pijarbelajar

Biologi

Sistem Saraf Manusia: Struktur, Jenis, dan Gangguannya

Superadmin

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Sistem Saraf Manusia: Struktur, Jenis, dan Gangguannya image

Sobat Pijar, Kamu tau gak kalau sistem saraf manusia itu bisa mengontrol gerakan tubuh, merespons rangsangan dari lingkungan sekitar, dan bahkan merasakan sensasi seperti rasa sakit dan perasaan senang? 


Semua yang terjadi dalam tubuh kita pasti ada kaitannya dengan sistem saraf, lho. Untuk itu, yuk, belajar bersama tentang sistem saraf manusia di artikel kali ini!


Baca juga: Sistem Pencernaan Manusia: Fungsi, Organ, dan Gangguannya


Struktur Sistem Saraf

Sistem saraf manusia dapat bekerja karena adanya arus listrik yang disimpan di dalam neuron atau sel saraf. Sinyal listrik ini dihasilkan melalui proses yang kompleks yang terjadi di dalam sel saraf.


Sistem saraf manusia terdiri dari berbagai struktur dan salah satu struktur penting dalam sistem saraf adalah neuron atau sel saraf. Ada tiga jenis neuron yang berbeda yaitu neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron asosiasi.


Neuron Sensorik

Neuron sensorik adalah jenis sel saraf yang terdapat pada sistem saraf manusia dan berperan penting dalam pengiriman informasi sensorik dari lingkungan atau organ tubuh ke otak dan sistem saraf pusat lainnya. 


Neuron sensorik ini juga dikenal sebagai aferen atau neuron masuk karena informasi yang diterima masuk ke dalam sistem saraf.


Neuron sensorik memiliki struktur yang terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson. Badan sel merupakan inti dari sel saraf yang mengandung DNA dan mengendalikan aktivitas sel saraf. 


Dendrit merupakan cabang pendek yang menjulur dari badan sel dan berfungsi untuk menerima sinyal atau impuls dari neuron lain atau dari reseptor di permukaan organ tubuh. 


Akson merupakan serabut panjang yang berfungsi untuk mengirimkan sinyal atau impuls dari badan sel ke neuron lain atau ke sel-sel efektor seperti otot atau kelenjar.


Ketika reseptor di organ tubuh menerima rangsangan, seperti suhu, tekanan, atau rasa sakit, maka dendrit pada neuron sensorik akan merespons rangsangan tersebut dan menghasilkan sinyal listrik yang diteruskan ke badan sel. 


Setelah itu, badan sel akan mengolah sinyal tersebut dan mengirimkannya ke akson untuk diteruskan ke neuron lain atau ke sistem saraf pusat.


Neuron sensorik juga memiliki jenis-jenis yang berbeda, tergantung dari reseptor yang diterima. Ada beberapa jenis neuron sensorik seperti neuron sensorik untuk penglihatan, pendengaran, penciuman, dan rasa. Ketika neuron sensorik menerima sinyal atau rangsangan yang sama, maka akan menimbulkan respon yang sama juga pada sistem saraf.


Neuron Motorik

Neuron motorik, juga dikenal sebagai neuron efektor, adalah jenis neuron dalam sistem saraf yang mengirimkan sinyal dari sistem saraf pusat ke otot atau kelenjar untuk menghasilkan respons atau tindakan yang sesuai.


Neuron motorik terdiri dari tiga bagian utama yaitu dendrit, soma atau badan sel, dan akson. Dendrit merupakan cabang neuron yang berfungsi untuk menerima impuls saraf dari neuron lain atau dari lingkungan sekitar. 


Soma atau badan sel adalah bagian neuron yang mengandung inti sel dan organel-organel sel lainnya yang berperan dalam menjaga kehidupan neuron. Sedangkan akson adalah cabang panjang yang mengirimkan impuls saraf dari neuron motorik ke otot atau kelenjar.


Saat neuron motorik mengirimkan sinyal ke otot, impuls saraf akan melepaskan neurotransmitter asetilkolin yang akan berinteraksi dengan reseptor asetilkolin pada otot, sehingga menyebabkan kontraksi otot. 


Kontraksi otot ini merupakan respons dari neuron motorik terhadap rangsangan dari lingkungan sekitar atau dari sistem saraf pusat.


Neuron motorik memiliki peran yang sangat penting dalam mengontrol gerakan tubuh dan keseimbangan tubuh. Tanpa neuron motorik, tubuh tidak dapat bergerak secara normal dan fungsi tubuh lainnya seperti kelenjar tidak dapat berfungsi dengan baik. 


Neuron Asosiasi

Neuron asosiasi adalah jenis neuron yang berada di antara neuron sensorik dan neuron motorik dalam sistem saraf. Neuron ini berfungsi untuk memproses informasi dari neuron sensorik dan mengirimkan sinyal ke neuron motorik, atau ke neuron asosiasi lainnya.


Neuron asosiasi memiliki struktur yang mirip dengan jenis neuron lainnya, yaitu terdiri dari dendrit, soma atau badan sel, dan akson. Namun, neuron asosiasi memiliki dendrit yang lebih banyak dan kompleks, sehingga memungkinkan neuron ini untuk menerima impuls dari banyak sumber.


Neuron asosiasi berperan dalam pengambilan keputusan, pemrosesan informasi, dan mengendalikan gerakan kompleks pada tubuh. Neuron asosiasi juga terlibat dalam proses belajar dan memori, sehingga sangat penting dalam memahami cara kerja otak manusia.


Selain itu, neuron asosiasi juga dapat terlibat dalam pengaturan emosi dan perilaku manusia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan pada neuron asosiasi dapat menyebabkan berbagai gangguan mental, seperti depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar.


Dalam sistem saraf manusia, neuron asosiasi memainkan peran penting dalam membantu tubuh beradaptasi dengan lingkungan sekitar dan menjaga keseimbangan tubuh. 


Jenis Sistem Saraf

Sistem saraf manusia terdiri dari dua jenis utama, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.


Sistem Saraf Pusat

Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang, yang berfungsi sebagai pusat pengendali seluruh aktivitas tubuh. Otak terdiri dari berbagai bagian atau lobus, masing-masing dengan fungsi yang berbeda-beda, seperti mengatur gerakan, penglihatan, pendengaran, bicara, dan memori.


Sumsum tulang belakang adalah saluran yang menghubungkan otak dengan sistem saraf tepi dan berfungsi untuk menghantarkan sinyal-sinyal saraf ke seluruh tubuh.


Sistem saraf pusat juga terdiri dari sel-sel saraf seperti neuron sensorik, neuron motorik, dan neuron asosiasi. Sel-sel saraf ini berperan dalam mengirimkan sinyal-sinyal saraf di dalam tubuh.


Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf perifer atau tepi adalah bagian dari sistem saraf yang terletak di luar sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) dan terdiri dari saraf-saraf yang terhubung ke organ-organ dan jaringan di seluruh tubuh. Struktur sistem saraf perifer terdiri dari dua bagian, yaitu sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom.


Sistem Saraf Somatik

Sistem saraf somatik mengontrol gerakan sukarela pada tubuh, seperti gerakan tangan dan kaki. Sistem saraf somatik terdiri dari neuron sensorik dan neuron motorik.


Neuron sensorik mengirimkan informasi sensorik dari kulit, otot, dan organ-organ tubuh lainnya ke sistem saraf pusat. Sedangkan neuron motorik mengirimkan sinyal dari sistem saraf pusat ke otot, sehingga memungkinkan gerakan tubuh.


Sistem Saraf Otonom

Sistem saraf otonom adalah salah satu bagian dari sistem saraf yang mengontrol fungsi-fungsi tubuh yang tidak disadari seperti detak jantung, pernapasan, pencernaan, dan sebagainya. Struktur sistem saraf otonom terdiri dari dua bagian, yaitu sistem saraf simpatis dan sistem saraf parasimpatis.


Sistem saraf simpatis berperan dalam mempersiapkan tubuh untuk merespons stres dan bahaya, sehingga memungkinkan tubuh untuk bereaksi secara cepat dan efektif. 


Sedangkan sistem saraf parasimpatis berperan dalam mengembalikan tubuh ke keadaan normal setelah tubuh mengalami stres atau bahaya.


Kedua jenis sistem saraf ini bekerja sama untuk mengontrol seluruh aktivitas tubuh, baik yang disadari maupun tidak disadari. 


Ingin coba belajar Biologi di Pijar Belajar? Klik banner di bawah ini untuk akses konten gratisnya yuk, Sobat Pijar!



Gangguan Pada Sistem Saraf

Gangguan Pada Sistem Saraf Tepi

Beberapa penyakit pada sistem saraf tepi antara lain:


1. Neuropati perifer

 Kerusakan pada saraf tepi yang menghubungkan otak dan sumsum tulang belakang dengan organ tubuh. Neuropati perifer dapat disebabkan oleh diabetes, infeksi, dan penyakit autoimun.


2. Sindrom Guillain-Barre 

Penyakit autoimun yang menyebabkan kerusakan pada selaput mielin saraf tepi, yang dapat menyebabkan kelemahan otot, kesulitan bergerak, dan gangguan pada sistem pernapasan.


3. Neuropati otonom

Gangguan pada saraf otonom yang mengontrol organ dalam tubuh, seperti sistem pencernaan, kardiovaskular, dan sistem saraf simpatis.


4. Sindrom piriformis

Gangguan pada saraf sciatic yang dapat menyebabkan rasa sakit pada panggul, pinggul, dan paha.



5. Neuropati medianus

Gangguan pada saraf medianus yang mengontrol gerakan dan sensasi pada tangan dan jari. Neuropati medianus dapat menyebabkan sindrom tunnel karpal.


Gangguan Pada Sistem Saraf Pusat

Berikut ini adalah penjelasan mengenai beberapa gangguan pada sistem saraf atau penyakit sistem saraf pusat :


1. Epilepsi

Epilepsi adalah gangguan sistem saraf yang ditandai dengan serangan epilepsi yang terjadi akibat aktivitas listrik yang abnormal pada otak. Serangan epilepsi dapat menyebabkan tiba-tiba kehilangan kesadaran, gerakan tubuh yang tidak terkendali, dan perubahan perilaku. 


2. Meningitis

Meningitis adalah infeksi pada membran yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang. Infeksi ini dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, demam, kejang-kejang, dan kesulitan bergerak. Penanganan meningitis meliputi pemberian antibiotik dan obat-obatan untuk mengurangi gejala.


3. Alzheimer 

Alzheimer adalah jenis demensia yang mempengaruhi fungsi kognitif dan perilaku. Penderita Alzheimer mengalami penurunan kemampuan memori, berpikir, dan berbicara. Penanganan Alzheimer meliputi terapi obat-obatan dan terapi perilaku.


4. Parkinson 

Parkinson adalah gangguan sistem saraf yang mempengaruhi gerakan tubuh dan koordinasi. Penderita Parkinson mengalami tremor, kaku otot, dan lambatnya gerakan tubuh. Penanganan Parkinson meliputi penggunaan obat-obatan dan terapi fisik.


5. Stroke

Stroke adalah gangguan sistem saraf yang terjadi akibat terganggunya pasokan darah ke otak. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada sel-sel saraf di otak dan berdampak pada kemampuan gerak, bicara, dan kognitif. Penanganan stroke meliputi pengobatan akut di rumah sakit dan rehabilitasi.


Setiap kelainan pada sistem saraf memiliki gejala dan penanganan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengenali gejala-gejala gangguan sistem saraf dan segera berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang tepat.


Baca juga: Pertumbuhan dan Perkembangan Manusia - Faktor dan Tahapannya

_______________________________________


Nah, itulah penjelasan tentang sistem saraf manusia, Sobat Pijar. Sekarang kamu tahu kan pentingnya sistem saraf untuk menjalankan berbagai aktivitas tubuh kita? Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan otak dan sistem sarafmu dengan pola hidup sehat dan olahraga teratur ya!


Tertarik belajar materi sistem saraf secara lengkap? Belajar di Pijar Belajar, yuk! Kamu bisa mengakses ratusan hingga ribuan materi pelajaran berdasarkan jenjang pendidikanmu, lho! Mulai dari Biologi, Kimia, Matematika, Fisika, hingga Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Paket lengkap banget, kan?


Tunggu apa lagi? Yuk, unduh Pijar Belajar sekarang juga!

Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved