pijarbelajar

Sejarah

Latar Belakang Reformasi Gereja, Dampak, dan Tokohnya

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Latar Belakang Reformasi Gereja, Dampak, dan Tokohnya image

Tahukah kamu, ternyata latar belakang reformasi gereja sangat terkait erat dengan pengaruh era renaissance yang menjangkiti seluruh negara di Eropa terutama Eropa Barat? Masa renaissance yang terjadi setelah abad kegelapan (Dark age) Eropa mendorong perubahan kondisi sosial besar-besaran.


Kebangkitan peradaban Eropa di masa renaissance mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan seperti kesenian, politik, hingga sikap kritis terhadap agama dan gereja. Kewenangan gereja serta perilaku para petinggi agama Katolik Roma saat itu yang dianggap menyalahi kitab suci mendorong reformasi gereja.


Gerakan reformasi gereja berawal dari negara Jerman dan kemudian menyebar ke negara-negara lain di Eropa seperti Prancis, Inggris dan lainnya. Gerakan reformasi gereja memiliki dampak yang luas termasuk di Indonesia. Seperti apa itu? Yuk, simak penjelasannya.


Baca juga: Teori Merkantilisme - Latar Belakang, Tujuan, Ciri, Tokoh, dan Dampak


Apa Latar Belakang Reformasi Gereja?

Abad Kelahiran Kembali atau terkadang juga disebut sebagai Abad Pembaharuan di Eropa terjadi sejak abad ke 14 hingga menjelang abad 17 Masehi. Masa ini ditandai dengan kemunculan banyak pihak yang bersikap kritis atas kondisi sosial saat itu. 


Salah satu kritik yang disampaikan pada masa renaissance ditujukan kepada gereja Katolik Roma saat itu. Pada saat itu, gereja Katolik Roma dianggap menyalahi ajaran kitab suci. Lantas, apa yang menjadi penyebab terjadinya reformasi gereja? Berikut adalah beberapa hal berkaitan dengan gereja dan petinggi agama Kristen yang menjadi latar belakang reformasi gereja:


1. Keinginan untuk Bebas dari Kepemimpinan Paus

Sejak abad pertengahan Eropa hingga awal masa renaissance, pemimpin katolik, yaitu Paus, dianggap terlalu ikut campur dalam kehidupan masyarakat di Eropa. 


Misalnya Paus Bonifacius pernah bertikai dengan Raja Philip IV dari Prancis di abad 14 Masehi, juga pertikaian Paus Innocencius dan Raja Frederik II dari Prusia di abad 13 Masehi. 


Oleh karena itu, faktor munculnya reformasi gereja salah satunya adalah keinginan untuk bisa bebas dari kepemimpinan Paus dalam kehidupan beragama yang ada di negara-negara Eropa.


Hal ini juga didorong oleh bangkitnya paham nasionalisme di berbagai negara-negara di Eropa. Paham nasionalisme membuat para pemimpin, yakni raja di Eropa, menolak adanya intervensi Paus dalam pemerintahan negara.


2. Praktik Jual Beli Surat Pengampunan Dosa

Selain itu, latar belakang terjadinya reformasi gereja adalah karena adanya penyimpangan terhadap ajaran Katolik Roma yang dilakukan oleh para pemimpin gereja. Pemimpin gereja banyak yang melakukan praktik jual beli surat pengampunan dosa atau indulgensi. 


Pelopor reformasi gereja di Jerman adalah Martin Luther yang menulis sebanyak 95 tesis berisi kritikan dan protes kerasnya terhadap pelaksanaan pengampunan dosa (indulgensi) yang dilaksanakan oleh otoritas gereja.


Tesis yang ia buat tersebut kemudian disebarkan ke berbagai gereja di Wittenberg dan diletakkannya di depan pintu gereja. Martin Luther meyakini bahwa surat pengampunan dosa (indulgensi) bukanlah sesuatu yang dapat diperjual belikan ke masyarakat. 


3. Penyalahgunaan Kekuasaan

Latar belakang reformasi gereja selanjutnya karena korupsi yang dilakukan oleh para petinggi gereja serta uskup. Dana yang seharusnya digunakan untuk kegiatan keagamaan justru disalahgunakan oleh para pejabat tinggi agama kristen ini sehingga membuat sebagian pihak mendorong dilakukan reformasi.


Selain itu, gereja Katolik Roma pada saat itu juga cenderung otoriter karena merasa mereka memegang kekuasaan tertinggi dalam mengatur urusan agama masyarakat.


Apa Tujuan Reformasi Gereja?

Salah satu penyebab terjadinya reformasi gereja adalah adanya praktik penjualan surat pengampunan dosa atau indulgensi yang masih dilakukan oleh pemuka gereja di Eropa saat itu. Hal tersebut mendorong diadakannya reformasi gereja dengan tujuan sebagai berikut:

  1. Melakukan reformasi terhadap praktik jual beli surat pengampunan dosa yang dijalankan oleh para pemuka Gereja Katolik Roma yang dianggap berlawanan dengan keyakinan 
  2. Mereformasi kepercayaan gerejawan saat itu yang menganggap bahwa hanya rohaniawan saja yang boleh membaca dan menafsirkan Alkitab
  3. Reformasi kekuasaan Paus yang seharusnya mengakui kekuasaan setiap pemimpin negara atau kerajaan di Eropa dan tidak mengintervensi kekuasaan mereka.


Apa Dampak Reformasi Gereja?

Pengaruh reformasi gereja bagi dunia sangat besar dan masih bisa dirasakan hingga hari ini. Reformasi gereja telah mendorong terjadinya berbagai peristiwa besar di dunia. Bahkan, pengaruh reformasi ini juga bisa kita temukan di Indonesia. Apa saja itu? Simak di bawah ini:


1. Lahirnya Aliran Protestanisme 

Latar belakang reformasi gereja dikarenakan Martin Luther yang tidak setuju dengan kebijakan Gereja Katolik Roma saat itu yang memperjualbelikan surat pengampunan dosa serta pihak gereja yang melarang orang biasa untuk membaca Alkitab sendiri. 


Ketidaksetujuan Martin Luther ini akhirnya mendorong Martin Luther dan pengikutnya untuk mendirikan gereja sendiri. Gereja yang didirikan sebagai bentuk protes terhadap Gereja Katolik Roma ini disebut sebagai aliran Protestanisme.


Aliran protestanisme ini juga dianut oleh beberapa pemeluk agama di Indonesia dan menjadi salah satu dampak reformasi gereja bagi Indonesia.


2. Fungsi Negara Menguat 

Luther meyakini bahwa Paus haruslah memimpin gereja dan mengakui kekuasaan pemimpin-pemimpin negara di Eropa. Gagasan ini didukung oleh penguasa di Jerman dan kemudian negara-negara Eropa lainnya sehingga kekuasaan Gereja Katolik Roma atas negara berkurang.


3. Terjadi Demokrasi dan Reformasi 

Pandangan tokoh reformasi gereja yang sangat menjunjung tinggi kebebasan setiap orang untuk membaca sendiri kitab sucinya menolak kebijakan gereja yang hanya membolehkan rohaniawan mengakses Alkitab. Hal ini mendorong terjadinya reformasi keagamaan dan demokrasi di masyarakat.


4. Melahirkan Gereja Anglikan

Reformasi gereja tidak hanya terjadi di Jerman namun juga di beberapa negara Eropa lainnya, termasuk Inggris. Reformasi gereja di Jerman menciptakan negara sekuler yang melepaskan diri mereka dari intervensi gereja terhadap pengambilan kebijakan kerajaan. 


Reformasi gereja di Jerman menciptakan Gereja Lutheran dan juga aliran kristen Protestan. Sementara reformasi gereja di Inggris menciptakan Gereja Anglikan.


5. Peperangan Antar Aliran Agama Nasrani 

Seperti yang sudah diketahui bahwa reformasi gereja mendorong terciptanya aliran agama nasrani yang baru yakni Protestan yang tidak setuju dengan konsep agama Katolik Roma. Terbentuknya dua aliran dalam agama nasrani ini menyebabkan masing-masing kelompok berperang satu sama lain. 


Perang yang terjadi antara kaum Protestan dan kaum Katolik selama 30 tahun yakni dari tahun 1618 sampai 1648. Peperangan 30 tahun antara Protestan dan Katolik terjadi di Inggris dan Jerman. Perang 30 tahun ini berakhir setelah diadakan perjanjian perdamaian Westphalia di tahun 1648. 


Selain karena faktor agama, peperangan kedua kelompok karena persaingan antar dinasti penguasa. Misalnya di Prancis terjadi peperangan Dinasti Valois dan Dinasti Habsburg yang disebut Perang Habsburg - Valois.


Tokoh Reformasi Gereja

Kalau Sobat Pijar bertanya siapa yang mempelopori reforasi gereja? Jawabannya adalah Martin Luther King (1483 - 1546). Martin Luther merupakan guru besar Universitas Wittenberg di Jerman sekaligus seorang pastor yang mempelopori terjadinya reformasi gereja. 


Latar belakang reformasi gereja yang diusulkan oleh Martin Luther dikarenakan ketidaksetujuannya melihat adanya praktik jual beli sertifikat pengakuan dosa (indulgensi) di Gereja Katolik. Padahal menurutnya, pengakuan dosa bukan sesuatu yang layak diperjualbelikan.


Martin Luther pun menuliskan tesis sebanyak 95 buah yang kemudian disebarkan ke berbagai pintu gereja di kota Wittenberg sebagai bentuk protesnya atas konsep pengampunan dosa yang dianut gereja pada masa itu.


Akibat tindakannya dan pemikirannya yang bertentangan dengan kebijakan para pemuka gereja pada saat itu, pemuka gereja pun memberi cap Martin Luther King sebagai orang yang membawa ajaran sesat. 


_______________________________________________________________


Baca juga: Runtuhnya Tembok Berlin, Saksi Sejarah Jerman Timur dan Barat


Latar belakang reformasi gereja sangat didorong oleh kondisi Eropa saat itu, khususnya Jerman, saat Paus memiliki kekuasaan untuk mengintervensi kerajaan-kerajaan di Eropa. Selain itu, reformasi juga disebabkan oleh praktik jual beli surat pengampunan dosa yang dianggap menyalahi kitab suci.


Setelah Reformasi Gereja, ada banyak paham-paham baru yang bermunculan dan terjadi banyak revolusi di berbagai wilayah, khususnya Eropa. Ingin tahu lebih banyak mengenai sejarah dunia ini? Yuk, coba simak penjelasan lebih lengkapnya dalam rangkuman materi Sejarah Pijar Belajar!


Aplikasi Pijar Belajar menyediakan berbagai rangkuman materi yang super lengkap untuk kamu. Bahkan, terdapat ribuan latihan soal yang bisa kamu gunakan juga, lho, untuk menguji pemahamanmu.


Tunggu apa lagi? Ayo download Pijar Belajar atau klik banner di bawah ini untuk mulai belajar sekarang!


Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved