pijarbelajar

Bahasa Indonesia

Penulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring | Pengertian dan Aturan Penulisan

Superadmin

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Penulisan Huruf Kapital dan Huruf Miring | Pengertian dan Aturan Penulisan image

Ketika menulis sebuah artikel atau tulisan apapun, pastinya ada banyak hal-hal yang perlu diperhatikan, salah satunya adalah penggunaan huruf kapital. Huruf kapital merupakan huruf besar yang digunakan di awal kalimat atau kata-kata tertentu seperti nama kota, nama orang, nama hari, dan lain-lain.  


Selain penggunaan kapital, Sobat Pijar juga harus paham penggunaan huruf miring yang sesuai dengan kaidah kebahasaan dan PUEBI. Untuk mengetahui penggunaan kapital dan huruf miring yang benar, simak ulasan berikut ini, yuk!. 


Baca juga: Perbedaan Kalimat Aktif dan Pasif: Pengertian, Contoh dan Jenis


Apa Itu Huruf Kapital

Huruf kapital merupakan huruf besar yang digunakan dalam penulisan kata di awal kalimat. Biasanya, huruf kapital digunakan pada penulisan nama orang, tempat, daerah, suku, tahun, bulan, dan lain sebagainya.


Meski begitu, ada beberapa syarat tertentu di mana tidak semua kata bisa menggunakan huruf kapital di awal katanya. Kapitalisasi merupakan penulisan kata dengan huruf pertama menggunakan huruf kapital dan sisanya menggunakan huruf kecil. 


Penggunaan Huruf Kapital

Penggunaan kapital memang tampak sepele, namun banyak orang yang masih bingung dalam penerapannya. Ada beberapa aturan yang harus diperhatikan ketika menggunakan huruf kapital yaitu sebagai berikut ini. 


Digunakan di Awal Kalimat

Huruf kapital pada awal kalimat digunakan tanpa memandang kata tersebut apakah sebagai keterangan, subjek, predikat, atau objek. Contoh penggunaan huruf kapital di awal kalimat yaitu sebagai berikut. 

  • Di mana kau taruh buku novelku?
  • Ayo bekerja dengan keras dan rajin!


Digunakan untuk Menyebut Nama atau Julukan

Tidak hanya digunakan di awal kalimat saja, huruf kapital juga digunakan pada awal penulisan nama orang atau julukan. Meskipun kata tersebut muncul di tengah-tengah kalimat, namun tetap diawali dengan huruf besar atau huruf kapital seperti contoh berikut ini. 

  • Aksa Lingga
  • Alenaya Kirei
  • Pangeran Kancil
  • Putri Kirana


Meski begitu, penggunaan huruf kapital ini tidak perlu digunakan pada nama hewan atau benda misalnya ikan mujair, ikan nila, beruang kutub, burung beo, motor honda, dan lain sebagainya. Selain itu, huruf kapital juga tidak dipakai untuk penulisan “bin, binti, van, anak dari”.


Digunakan untuk Penulisan Nama Agama, Kitab Suci, dan Tuhan

Huruf kapital PUEBI juga digunakan dalam penulisan nama agama, kitab suci, dan kata ganti untuk menyebut Tuhan. Namun, hal ini sering kali kurang diperhatikan oleh banyak orang sehingga penulisannya menjadi salah dan tidak menggunakan huruf kapital. 

  • Sebagai orang yang beriman, kita harus menjalankan perintah Allah. 
  • Setiap manusia harus memiliki rasa toleransi dan menghargai antar umat beragama baik dengan umat Islam, Kristen, Katholik, Konghucu, Buddha, maupun Hindu. 
  • Tuhan tidak pernah meninggalkan umat-Nya yang setia dan berserah kepada-Nya. 


Digunakan untuk Penulisan Gelar

Penggunaan huruf kapital yang benar juga diterapkan pada penulisan gelar, baik gelar akademik, gelar keturunan, maupun gelar kehormatan lainnya. Selain itu, huruf kapital juga digunakan pada gelar keagamaan sebagai sapaan. 


Contoh penggunaan huruf besar atau kapital pada gelar keagamaan dan gelar kehormatan misalnya Haji Sukino, Imam Baihaqi, Raden Ayu Nyimas Sukarti, Yang Mulia, Baginda, dan lain-lain. 


Untuk penggunaan huruf kapital pada gelar akademik misalnya Faishal Arifin, S. H. (Sarjana Hukum), Ny. Tiara Andini (Ny. = nyonya), Pdt. Gilbert Matius (Pdt. = pendeta), dan lain-lain.


Digunakan untuk Penulisan Nama Bangsa, Suku, dan Bahasa

Dalam penerapannya, huruf kapital juga dipakai untuk penulisan nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa. Contoh penulisan nama bangsa, suku, dan bahasa dengan huruf kapital yaitu sebagai berikut. 

  • Fiona belajar bahasa Sunda dengan ibunya yang keturunan suku Sunda. 
  • Friska sekarang tinggal di Malaysia bersama ayahnya. 


Meski begitu, penggunaan huruf kapital pada nama bangsa, bahasa, atau suku ini tidak berlaku ketika sudah mendapatkan imbuhan. Jadi, penulisannya tetap menggunakan huruf kecil contohnya “Kamu itu orang Jawa, tapi suka keinggris-inggrisan deh”.


Digunakan untuk Penulisan Waktu (Hari, Bulan, dan Tahun)

Dalam penulisan yang baik dan benar sesuai EYD, huruf kapital digunakan pada nama hari, bulan, tahun, bahkan hari raya nasional maupun keagamaan. Berikut contoh penulisan waktu menggunakan huruf kapital yang benar. 

  • Bulan Maret adalah bulan kelahiran pacarku. 
  • Selamat hari raya Imlek bagi teman-temanku yang merayakan. 
  • Jangan lupa membawa bekal di hari Sabtu, ya!


Digunakan untuk Awal Kalimat Petikan Langsung

Selain di awal kalimat, penggunaan huruf kapital juga berlaku untuk penulisan awal kalimat pertama pada kalimat langsung. Agar Sobat Pijar makin paham, berikut ini contoh penggunaan kapital yang tepat pada kalimat langsung.

  • Soraya bertanya, “Apakah bukuku masih kau pinjam? Aku ingin meringkasnya dulu.”
  • Wanita paruh baya itu berkata, “Ini adalah hakku! Kamu tidak boleh merampasnya.”
  • “Kenapa sih, kamu ingkar janji,” ujar Rika sambil menahan amarah. 
  • “Besok saja perginya,” imbuhnya. “Soalnya aku ada janji dengan Irine.”


Digunakan untuk Penulisan Pangkat atau Jabatan

Pada beberapa kasus, huruf kapital juga digunakan untuk penulisan nama pangkat atau jabatan yang diikuti dengan nama instansi, nama ganti orang, atau nama tempat. Penulisan huruf kapital contoh yang benar pada nama pangkat atau jabatan yaitu sebagai berikut.

  • Hari ini, aku akan bertemu dengan Wakil Walikota Magelang. 
  • Dosen pembimbingnya adalah Professor Nuryadi. 
  • Presiden Indonesia akan mengunjungi Perdana Menteri Malaysia pada pekan depan. 
  • Ria bertemu dengan Gubernur Yogyakarta di acara kirab budaya. 


Digunakan untuk Peristiwa atau Momen Sejarah

Huruf kapital digunakan untuk penulisan momen atau peristiwa sejarah misalnya Konferensi Asia Afrika, Kongres Pemuda, peringatan Hari Ulang Tahun Republik Indonesia, dan lain sebagainya. 

Meski begitu, penggunaan huruf kapital ini tidak berlaku ketika digunakan untuk mengawali nama peristiwa seperti contoh berikut ini. 

  • Peristiwa perang saudara pernah terjadi di beberapa daerah di Indonesia. 
  • Para pahlawan sudah berjuang melawan penjajah hingga Indonesia berhasil memproklamasikan kemerdekaan. 


Digunakan untuk Setiap Kata pada Judul

Huruf kapital juga digunakan untuk penulisan setiap kata pada judul misalnya Bawang Merah Bawang Putih, Robohnya Surau Kami, dan lain sebagainya. Meski begitu, penggunaan huruf kapital pada judul tidak berlaku untuk kata depan seperti di, ke, dari, pada, dan lain-lain. 


Pengertian Huruf Miring 

Berdasarkan penuturan Annisa Dewi dalam buku yang berjudul “Buku Edisi Terlengkap EYD & Sastra Indonesia untuk Dunia Penulisan”, huruf miring merupakan huruf yang dicetak atau dibuat miring. Huruf miring ini biasanya digunakan dalam penulisan nama buku, surat kabar, atau majalah. 


Hampir sama seperti penggunaan huruf kapital, huruf miring juga harus digunakan sesuai aturan yang berlaku. Selain itu, penggunaan huruf miring dalam PUEBI juga harus disesuaikan konteks ketika menuliskan kalimat.  


Huruf miring atau italic ini berfungsi untuk memberikan penekanan atau penegasan pada sebuah kata. Selain untuk penulisan buku atau media cetak lainnya, huruf miring juga digunakan untuk menunjukkan kata atau istilah bahasa asing. 


Meski begitu, penerapan huruf miring ini tidak berlaku untuk penulisan judul skripsi, tesis atau disertasi, namun belum diterbitkan dan belum bisa dijadikan sebagai rujukan. 


Penggunaan Huruf Miring

Setelah memahami penggunaan huruf kapital, Sobat Pijar juga wajib memahami penggunaan huruf miring yang benar. Agar lebih mudah memahaminya, berikut ini penggunaan huruf miring dan contohnya.

 

Digunakan untuk Penulisan Nama Buku di Dalam Kutipan Tulisan

Penulisan huruf miring biasa digunakan ketika menulis nama atau judul buku, surat kabar, atau majalah yang dikutip dalam tulisan dan dijadikan sebagai rujukan. Berikut ini contoh penggunaan huruf miring untuk penulisan nama buku dalam kutipan tulisan. 

  • Para siswa mendapatkan banyak informasi tentang sejarah dari buku Negarakertagama yang ditulis oleh Prapanca. 
  • Surat kabar Kedaulatan Rakyat edisi 11 Januari 2023 memuat berita kecelakaan bus.


Digunakan untuk Penulisan Nama Ilmiah

Sobat Pijar pastinya pernah membaca buku ensiklopedia atau buku-buku ilmiah, kan? Di dalam buku tersebut, kamu pasti akan menemukan nama-nama ilmiah untuk hewan dan tumbuhan. Nah, huruf miring ini biasanya digunakan untuk menuliskan nama ilmiah atau istilah asing.

  • Mi instan sering dicap sebagai makanan yang tidak sehat karena mengandung monosodium glutamate alias MSG.
  • Felis catus atau kucing menjadi salah satu hewan mamalia yang banyak disukai masyarakat karena menggemaskan. 
  • Untuk membuat nata de coco yang kenyal, lembut, dan manis, maka dibutuhkan bantuan dari mikroba Acetobacter xylinum


Digunakan untuk Penulisan Daftar Pustaka

Huruf miring juga sering digunakan dalam penulisan judul sumber rujukan pada bagian daftar pustaka. Contoh penulisan daftar pustaka dengan huruf miring alias italic yaitu sebagai berikut. 

  • Welly, Rini Ayu. 2022. Filsafat Sastra. Yogyakarta: Lentera Hati.
  • Ramadhan, Taufiq. 2009. “Keterampilan Berbahasa Anak 1-3” dalam Antologi Humaniora: Jurnal Kesusastraan Volume 3 (hlm. 39-41). Semarang: Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah.


Digunakan untuk Penulisan Film

Tidak hanya penulisan buku dan media cetak lainnya yang sudah diterbitkan, penggunaan huruf kapital dan huruf miring yang tepat juga wajib diterapkan dalam penulisan film seperti contoh berikut.

  • Rino dan kekasihnya pergi ke bioskop untuk menonton film Titanic
  • Film Dua Garis Biru berhasil menyita perhatian penonton karena isu yang diangkat beda dari film-film lainnya. 
  • KKN di Desa Penari menjadi salah satu film horror terlaris di Indonesia. 


Digunakan untuk Penulisan Istilah Asing

Penggunaan huruf miring untuk istilah asing pastinya sudah sering Sobat Pijar temui, bukan? Misalnya kata follow up, junk food, fast food, soft drink, dan istilah asing lainnya.


Huruf Miring Digunakan untuk Penulisan Link atau Alamat Website

Ketika menuliskan link atau alamat website, maka Sobat Pijar harus menggunakan huruf yang dicetak miring. Contoh huruf miring untuk penulisan alamat website atau link yaitu sebagai berikut. 


Digunakan untuk Penulisan Kutipan Kalimat dari Buku atau Pernyataan Orang Lain

Huruf miring atau italic juga sering digunakan untuk menuliskan kalimat yang berasal dari kutipan buku, majalah, surat kabar, atau pernyataan orang lain. Berikut ini contoh penulisan kutipan kalimat menggunakan huruf miring. 

  • Menurut Habibie Kebahagiaan dan kesedihan yang kita rasakan itu tergantung bagaimana cara kita dalam menyikapinya.
  • Setiap kegagalan yang dialami justru akan membawa satu benih keberhasilan dan kesuksesan, Merry Riana. 


____________________________________________________


Baca juga: Cara Mencari Gagasan Pokok dalam Setiap Tulisan


Penggunaan huruf kapital dan huruf miring memang menjadi hal krusial alias penting dalam penulisan sebuah kata atau kalimat. Dengan menerapkan huruf kapital dan huruf kapital yang benar, tulisan yang Sobat Pijar buat tentunya akan semakin bagus dan sesuai kaidah kebahasaan.


Yuk, pelajari lebih banyak seputar penggunaan huruf kapital, miring, dan kaidah penulisan sesuai dengan EYD di Pijar Belajar! Pijar Belajar menyediakan berbagai soal latihan dan video pembelajaran yang bisa kamu akses kapan pun dan dimana pun.


Tunggu apa lagi? Download Pijar Belajar sekarang!

Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved