cara meningkatkan partisipasi negara berkembang terhadap pengambilan keputusan perekonomian dunia. 


Sehingga, bisa dikatakan bahwa peran aktif bangsa Indonesia pada masa perang dingin dan dampaknya terhadap politik ekonomi global dengan menyeimbangkan tata ekonomi dunia melalui Gerakan Non Blok.


Dampak Gerakan Non Blok terhadap Kehidupan Politik Global

Gerakan Non Blok memberi dampak positif terhadap kondisi perpolitikan dalam negeri yang sebelumnya ikut terseret akibat perang ideologi dua negara adikuasa sebagai dampak perang dingin di Indonesia. Gerakan Non Blok bahkan menjadi gerakan internasional paling besar kedua pada saat itu setelah PBB.


Peran Indonesia dalam perang dingin adalah turut mencetuskan prinsip politik bersama yang bebas blok. Gerakan Non Blok berkeinginan menghapuskan penjajahan dalam segala bentuk, berjalan berdasarkan prinsip koeksistensi damai dan tidak tergabung ke dalam aliansi pasukan militer.


3. Pengiriman Kontingen Garuda

Pengiriman Kontingen Garuda dalam misi perdamaian PBB menjadi salah satu peran aktif bangsa Indonesia pada masa perang dingin. Hal ini dilandaskan kepada komitmen Indonesia untuk turut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemanusiaan yang tertuang di dalam Pembukaan UUD 1945.


Tujuan kontingen garuda bisa dilihat dari dua sisi, yakni konteks nasional dan konteks internasional. Dilihat dari konteks nasional, pengiriman Kontingen Garuda menjadi sarana untuk meningkatkan profesionalisme individu serta organisasi yang ada di dalamnya secara langsung. 


Sementara dilihat dari konteks internasional, pengiriman Kontingen Garuda menjadi indikator yang menunjukkan adanya peran aktif sebuah negara di kancah internasional untuk menjaga perdamaian. 


Pengiriman Kontingen Garuda sesuai dengan misi penjagaan perdamaian dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB memiliki Peacekeeping Operation (UNPO) atau dikenal sebagai Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP). 


  1. Pengiriman Kontingen Garuda dimulai sejak tahun 1957. Berikut adalah peran aktif bangsa Indonesia pada masa perang dingin berupa pengiriman Kontingen Garuda dalam misi perdamaian:
  2. Kontingen Garuda I dikirim ke Mesir pada 8 Januari 1957 
  3. Kontingen Garuda II dikirim ke Kongo di tahun 1960 
  4. Kontingen Garuda III dikirim ke Kongo di tahun 1962 
  5. Kontingen Garuda IV dikirim ke Vietnam di tahun 1973 
  6. Kontingen Garuda V dikirim ke Vietnam di tahun 1973 
  7. Kontingen Garuda VI,dikirim ke Timur Tengah di tahun 1973 
  8. Kontingen Garuda VII dikirim ke Vietnam di tahun 1974 
  9. Kontingen Garuda VIII dikirim ke Timur Tengah pasca-Perang Yom Kippur antara Mesir dan Israel dalam rangka misi perdamaian PBB
  10. Kontingen Garuda IX dikirim ke Iran dan Irak di tahun 1988
  11. Kontingen Garuda X dikirim ke Namibia di tahun 1989


Pengiriman Kontingen Garuda terus berlanjut hingga berakhirnya Perang Dingin. Alasan mengapa perang dingin berakhir ditandai dengan keruntuhan Uni Soviet di tanggal 25 Desember 1991. 


Sebelumnya di tahun 1990 pemimpin Uni Soviet yakni Mikhail Gorbachev sempat berjabat tangan dengan Ronald Reagan, presiden Amerika Serikat. 


Meskipun Perang Dingin tidak melibatkan perang militer secara langsung, namun kita bisa menarik kesimpulan perang dingin menyebabkan kerugian berupa ketidakstabilan kondisi berbagai kawasan dunia.


Perang Dingin telah mendorong kedua negara adikuasa untuk ikut campur di dalam urusan negeri-negeri yang ditargetkan menjadi bagian kelompoknya. Ikut campurnya kedua negara adikuasa menyebabkan ketidakstabilan kondisi perpolitikan, keamanan dan ekonomi.


4. Mendirikan ASEAN

Peran aktif bangsa Indonesia pada masa perang dingin berikutnya adalah pembentukan organisasi ASEAN dalam rangka menciptakan kawasan Asia Tenggara yang aman, damai dan stabil. Pendirian ASEAN ini melihat kondisi geopolitik yang terancam akibat adanya perebutan pengaruh ideologi negara adikuasa.


ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations didirikan pertama kali pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Pendirian dilandaskan atas Deklarasi Perbara oleh 5 negara yakni Thailand, Singapura, Indonesia, Malaysia dan Filipina.


Pembentukan ASEAN ini selaras dengan prinsip politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif. Indonesia berprinsip tidak memihak blok apapun namun tetap turut aktif dalam memelihara perdamaian dunia.


Indonesia terlibat aktif dalam mewujudkan perdamaian konflik di wilayah Asia Tenggara yakni antara Vietnam dan Kamboja.


_____________________________________________________


Baca juga: Berbagai Perjuangan Diplomasi Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia


Dari uraian di atas Sobat Pijar bisa melihat bahwa ternyata ada banyak peran aktif bangsa Indonesia pada masa perang dingin. Indonesia yang mengusung prinsip politik luar negeri bebas aktif turut berperan dalam pendirian Gerakan Non Blok, Konferensi Asia Afrika, pendirian ASEAN dan sebagainya.


Menarik sekali, ya, penjelasan di atas. Nah, kamu bisa banget, nih, mencari tahu lebih jauh tentang sejarah dunia ini lewat rangkuman materi Pijar Belajar. Rangkuman tersebut bisa kamu akses kapan aja dan dimana aja lewat Aplikasi Pijar Belajar, lho.


Selain rangkuman, kamu juga bisa berlatih menggunakan latihan soal Pijar Belajar, nih.


Yuk, download Pijar Belajar atau klik banner di bawah ini untuk mulai belajar sekarang!


Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved