pijarbelajar

Sejarah

Sejarah Kerajaan Kutai: Letak, Masa Kejayaan, Peninggalan dan Runtuhnya Kerajaan

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Sejarah Kerajaan Kutai: Letak, Masa Kejayaan, Peninggalan dan Runtuhnya Kerajaan image

Isi Artikel

Berdiri sejak tahun 400 masehi, Kerajaan Kutai Martadipura menjadi kerajaan Hindu pertama yang ada di Nusantara. Sejarah Kerajaan Kutai tak lepas dari pengaruh kebudayaan India, terutama ketika Kebudayaan Hindu menyebar ke penjuru negeri.

Sudah banyak sekali bukti peninggalan yang membenarkan tentang adanya sejarah tersebut. Lalu, apa peninggalan Kerajaan Kutai? Bagaimana sejarah berdirinya Kerajaan Kutai? Yuk, langsung aja simak informasinya selengkapnya di bawah ini, Sobat Pijar!


Baca: Kerajaan Hindu: Awal Mula dan Kerajaan-Kerajaan Hindu di Indonesia


Letak Kerajaan Kutai

Kutai Martadipura merupakan salah satu kerajaan Hindu pertama yang ada di tanah air. Keberadaannya diperkirakan sudah ada sejak tahun 400 Masehi atau pada abad ke 4 Masehi. Kerajaan Kutai terletak di Kalimantan Timur, lebih tepatnya sekitar Sungai Muara Kaman.


Pada awalnya, Kerajaan Kutai hanyalah kelompok masyarakat yang pada akhirnya membentuk sebuah suku. Namun ketika Kebudayaan Hindu memasuki tanah air, sistem pemerintahannya mulai mengalami perubahan.


Terbukti dengan adanya Prasasti Yupa yang menjelaskan tentang pengaruh India ketika masuk ke kelompok masyarakat kutai. Prasasti tersebut juga menyebutkan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai masih belum menganut agama Hindu.


Masa Kejayaan Kerajaan Kutai

Memang sudah banyak bukti peninggalan berupa prasasti Yupa yang menunjukkan sejarah Kerajaan Kutai. Prasasti ini menjelaskan tentang kehidupan ekonomi, politik, dan sosial budaya yang terjadi pada masa itu. 


Pendiri Kerajaan Kutai

Sebagai kerajaan Hindu pertama, Kutai Martadipura menjadi cikal bakal lahirnya kerajaan Hindu lainnya di Nusantara. Raja pertama di Kerajaan Kutai sekaligus pendirinya adalah Maharaja Kudungga yang memiliki gelar Anumerta Dewawarman. 


Nama Maharaja Kudungga menunjukkan Kebudayaan Nusantara yang masih belum dipengaruhi oleh budaya lain. Sementara itu, raja selanjutnya seperti Aswawarman dan Mulawarman sudah mulai terpengaruh kebudayaan Hindu dari India. 


Istilah “Warman” pada akhiran nama raja Kerajaan Kutai ini sangat kental dengan Bahasa Sansekerta. Bahasa Sansekerta ini sudah menjadi bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat India Selatan. 


Kondisi Ekonomi Kerajaan Kutai

Dilihat dari prasasti Yupa, Kerajaan Kutai mencapai puncak kejayaan pada masa Raja Mulawarman. Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang menjadi penerus pemegang pemerintahan. Beliau dikenal sebagai raja yang bijaksana dan sangat dekat dengan rakyatnya.


Salah satu aspek yang menunjukkan kejayaan dari kerajaan Hindu ini adalah kehidupan ekonominya. Kerajaan Kutai terletak di tepi sungai Mahakam membuat rakyat Kutai memiliki pencaharian di bidang pertanian. Sumber air tersebut membantu bercocok tanam untuk menghasilkan berbagai tanaman pangan.


Selain bertani, banyak pula yang berternak sapi sehingga kondisi ekonomi semakin stabil. Bahkan, lokasinya yang ada di jalur perdagangan India dan China juga memungkinkan untuk berdagang. Jalur perdagangan internasional ini melalui Selat Makassar, kemudian Filipina dan akhirnya sampai di China.


Kondisi Politik Kerajaan Kutai

Kehidupan politik dari kerajaan ini menganut sistem monarki, dimana masa pemerintahannya dipimpin oleh raja secara turun-turun temurun. Silsilah raja-raja Kerajaan Kutai ternyata hanya terdiri dari 4 generasi. Sejarah Kerajaan Kutai menyebutkan bahwa raja yang memimpin pertama kali adalah Raja Kudungga.


Putranya bernama Aswawarman yang selama masa pemerintahannya mulai menerima pengaruh Hindu. Selain itu, Aswawarman disebut sebagai wangsakarta dari Kerajaan Kutai karena membentuk keluarga atau dinasti Hindu.


Aswawarman memiliki 3 orang anak, namun yang menjadi penerus tahta kerajaan adalah Mulawarman. Namanya begitu terkenal sebagai raja terbesar dan terkenal yang pernah memimpin Kerajaan Kutai. Ini karena keberhasilannya memperluas wilayah kekuasaan hingga seluruh Kalimantan Timur.


Apalagi, Mulawarman juga berhasil membuat rakyatnya mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Namun semua tidak tidak berlangsung sama, sebab pada kepemimpinan raja selanjutnya sangat buruk. Akhirnya mengalami keruntuhan pada pemerintahan raja terakhir di Kerajaan Kutai yakni Dhamar Setia.


Kondisi Sosial Budaya Kerajaan Kutai

Rakyat Kutai memang menerima unsur budaya yang berasal dari negara luar, yaitu India. Meskipun begitu, mereka masih menjaga dan melestarikan keanekaragaman budaya yang dimiliki. Contoh peninggalan Kerajaan Kutai adalah prasasti Yupa yang menunjukkan kebudayaan Indonesia pada zaman Megalitikum.


Kehidupan budaya Kerajaan Kutai sudah semakin maju dengan adanya upacara penghinduan Vratyastoma. Upacara keagamaan ini dipimpin oleh seorang pendeta Brahmana yang merupakan orang lokal.


Hal ini berarti bahwa pada waktu itu sudah ada kaum Brahmana di tanah air yang mempunyai kemampuan intelektual tinggi. Khususnya berhasil menguasai Bahasa Sansekerta yang keberadaannya sudah cukup penting.


Peninggalan Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai memiliki peninggalan bersejarah yang memakai Bahasa Sansekerta atau Aksara Pallawa, yaitu:

Prasasti Kerajaan Kutai

Bukti sumber sejarah tentang Kerajaan Kutai adalah 7 prasasti yang disebut dengan prasasti Yupa. Penemuan Yupa bukan hanya membuktikan sejarah Kerajaan Kutai, tetapi berakhirnya zaman prasejarah karena masyarakat mengenal tulisan.


Sementara itu, aksara yang digunakan pada prasasti dari Kerajaan Kutai adalah Pallawa dalam Bahasa Sansekerta. Prasasti kuno ini dibuat oleh kaum Brahmana dengan tujuan mengenang Raja Mulawarman selama memimpin.


Kura-Kura Emas Kerajaan Kutai

Peninggalan sejarah Kerajaan Kutai kura-kura emas sekarang ini sudah disimpan dalam Museum Mulawarman. Patung ini pertama kali ditemukan di sekitar Long Lalang, atau hulu Sungai Mahakam. Ukuran patung berwarna emas ini lumayan besar karena mencapai hampir setengah kepalan tangan. 


Kura-Kura emas hanyalah persembahan yang diberikan oleh Kerajaan Cina untuk putri Kerajaan Kutai, yaitu Aji Bidara Putih. Tampilannya sangat unik dan menjadi bukti bahwa sang pangeran serius untuk melamar putri kerajaan.


Pedang Sultan Kutai

Peninggalan bersejarah dari Kerajaan Kutai selanjutnya yaitu Pedang Sultan Kutai. Sejarah singkat Pedang Sultan Kutai dimulai dengan keberadaanya yang dibuat pada abad ke 13. Pedang ini dibuat dari bahan dasar emas dan batu mulia yang membuat tampilannya semakin menarik. 


Bagian ganggangnya memiliki ukiran harimau yang sudah dihias dengan aneka jenis batu mulia khas Kalimantan. Makna pedang Sultan Kutai adalah lambang kejayaan dan kekuasaan dari Kerajaan Kutai. Meski begitu, untuk tahun ditemukannya Pedang Sultan Kutai masih belum diketahui pasti.


Kalung Ciwa Kerajaan Kutai

Kalung Ciwa Kerajaan Kutai juga dibuat dari bahan dasar emas dan ditemukan di area Danau Lipan. Bahan dasar emas ini membuat gambar Kalung Ciwa Kerajaan Kutai terlihat unik dan menarik. Tak heran, kaling ini dijadikan perhiasan kerajaan dan acara tertentu seperti penobatan Sultan Kutai Kartanegara yang baru.


Runtuhnya Kerajaan Kutai

Keruntuhan Kerajaan Kutai mulai terjadi setelah berakhirnya masa pemerintahan raja terakhirnya, yaitu Maharaja Dharma Setia. Salah satu penyebab runtuhnya Kerajaan Kutai yaitu karena kondisi kepemimpinan yang semakin tidak stabil. 


Apalagi terjadi konflik internal akibat pergantian pemimpin yang terlalu cepat sehingga penerusnya kewalahan. Selain itu, terjadi juga perebutan kekuasaan antara Kutai Martadipura dan Kutai Kartanegara yang menganut agama Islam. 


Maharaja Dharma Setia pada waktu ini perang melawan raja Kutai Kartanegara yang ke 13, yakni Aji Pangeran Anum Panji Mendapa. Inilah yang juga menjadi faktor penyebab keruntuhan Kerajaan Kutai karena Anum Panji berhasil mengambil alih Kutai Martapura.


Baca juga: Peninggalan Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia

__________________________________


Sejarah Kerajaan Kutai tak lepas dari pengaruh Kebudayaan India, ketika Hindu masuk ke Nusantara. Keberadaannya sudah tercatat dalam 7 prasasti Yupa yang bentuknya menyerupai tiang batu. Prasasti Yupa dengan huruf Pallawa ini menjadi saksi bisu mengenai perjalanan kerajaan Kutai di jamannya.


Wah, seru juga ya belajar sejarah Kerajaan Kutai, Sobat Pijar? Masih ingin cari tahu lebih lanjut mengenai kerajaan-kerajaan hindu yang ada di Indonesia? Yuk, mulai belajar di Pijar Belajar! Kamu bisa mengakses ratusan bahkan ribuan materi pelajaran dalam bentuk video materi, rangkuman, hingga mini quiz dan latihan soal.


Tunggu apa lagi? Yuk, segera unduh Pijar Belajar di sini!


Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved