pijarbelajar

Biologi

Sistem Ekskresi Manusia: Pengertian, Alat, Proses, dan Gangguannya

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Sistem Ekskresi Manusia: Pengertian, Alat, Proses, dan Gangguannya image

Sebagai sistem ekskresi, beberapa organ dalam tubuh kita bertanggung jawab dalam mengeluarkan zat-zat sisa yang tidak diperlukan oleh tubuh, seperti urine dan kotoran.


Organ apa saja sih yang termasuk dalam sistem ekskresi dan fungsinya? Baca ulasan di bawah ini untuk mengetahuinya lebih lengkap, yuk!


Baca juga: Sistem Respirasi Manusia: Pengertian, Fungsi, Organ, Mekanisme, dan Gangguannya


Apa Itu Sistem Ekskresi

Sistem ekskresi adalah sistem fisiologis dalam tubuh manusia dan hewan yang bertanggung jawab dalam mengeluarkan zat-zat sisa atau produk limbah metabolisme yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. 


Sistem ini terdiri dari beberapa organ seperti ginjal, hati, paru-paru, kulit, dan sistem pencernaan. 


Setiap organ ini memiliki peran penting dalam mengeluarkan limbah yang dihasilkan oleh tubuh, seperti urine, keringat, dan feses. 


Fungsi sistem ekskresi sangat penting dalam menjaga keseimbangan internal tubuh dan mencegah keracunan oleh zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.


Zat-zat tersebut dapat berupa air, elektrolit, urea, asam urat, amonia, kreatinin, dan berbagai senyawa lainnya yang dihasilkan dari proses metabolisme sel-sel tubuh. 


Alat Ekskresi Pada Manusia

Sistem Ekskresi Paru-paru

Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi dalam proses pengeluaran karbon dioksida (CO2) dari tubuh. Selama proses respirasi, oksigen (O2) diambil dari udara dan masuk ke dalam tubuh melalui paru-paru. 


Di sisi lain, CO2 yang dihasilkan dari proses metabolisme sel-sel tubuh juga dikeluarkan melalui paru-paru. CO2 ini kemudian dikeluarkan dari tubuh melalui proses pernapasan. 


Proses ini terjadi dengan adanya pertukaran gas antara alveoli di paru-paru dan pembuluh darah di sekitarnya. 


Paru-paru juga membantu menjaga keseimbangan pH dalam darah dengan mengeluarkan asam karbonat dalam bentuk gas CO2. 


Dengan demikian, paru-paru merupakan bagian penting dalam sistem ekskresi manusia.


Sistem Ekskresi Hati

Sistem ekskresi hati terdiri dari beberapa struktur dan komponen yang berperan penting dalam proses pengeluaran zat-zat sisa dari tubuh. Beberapa struktur sistem ekskresi hati adalah:


Hepatosit

Sel-sel hati atau hepatosit merupakan unit fungsional dari hati yang bertanggung jawab dalam proses metabolisme, penyimpanan nutrisi, dan produksi empedu. 


Hepatosit juga berperan penting dalam proses detoksifikasi dan pengeluaran zat-zat sisa dari tubuh.


Empedu

Empedu diproduksi oleh sel-sel hati dan disimpan di dalam kantong empedu sebelum akhirnya dikeluarkan kedalam usus. 


Empedu berperan penting dalam proses pencernaan dan pengeluaran limbah, terutama dalam proses pencernaan lemak.


Duktus hepatikus

Duktus hepatikus adalah saluran yang menghubungkan kantung empedu dengan usus. Duktus ini berfungsi dalam proses pengeluaran empedu dari hati ke usus.


Sistem Ekskresi Kulit

Sistem ekskresi kulit adalah bagian dari sistem ekskresi manusia yang bertanggung jawab dalam mengeluarkan zat-zat sisa dari tubuh melalui keringat. 


Kulit merupakan organ terluar tubuh manusia yang terdiri dari beberapa lapisan, termasuk epidermis, dermis, dan lapisan hipodermis.


Fungsi utama sistem ekskresi kulit adalah mengeluarkan zat-zat sisa dan racun dari tubuh melalui proses pengeluaran keringat. Keringat mengandung air, elektrolit, urea, dan berbagai senyawa lainnya yang dihasilkan dari proses metabolisme tubuh. 


Pengeluaran keringat melalui kulit membantu menjaga suhu tubuh agar tetap stabil, mengatur keseimbangan elektrolit dalam tubuh, dan mengeluarkan zat-zat beracun yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.


Selain itu, kulit juga berperan dalam proses detoksifikasi dengan membantu menghilangkan zat-zat beracun yang dapat diserap oleh tubuh melalui lingkungan. 


Misalnya, kulit dapat mengeluarkan zat-zat beracun seperti logam berat dan bahan kimia yang diserap melalui kulit selama beraktivitas di lingkungan yang terpapar polusi.


Sistem Ekskresi Ginjal

Sistem ekskresi ginjal adalah salah satu sistem ekskresi penting pada manusia yang berperan dalam mengeluarkan zat-zat sisa dari tubuh dan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. 


Ginjal merupakan organ berbentuk seperti kacang yang terletak di kedua sisi tulang belakang bagian bawah.


Fungsi utama sistem ekskresi ginjal adalah untuk memproses darah dan mengeluarkan sisa metabolisme tubuh, seperti urea, kreatinin, asam urat, dan berbagai senyawa lainnya. 


Proses ini melibatkan beberapa tahap, yaitu filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi. Tahapan tersebut memungkinkan ginjal untuk menyaring darah, menghilangkan zat-zat sisa, dan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang penting bagi kesehatan tubuh manusia.



Proses Pembentukan Urine

Berikut ini ada beberapa proses pembentukan urine primer dan sekunder:


Proses Pembentukan Urine Primer

  1. Filtrasi glomerulus terjadi di ginjal, di mana darah disaring dan zat-zat limbah, air, elektrolit, dan nutrisi berlebihan dipisahkan dari darah.
  2. Reabsorpsi di tubulus ginjal terjadi, di mana sebagian besar air, nutrisi, dan elektrolit yang masih dibutuhkan oleh tubuh diserap kembali ke dalam peredaran darah.
  3. Sekresi terjadi, di mana zat-zat limbah yang belum terfilter sebelumnya, seperti obat-obatan dan zat beracun, disekresikan ke dalam filtrat.
  4. Hasil dari langkah-langkah tersebut adalah urine primer, yang mengandung zat-zat limbah, air, elektrolit, dan nutrisi yang masih diperlukan oleh tubuh.


Proses Pembentukan Urine Sekunder

  1. Urine primer yang terbentuk masuk ke tubulus ginjal.
  2. Di dalam tubulus ginjal, terjadi penyerapan kembali (reabsorpsi) lebih lanjut dari air, nutrisi, dan elektrolit yang masih dibutuhkan oleh tubuh.
  3. Proses sekresi berlanjut, dengan zat-zat limbah tambahan disekresikan ke dalam urine sekunder.
  4. Selama perjalanan melalui tubulus ginjal, terjadi penyerapan kembali dan pengeluaran zat-zat limbah, serta pembentukan konsentrat urine.
  5. Urine sekunder yang terbentuk dikumpulkan di kantong kemih sebelum dikeluarkan dari tubuh melalui saluran kemih saat buang air kecil.


Perbedaan antara proses pembentukan urine primer dan sekunder terletak pada tahapan reabsorpsi yang lebih lanjut yang terjadi dalam pembentukan urine sekunder. Di sini, lebih banyak air, nutrisi, dan elektrolit diserap kembali ke dalam peredaran darah, sementara zat-zat limbah tambahan disekresikan ke dalam urine. Proses ini membantu mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit yang tepat dalam tubuh.


Gangguan Sistem Ekskresi Manusia

Sseperti halnya sistem tubuh lainnya, sistem ekskresi juga rentan mengalami gangguan yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Beberapa gangguan pada sistem ekskresi manusia meliputi:


Infeksi saluran kemih

Infeksi saluran kemih (ISK) adalah gangguan yang disebabkan oleh adanya bakteri atau virus yang masuk ke dalam saluran kemih. ISK dapat terjadi pada organ-organ sistem ekskresi manusia seperti ginjal, kandung kemih, dan uretra. 


Gejala yang biasanya timbul meliputi nyeri saat buang air kecil, rasa tidak nyaman pada area panggul, dan frekuensi buang air kecil yang meningkat. Jika tidak ditangani dengan baik, ISK dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal.


Batu ginjal

Batu Ginjal adalah kristal mineral keras yang terbentuk di dalam ginjal dan dapat menyebabkan penyumbatan saluran kemih. Penyebab utama terbentuknya batu ginjal adalah ketidakseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh serta kebiasaan makan yang tidak sehat. 


Gejala yang biasanya timbul meliputi nyeri hebat pada area pinggang, mual, muntah, dan sulit buang air kecil. Jika tidak diobati, batu ginjal dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal.


Ginjal polikistik

Ginjal polikistik adalah kondisi keturunan yang menyebabkan pembentukan kista-kista pada ginjal. Kista-kista tersebut dapat mengganggu fungsi ginjal dan menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh. 


Gejala yang biasanya timbul adalah nyeri pada area pinggang, darah dalam urin, dan hipertensi. Jika tidak diobati, ginjal polikistik dapat menyebabkan kerusakan pada ginjal dan memperburuk kondisi kesehatan.


Glomerulonefritis

Glomerulonefritis adalah kondisi di mana terjadi peradangan pada glomerulus, yaitu jaringan pembuluh darah kapiler di dalam ginjal. Kondisi ini dapat menyebabkan kerusakan pada glomerulus dan mempengaruhi fungsi ginjal. 


Gejala yang biasanya timbul adalah penurunan volume urin, kelelahan, mual, dan muntah. Jika tidak ditangani dengan baik, glomerulonefritis dapat menyebabkan gagal ginjal.


Gagal ginjal

Gagal ginjal adalah kondisi di mana ginjal kehilangan kemampuan untuk membuang zat-zat sisa metabolisme dan menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit diabetes, hipertensi, obesitas, dan penggunaan obat-obatan tertentu. 


Gejala yang biasanya timbul meliputi penurunan volume urin, kelelahan, mual, muntah, gatal-gatal pada kulit, dan penumpukan cairan dalam tubuh. 


Gagal ginjal dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu gagal ginjal akut dan gagal ginjal kronis. Gagal ginjal akut terjadi dengan cepat dan tiba-tiba, sedangkan gagal ginjal kronis terjadi secara bertahap dan biasanya memerlukan perawatan jangka panjang.


Teknologi Sistem Ekskresi Manusia

Teknologi saat ini telah membantu dalam pengembangan berbagai metode pengobatan dan penanganan gangguan pada sistem ekskresi manusia. Beberapa contoh teknologi yang digunakan dalam bidang ini adalah:


Terapi Cuci Darah

Teknologi ini digunakan untuk membersihkan darah dari zat-zat beracun dan limbah metabolik yang terakumulasi pada pasien dengan gagal ginjal. Terapi cuci darah dapat dilakukan dengan menggunakan mesin khusus yang menyaring darah melalui membran semipermeabel. 


Proses ini membantu mengembalikan keseimbangan kimiawi dalam tubuh dan meningkatkan kesehatan pasien.


Transplantasi Ginjal

Teknologi ini digunakan untuk menggantikan ginjal yang rusak atau tidak berfungsi dengan ginjal yang sehat dari donor yang cocok. 


Proses transplantasi ginjal melibatkan berbagai teknologi seperti tes darah dan jaringan untuk memastikan kesesuaian donor dan penerima, serta teknologi bedah untuk melakukan prosedur transplantasi.


Obat-obatan

Teknologi juga digunakan dalam pengembangan obat-obatan untuk mengatasi gangguan pada sistem ekskresi manusia seperti infeksi saluran kemih, batu ginjal, dan gagal ginjal. 


Obat-obatan ini dirancang untuk memperbaiki fungsi ginjal, mengurangi gejala, dan mencegah komplikasi yang mungkin terjadi.


Baca juga: Sistem Saraf Manusia: Struktur, Jenis, dan Gangguannya

____________________________


Gimana, udah paham kan mengenai Sistem Ekskresi Manusia, Sobat Pijar? Semoga artikel ini bermanfaat, ya!


Jika ingin belajar materi ini lebih lanjut, kamu bisa banget belajar menggunakan Pijar Belajar, lho! Aplikasi belajar yang bisa kamu gunakan di mana saja dan kapan saja! Di dalamnya sudah ada banyak konten pelajaran mulai dari Biologi, Matematika, Fisika, hingga Kimia! Wah, lengkap ya?


Tunggu apa lagi? Unduh aplikasi Pijar Belajar sekarang juga!

Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved