pijarbelajar

Bahasa Indonesia

Penulisan Singkatan dan Akronim yang Tepat

Superadmin

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Penulisan Singkatan dan Akronim yang Tepat image

Sobat Pijar pasti pernah membaca atau bahkan menyingkat beberapa kata agar lebih mudah diingat, kan? Dalam ilmu linguistik, teknik menyingkat atau memendekkan kata ini dikenal dengan sebutan singkatan dan akronim


Lalu, apa sih perbedaan antara singkatan dengan akronim? Adakah aturan-aturan tertentu yang mendasari proses penyingkatan atau pemendekan kata agar bisa disebut singkatan atau akronim? Yuk, simak ulasan berikut untuk mengetahui contoh akronim dan singkatan!


Baca juga: Pengertian Artikel: Ciri-Ciri, Tujuan, Struktur, Kaidah


Pengertian Singkatan 

Dalam kehidupan sehari-hari, Sobat Pijar pastinya sudah sering menemukan kata-kata panjang yang disingkat menjadi lebih pendek, kan? Istilah memendekkan kata yang panjang menjadi lebih singkat dan pendek ini sering disebut dengan singkatan. 


Singkatan juga bisa diartikan sebagai sebuah ringkasan, yaitu beberapa kata dipendekkan menjadi satu suku kata atau lebih. Singkatan ini biasanya dipakai untuk menyingkat frasa, nama orang, sapaan, nama lembaga, gelar, jabatan, dan satuan ukuran. 


Singkatan juga sering digunakan untuk menyingkat nama orang yang terlalu panjang. Contoh penulisan singkatan nama belakang yang benar misalnya Maria Geona Alenaya Gauri bisa disingkat menjadi Maria Geona A. G. 


Tidak hanya nama belakang, beberapa orang juga memilih menyingkat nama depan. Namun, singkatan nama depan ini biasanya digunakan untuk menyingkat nama sapaan. Contoh singkatan nama orang misalnya R. R. Pascalina Dryas yang merupakan kepanjangan dari Raden Roro Pascalina Dryas.


Perbedaan Akronim dan Singkatan

Berdasarkan pengertian yang terdapat pada KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), singkatan dan akronim merupakan dua hal yang berbeda. Singkatan bisa diartikan sebagai hasil dari proses menyingkat berupa huruf atau gabungan dari beberapa huruf. 


Selain itu, singkatan juga bisa diartikan juga sebagai ringkasan atau kependekan kata. Singkatan biasanya dipakai untuk menyingkat nama lembaga, nama orang, sapaan, gelar, frasa, jabatan, satuan ukuran, lambang kimia, dan lain sebagainya. Contoh penulisan singkatan seperti ITB (Institut Teknologi Bandung). 


Sementara itu, akronim bisa diartikan sebagai gabungan dari beberapa huruf, suku kata, atau bagian-bagian lainnya yang dilafalkan atau ditulis sebagai sebuah kata yang wajar. Akronim ini biasanya dipakai untuk mengikat suku kata atau konsonan suatu frasa atau nama. 


Ternyata singkatan dan akronim memiliki perbedaan yang cukup signifikan, lho. Salah satu perbedaan singkatan dan akronim terletak pada penulisannya. Singkatan ditulis dengan menggunakan huruf depan dari tiap kata, contohnya UI (Universitas Indonesia) dan SIM (Surat Izin Mengemudi). 


Berbeda dengan itu, akronim ditulis dengan menggunakan suku kata dari tiap kata, contohnya Dufan (Dunia Fantasi) dan Osis (Organisasi Siswa). 


Penulisan akronim dan penulisan singkatan yang benar sesuai EYD (Ejaan Yang Disempurnakan) sudah diatur secara resmi sejak 2016. Nggak cuma mengatur singkatan dan akronim, EYD juga mengatur penulisan ejaan lainnya, seperti huruf kapital dan huruf miring. Kamu bisa menyimak penjelasan huruf kapital dan huruf miring dalam artikel Pijar Belajar sebelumnya.


Selain EYD, kamu juga bisa menggunakan Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBBI) untuk pedoman penulisan kalimat, misalnya kalimat aktif pasif. Penjelasan mengenai kalimat aktif dan kalimat pasif bisa kamu simak dalam artikel Pijar Belajar sebelumnya, ya. Coba simak, yuk!



Penulisan Singkatan yang Benar

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, penulisan singkatan nama orang, jabatan, gelar, dan lain sebagainya memang harus dilakukan dengan benar sesuai EYD. Berikut contoh-contoh penulisan nama singkatan yang benar


Penulisan Singkatan Huruf Kapital dengan Tanda Titik

Salah satu penulisan singkatan yang benar yaitu menggunakan titik pada setiap hurufnya. Penggunaan titik pada singkatan nama bisa diterapkan pada nama orang, sapaan, gelar, pangkat, atau jabatan. 


Contoh singkatan huruf kapital menggunakan titik, misalnya K. H. = Kyai Haji, S. S. = Sarjana Sastra, R. A. = Raden Ajeng, S. S. = Sarjana Sastra, dan lain-lain.


Penulisan Singkatan Huruf Kapital Tanpa Titik

Selain menggunakan titik, penulisan singkatan nama lembaga, organisasi, atau badan tertentu juga bisa ditulis tanpa titik menggunakan huruf kapital semua. Contoh penulisan singkatan huruf kapital tanpa titik misalnya PMI yang merupakan kepanjangan Palang Merah Indonesia. 


Selain lembaga atau organisasi, singkatan huruf kapital tanpa titik juga bisa digunakan untuk menyingkat dokumen. Contoh singkatan nama dokumen misalnya KTP = Kartu Tanda Penduduk, NPWP = Nomor Pokok Wajib Pajak, dan lain-lain. 


Penulisan Singkatan Tiga Huruf dengan Titik

Penulisan singkatan selanjutnya yaitu menggunakan tiga huruf kecil dengan titik. Penulisan singkatan seperti ini biasanya digunakan untuk menyingkat suatu frasa atau kata misalnya yth. = yang terhormat, dll. = dan lain-lain, ttd. = tertanda tangan, dan masih banyak lagi. 


Penulisan Singkatan untuk Surat-Menyurat

Selain penulisan singkatan nama orang yang benar, Sobat Pijar juga wajib memahami penulisan singkatan yang benar untuk kebutuhan surat-menyurat. Pada kegiatan surat-menyurat, penulisan singkatan menggunakan tanda titik di setiap unsur hurufnya. 


Contoh penulisan singkatan untuk surat-menyurat misalnya s.d. = sampai dengan, a.n. = atas nama, u.p. = untuk perhatian, dan lain sebagainya. 


Penulisan Singkatan untuk Satuan Ukuran dan Lambang Kimia

Sobat Pijar pasti sudah sering menemukan singkatan untuk satuan ukuran dan lambang kimia kan? Singkatan untuk satuan ukur, takaran, mata uang, atau lambang kimia bisa ditulis tanpa diikuti tanda titik misalnya km = kilometer, kg = kilogram, F = Fahrenheit, K = kalium, dan lain-lain.  


Penulisan Akronim yang Benar

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, singkatan dan akronim memang cukup berbeda. Akronim umumnya ditulis menggunakan suku kata dari tiap kata. Selain itu, akronim juga tidak ditulis menggunakan tanda titik sebagai pemisah. Berikut beberapa penggunaan atau penulisan akronim yang benar berdasarkan EYD. 


Penulisan Akronim Huruf Depan Kapital

Akronim juga bisa ditulis menggunakan huruf kapital yang ada di awal kata dan menjadi gabungan dari beberapa huruf atau suku kata. Biasanya penulisan akronim dengan huruf depan kapital digunakan untuk nama lembaga atau nama daerah. 


Contoh penulisan akronim huruf depan kapital adalah Jateng = Jawa Tengah, Suramadu = Surabaya Madura, Bulog = Badan Urusan Logistik, dan lain-lain.


Penulisan Akronim Huruf Kecil 

Akronim juga bisa ditulis menggunakan huruf kecil yang merupakan gabungan dari huruf awal atau suku kata. Cara penulisan akronim ini tidak berlaku untuk nama diri, contohnya pemilu = pemilihan umum, tukin = tunjangan kinerja, sidak = inspeksi mendadak, dan lain-lain.  



__________________________________________________________________________


Baca juga: Cara Mencari Gagasan Pokok dalam Setiap Tulisan


Dari ulasan di atas, Sobat Pijar pastinya makin paham mengenai perbedaan antara singkatan dan akronim, bukan? Meskipun sama-sama singkatan dari beberapa kata atau frasa, singkatan biasanya dibaca per huruf, sedangkan akronim biasanya dibaca seperti kata pada umumnya.


Yuk, belajar lebih banyak seputar penulisan ejaan dan materi Bahasa Indonesia lainnya di Pijar Belajar. Pijar Belajar merupakan aplikasi belajar yang menyediakan berbagai konten belajar. Mulai dari latihan soal sampai video pembahasannya ada semua, lho, di Pijar Belajar.


Download Pijar Belajar sekarang, yuk!

Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved