pijarbelajar

Sejarah

Peninggalan Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Peninggalan Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia image

Berlibur ke Candi Borobudur tentu sangat menyenangkan, ya. Kamu bisa melihat arsitektur bangunan yang unik sekaligus magis lengkap dengan keindahan pemandangan alam di sekitarnya. Tapi, tahukah kamu kalau ternyata Candi Borobudur merupakan peninggalan kerajaan Hindu Buddha, lho


Kebudayaan Hindu Buddha sendiri sudah masuk ke Indonesia sejak lama. Nah, kebudayaan ini sendiri ternyata dibawa oleh para pendatang dari India yang masuk lewat jalur perdagangan laut. Beberapa kebudayaan yang dibawa pun cukup beragam, Sobat Pijar, mulai dari agama dan kepercayaan, pemerintahan, bahkan hingga bangunan dan kesenian. 


Jejak-jejak kebudayaan tersebut pun bisa kamu lihat hingga saat ini, lho. Walau tak semua, masih banyak peninggalan kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang tersisa. Berikut beberapa peninggalan kerajaan Hindu Buddha di Indonesia yang masih ada sampai sekarang. 


Baca juga: Kerajaan Hindu: Awal Mula dan Kerajaan-Kerajaan Hindu di Indonesia


Peninggalan Kerajaan Hindu Buddha

Terjadinya akulturasi budaya antara budaya Hindu Buddha dari India dengan kebudayaan asli nusantara menghasilkan jejak peninggalan kerajaan Hindu Buddha yang sangat unik. Kita bisa melihatnya dari seni bangunan, seni sastra, seni rupa dan lainnya.


1. Seni Bangunan

Seni bangunan adalah salah satu jejak peninggalan kerajaan Hindu Buddha yang sangat populer hingga saat ini. Salah satunya adalah bangunan candi. Candi merupakan bangunan keagamaan tempat penganut agama Hindu dan Buddha beribadah. Makanya, nggak heran jika candi banyak didirikan pada masa kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia. 


Akan tetapi, meskipun bangunan candi di Indonesia bercorak agama Hindu dan Buddha, bentuk bangunan candi di tanah air berbeda dengan candi di tanah asalnya, lho. Bangunan candi di Indonesia memiliki punden berundak yang merupakan ciri khas bangunan asli nusantara. 


Punden berundak dulunya digunakan sebagai tempat pemujaan roh leluhur mengingat Indonesia dulunya menganut paham animisme. Namun setelah kedatangan Hindu Buddha, punden berundak yang ada di pura candi menjadi bentuk akulturasi bangunan Indonesia asli. 


Bangunan candi umumnya berukuran megah dan besar serta dilengkapi dengan stupa yang merupakan unsur asli dari India.. Kemudian, terdapat patung yang melambangkan Buddha ataupun dewa. 


Salah satu peninggalan kerajaan Hindu Buddha berupa candi yang memiliki punden berundak adalah Candi Borobudur. Pada Candi Borobudur, punden berundak berbentuk kubah separuh bola yang memiliki payung di atas dan sebuah lapik.


Nah, salah satu peninggalan kerajaan Hindu Buddha yang masih apik hingga saat ini adalah peninggalan Kerajaan Majapahit. Beberapa di antaranya seperti Candi Tikus, Candi Bajang Ratu, Candi Sukuh dan Candi Penataran. Candi-candi tersebut tersebar di daerah Jawa Tengah hingga Jawa Timur.


2. Seni Ukir

Bentuk peninggalan kerajaan Hindu Buddha berikutnya adalah seni rupa dan seni ukir yang bisa kita lihat pada relief-relief bangunan candi. Seni ukir berupa relief tersebut dipahat pada beberapa sudut bagian dinding candi. 


Contohnya adalah relief pada pagar langkan Candi Borobudur. Pengunjung bisa melihat adanya ukiran relief yang menceritakan riwayat Sang Buddha. Sementara di sekeliling Sang Buddha terpatri pemandangan alam berupa alam Indonesia serta bangunan rumah panggung hingga burung merpati. 


Kemudian, ada juga relief kala makara yang memiliki dasar motif tumbuhan dan binatang. Binatang yang diukir adalah binatang yang dianggap suci di dalam kebudayaan nusantara dulunya.


3. Seni Sastra dan Aksara

Bentuk peninggalan kerajaan Hindu Buddha di Indonesia selanjutnya berupa seni sastra dan aksara. Seni sastra yang berkembang pada masa Kerajaan Hindu Buddha berupa seni tembang atau puisi dan prosa. 


Jika dilihat dari seni sastra, peninggalan Hindu Buddha dapat dibagi menjadi 3 macam, yakni kitab hukum, tutur berupa pitutur kitab keagamaan dan wiracarita atau cerita kepahlawanan. Umumnya, penulisan karya sastra ini menggunakan huruf Pallawa.


Wiracarita bisa dibilang sebagai bentuk peninggalan seni sastra paling terkenal di tanah air hingga hari ini. Kisah di dalam kitab Mahabarata dan kitab Ramayana adalah bentuk wiracarita yang masih dikenal sampai sekarang. 


Pujangga asal tanah air juga tidak ketinggalan menggubah beberapa wiracarita karangan sendiri. Misalnya Mpu Sedah serta Mpu Panuluh yang mengarang kisah Baratayuda. Kitab peninggalan Hindu Budha Carangan juga merupakan hasil karangan pujangga tanah air. 


Seni pertunjukan wayang purwa atau wayang kulit adalah bentuk seni sastra yang sangat mendarah daging di daratan Jawa. Isi pertunjukan wayang kulit sarat nilai-nilai pendidikan dan moralitas. Beberapa tokoh pewayangan Indonesia yang tidak ada di India yaitu tokoh punakawan seperti Petruk, Gareng dan Semar.


Prasasti juga menjadi bentuk peninggalan kebudayaan Hindu Buddha yang menggabungkan unsur budaya asli nusantara dengan unsur India. Kamu bisa menemukan prasasti berhuruf Nagari (India) maupun prasasti yang menggunakan huruf Bali Kuno asli Indonesia.


Prasasti atau batu bertulis tidak hanya menjadi objek peninggalan kebudayaan Hindu Buddha di tanah air melainkan menjadi sumber informasi kerajaan Hindu Buddha. Umumnya prasasti ditulis menggunakan huruf Pallawa. 


Sementara bahasa yang digunakan meliputi bahasa Sansekerta, bahasa Melayu Kuno dan Jawa Kuno. Berikut daftar prasasti peninggalan Hindu Budha berbahasa Sansekerta:

  • Prasasti Ciaruteun, Pasir Awi, Kebon Kopi, Cidanghiang, Jambu, Tugu adalah peninggalan Kerajaan Tarumanegara
  • Prasasti Muarakaman peninggalan Kerajaan Kutai
  • Prasasti Canggal, Wanua Tengah III, Sangkhara, Sojomerto, Klurak, Kalasan, Mantyasih peninggalan Kerajaan Mataram Kuno
  • Prasasti Tuk Mas peninggalan Kerajaan Holing


4. Alat Musik Peninggalan Hindu-Buddha

Peninggalan kerajaan Hindu Buddha juga bisa dilihat dari keragaman karya seni musik yang digunakan di tanah air. Sebelum masuknya pengaruh Hindu Buddha, musik di tanah air dipakai sebagai sarana melaksanakan ritual masyarakat.


Pada masa sebelum masuknya Hindu Buddha, alat musik yang dipakai biasanya diambil dari alam, misalnya alat musik Kledi yang dibuat dari bahan bambu. 


Kemudian, seiring berkembangnya budaya Hindu Buddha, musik tidak hanya dipakai sebagai ritual namun juga kegiatan hiburan untuk menyambut tamu istana. Instrumen musik yang digunakan yang utama adalah gamelan, terutama di Pulau Jawa. 


Instrumen musik gamelan dibedakan ke dalam 5 kelompok yakni drum, balungan, pencon, pembinaan dan kelompok pelengkap. 


Selain alat musik asli lokal, ada beberapa alat musik yang juga didatangkan dari India seperti gendang yang terbuat dari tanah dengan kulit di salah satu sisinya. Kemudian ada juga harpa 10 dawai, sitar, sape1, alat tiup seperti hobo, lonceng dari bahan perunggu.


Meski begitu ada beberapa alat musik yang di kemudian hari tidak lagi digunakan. Pada masa Kerajaan Majapahit, musik digunakan sebagai musik istana.


5. Sistem Kepercayaan

Peninggalan kerajaan Hindu Buddha pun ada dalam wujud kepercayaan, lho. Pada zaman praaksara, masyarakat di tanah air menganut sistem kepercayaan animisme yang mempercayai keberadaan roh nenek moyang. Masa itu, rakyat mengenal simbol untuk menunjukkan makna filosofis.


Ketika ada seseorang yang meninggal dunia, maka di dalam kubur akan disertakan benda termasuk lukisan. Lukisan yang disertakan seperti orang yang sedang naik perahu sebagai simbol perjalanan roh dari alam dunia menuju alam baka. 


Pemahaman animisme mendorong masyarakat untuk memuja roh nenek moyang yang diyakini akan menjadi roh halus setelah mati. Kepercayaan Hindu Buddha yang berasal dari India tidak lantas membuat keyakinan akan roh halus punah. 


Untuk mengakomodasi keyakinan masyarakat akan roh halus, peninggalan kerajaan Hindu Buddha berupa candi-candi di Indonesia akan disertakan tempat khusus untuk meletakkan abu jenazah keluarga raja yang sudah meninggal. Tempat abu ini diletakkan di samping tempat pemujaan di candi. 


Tanda tempat meletakkan abu jenazah ini biasanya dibuat patung raja yang mirip seperti dewa yang diyakini dalam ajaran Hindu Buddha. 


Bangunan lingga serta yoni dipakai sebagai tempat pemujaan oleh pemeluk agama Hindu aliran Syiwaisme. Lingga dan yoni menjadi perlambang kesuburan dan kemakmuran dengan lingga menunjukkan laki-laki sementara yoni sebagai simbol perempuan.


6. Sistem Pemerintahan

Pengaruh budaya Hindu Buddha yang dibawa dari India ke tanah air juga dalam bentuk sistem pemerintahan. Sebelum masa kerajaan Hindu Buddha dikenal sistem pemerintahan sederhana di pedesaan atau daerah tertentu. 


Masyarakat pada saat itu mengangkat seorang pemimpin untuk daerah mereka yang terkadang disebut kepala suku. 


Beberapa faktor yang mendorong seseorang dipilih sebagai pemimpin adalah faktor usia (sudah sepuh), bijaksana, bisa membimbing masyarakat, berwawasan luas, memiliki kelebihan ekonomi, kesaktian atau kewibawaan. 


Ketika pengaruh budaya Hindu dan Buddha datang ke tanah air, maka sosok ketua suku maupun pemimpin desa ini diubah menjadi raja dengan desa tempat mereka memimpin sebagai kerajaan. Bukti peninggalan kerajaan Hindu Buddha di bidang pemerintahan bisa terlihat jelas di Kerajaan Kutai. 


Akulturasi budaya yang terjadi antara agama Hindu Buddha dengan budaya India di bidang pemerintahan adalah raja yang diangkat haruslah berwibawa dan memiliki kesaktian. Raja yang sakti dipandang seperti halnya dewa yang kemudian dipuja-puja rakyat.


__________________________________________________________________


Baca juga: 5 Kerajaan Buddha di Indonesia dan Sejarahnya


Peninggalan kerajaan Hindu Buddha di nusantara terbentuk berkat adanya akulturasi budaya yang terjadi antara adat istiadat asli tanah air dengan budaya dari India. Peninggalan ini berbentuk bangunan candi, karya sastra, sistem pemerintahan, alat musik dan sebagainya


Tentunya peninggalan itu didapatkan dengan melakukan penelitian sejarah dalam waktu yang cukup lama, ya. Sobat Pijar tertarik menjadi peneliti sejarah dan menemukan jejak-jejak sejarah dunia lainnya? Kalau iya, yuk mulai memperkaya ilmu tentang sejarah bareng Pijar Belajar!


Pijar Belajar merupakan aplikasi bimbel online yang menyediakan berbagai konten pembelajaran untuk materi-materi pelajaran SD, SMP, dan SMA. Nah, salah satunya adalah materi-materi sejarah Indonesia dan sejarah dunia! Semua itu bisa kamu pelajari melalui latihan soal dan rangkuman materi yang ada di Pijar Belajar.


Yuk, download Pijar Belajar atau klik banner di bawah ini untuk mulai belajar sekarang!


Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved