pijarbelajar

Sejarah

Revolusi Rusia - Latar Belakang, Pemikiran, Sejarah, dan Dampaknya

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Revolusi Rusia - Latar Belakang, Pemikiran, Sejarah, dan Dampaknya image

Sobat Pijar, tahukah kamu bahwa sebelum Indonesia merdeka, dunia ini mengalami berbagai macam revolusi yang meletus di berbagai negara. Latar belakang revolusi pada umumnya karena masyarakat menuntut adanya perubahan pemerintahan. Nah, salah satu revolusi besar yang pernah terjadi adalah Revolusi Rusia. 


Revolusi Rusia terjadi di tahun 1917 dan digerakkan oleh berbagai lapisan masyarakat mulai dari kaum Menshevik, Bolshevik dan kaum Kadet. Namun, pada akhirnya, revolusi ini digerakan oleh kaum Bolshevik hingga menandai dimulainya era komunis di negara satu ini.


Seperti apa kronologis lengkap Revolusi Rusia dan dampaknya? Coba simak penjelasannya di bawah ini, yuk! 


Baca juga: Mengenal Zaman Renaissance - Latar Belakang, Sejarah, Ciri, Hingga Dampaknya


Latar Belakang Revolusi Rusia

Revolusi Rusia adalah revolusi yang terjadi sebanyak dua kali atau dua fase. Revolusi yang pertama terjadi di tanggal 23 sampai 27 Februari 1917. Latar belakang terjadinya revolusi ini dikarenakan rakyat sudah muak dengan tindakan Tsar Nicholas II yang semena-mena dan kejam. 


Tsar Nicholas II merupakan pemimpin yang diktator dan tidak mau memberikan rakyatnya hak politik. Ia juga merupakan pemimpin yang menolak perubahan dan sangat reaksioner terhadap warga negaranya sendiri. Wah, mengerikan sekali, ya. 


Nggak cuma itu, Tsar Nicholas II juga melakukan nepotisme, lho. Tsar Nicholas tidak memilih pejabat berdasarkan kapasitas dan kemampuan mereka, melainkan hanya akan memilih orang yang disukai sebagai pejabat pemerintahan. 


Pada masa kepemimpinannya, Rusia juga mengalami kesenjangan sosial luar biasa. Krisis ekonomi serta kesenjangan sosial menjadi salah satu faktor utama yang menggerakkan masyarakat melakukan Revolusi Rusia pertama. Apalagi, saat itu masyarakat menyaksikan sendiri bagaimana gaya hidup kaum elite yang sama sekali tidak empati terhadap kondisi rakyat yang kelaparan.


Sebelumnya, Tsar Nicholas II menindak tegas setiap protes yang dilayangkan oleh masyarakat kalangan bawah Rusia di St. Petersburg. Hal ini memicu kaum proletar Bolshevik dan rakyat menengah bersatu melakukan revolusi untuk menurunkan Tsar Nicholas II.


Kaum Bolshevik sendiri merupakan sebutan untuk kelompok garis keras pecahan dari Partai Sosial Demokrat Rusia yang meyakini bahwa perubahan baru bisa diraih dengan mengangkat senjata. Nah, kelompok Bolshevik inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Partai Komunis Rusia.


Pemberontakan yang dilakukan kelompok Bolshevik pun berhasil menurunkan Tsar Nicholas II dari tahta. Akan tetapi, terjadi Revolusi Rusia kedua yang dilatarbelakangi oleh ketidakpuasan kelompok Bolshevik terhadap pemerintahan sementara Alexander Kerensky yang dinilai lambat menangani permasalahan Rusia. 


Sejarah Revolusi Rusia

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Revolusi Rusia tahun 1917 dilakukan oleh masyarakat golongan Bolshevik, yakni orang-orang yang tergabung di dalam partai Bolshevik baik anggota maupun pemimpinnya. Kaum Bolshevik ini adalah orang yang menganut paham sosialis radikal dan ingin menerapkan ideologi komunisme di Rusia.


Lalu, bagaimana, sih, sebenarnya kronologis Revolusi Rusia itu? Nah, Revolusi Rusia sendiri terjadi tahun 1917 dan terbagi kedalam dua fase, yaitu revolusi Februari 1917 dan revolusi Oktober 1917. Revolusi fase pertama bertujuan untuk menjatuhkan Tsar sementara fase kedua adalah revolusi untuk menerapkan komunisme.


Berikut kronologis lengkap Revolusi Rusia yang perlu kamu tahu. 


1) Revolusi Februari 1917

Peristiwa yang menandai dimulainya Revolusi Rusia adalah terjadinya demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh rakyat Rusia, kaum Kadet, kaum Bolshevik dan kaum Menshevik di Petrograd atau saat ini lebih dikenal sebagai Leningrad.


Demonstrasi ini merupakan fase pertama revolusi yang terjadi pada bulan Februari 1917. Salah satu hal yang dituntut dalam demonstrasi ini adalah tersedianya bahan makanan yang terjangkau. Untuk mendukung keberhasilan demonstrasi ini, para demonstran pun melakukan pemogokan besar, lho


Nah, untuk menghentikan protes ini, pemerintah pun menegaskan tentara untuk menembaki demonstran. Akan tetapi, tentara-tentara tersebut justru berbalik mendukung rakyat dan menembaki opsir-opsir tentara yang masih mendukung pemerintah pada saat ini. Hingga akhirnya, kaum Kadet pun berhasil mengambil alih kepemimpinan. 


Sayangnya, kaum Kadet yang berkuasa pada saat itu tidak berhasil melaksanakan perubahan yang diminta rakyat. Akhirnya, kaum kadet pun digulingkan oleh kaum Mensjewiki di bawah kepemimpinan Alexander Kerensky. 


Alexander Kerensky sendiri memiliki dua program utama, yakni memperbaiki kehormatan Rusia serta mengadakan kebijakan untuk mengubah aturan pemerintahan dalam negeri sebelumnya. Pada tahun 1917, bentuk Republik pun akhirnya diterapkan di Rusia. 


Pemerintahan Alexander Kerensky ini pun nyatanya tak bertahan lama lantaran juga gagal mewujudkan cita-cita rakyat Rusia. Revolusi Rusia kedua pun akhirnya meletus. 


2) Revolusi Oktober 1917

Revolusi Rusia kedua merupakan revolusi yang dilakukan oleh kaum Bolshevik untuk menjatuhkan Alexander Kerensky. Nama lain Revolusi Rusia yang terjadi pada bulan Oktober ini adalah Revolusi Bolshevik karena revolusi ini dilakukan oleh orang-orang golongan Partai Bolshevik. 


Lenin adalah tokoh utama pemimpin gerakan komunis Rusia. Ia merupakan pemimpin faksi Bolshevik dari Partai Buruh Demokrat Sosial Rusia. Lenin sendiri merupakan pemuja pemikiran Karl Marx dan bergabung dengan para Marxist sejak tahun 1890 di St. Petersburg. 


Nah, awal mula revolusi dimulai pada April 1917. Sobat Pijar tahu nggak, ternyata kaum Bolshevik ini mempersiapkan Revolusi Bolshevik secara diam-diam, lho. Mereka membentuk tentara sendiri yang disebut tentara merah dan membuat propaganda anti pemerintahan borjuis. Oleh karena kedekatan dan kecerdikan kaum Bolshevik mengambil hati rakyat kecil, mereka pun berhasil mendapatkan dukungan rakyat dan memulai revolusi pada 25 Oktober 1917.  


Setelah naik ke tampuk kekuasaan, Lenin pun menjalankan perubahan besar dengan membuat kebijakan berikut:

  1. Buruh menyita pabrik-pabrik milik para pemodal dan tanah dibagikan kepada petani. 
  2. Seluruh bahan makanan dikumpulkan kemudian dibagi-bagikan ke rakyat.
  3. Hutang piutang yang dimiliki sejak pemerintahan Tsar dihapus. Bank diambil alih oleh negara. 
  4. Menjalin perundingan perdamaian dengan Jerman hingga ditandatanganinya perjanjian Perdamaian Brest Litovsk tahun 1918. 


Lenin terus memimpin hingga ia jatuh sakit pada pertengahan akhir tahun 1921. Alhasil, Stalin yang sedang menjabat Sekretaris Jenderal Partai Komunis pun mengambil alih banyak kekuasaan di tengah ketidakhadiran Lenin. Stalin menjadi pemimpin diktator Uni Soviet setelah Lenin meninggal di tahun 1924.


Selama menjabat, Stalin mengadakan kebijakan mengubah Uni Soviet dari masyarakat agraris menjadi adidaya industri dunia. 


Dampak Revolusi Rusia

Meletusnya Revolusi Rusia tentunya banyak mengubah sistem pemerintahan negara dan kondisi sosial masyarakat, baik dalam lingkup Rusia maupun dunia. Berikut adalah dampak Revolusi Rusia. 


1. Tersebarnya Paham Komunisme

Pengaruh Revolusi Rusia di bidang ideologi adalah tersebarnya ideologi sosialisme komunisme di berbagai negara termasuk Indonesia. Paham komunisme ini dianut oleh negara-negara seperti China, Yugoslavia, Vietnam, Laos, bahkan Indonesia hampir menganut ideologi komunisme.


2. Sebagai Inspirasi Gerakan Revolusi Negara Lainnya

Keberhasilan kaum Bolshevik pimpinan Lenin untuk melengserkan kekuasaan kaisar Tsar dan mengganti sistem pemerintahan negara telah menginspirasi banyak gerakan revolusi di negara lainnya. Indonesia termasuk negara yang turut terpengaruh oleh gerakan Revolusi Rusia yang beraliran komunisme.


Pengaruh utama Revolusi Rusia terhadap pergerakan nasional di Indonesia adalah berkembangnya paham Marxisme, Komunisme dan Sosialisme yang dianut oleh para tokoh pergerakan. Paham ini pertama kali masuk dibawa oleh orang asal Belanda bernama Henk Sneevliet yang pernah tinggal di Rusia. 


Sneevliet kemudian mendirikan partai Indische Sociaal Democratische Vereeniging (ISDV). ISDV berhasil mempengaruhi banyak tokoh dari partai lain termasuk Sarekat Islam. Hal ini menyebabkan SI terpecah menjadi dua kelompok yakni SI Merah (SI komunis) dan SI Putih (SI lurus). Partai komunis ini kemudian berubah nama menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI).


Sejak revolusi kedua, Rusia menerapkan sistem komunisme dan mendirikan Union of Soviet Socialist Republics (USSR). Sistem komunisme tidak menolak feodalisme ataupun kekuasaan yang dipegang orang-orang bermodal. Komunisme menganut paham "sama rasa sama rata".


Pemikiran yang Mendasari Revolusi di Rusia

Ada beberapa pemikiran yang menjadi landasan meletusnya Revolusi Rusia di tahun 1917. Pemikiran yang mempengaruhi tersebut adalah liberalisme, nihilisme, anarchisme, pan slavisme, sosialisme dan komunisme. Berikut penjelasannya:

  1. Liberalisme, yaitu aliran yang menghendaki demokrasi dan kebebasan pribadi dalam usaha (pemerintah tidak boleh turut campur). Pemikiran liberal ini banyak mendasari para petani yang terpaksa tunduk pada semua keinginan Tsar Nicholas II. Mereka pun berkeinginan untuk bebas dari penderitaan dan dapat mengelola tanah mereka sendiri. 
  2. Nihilisme, yaitu pemahaman yang meyakini bahwa masyarakat yang ada saat ini sudah terlanjur rusak. Oleh karena itu, tidak mungkin lagi untuk memperbaiki masyarakat tersebut kecuali dengan melenyapkan mereka semua. 
  3. Anarchisme, yaitu pemahaman bahwa masyarakat akan bahagia apabila tidak memiliki pemerintah karena adanya pandangan bahwa pemerintah mampu berkuasa terhadap rakyatnya. 
  4. Pan Slavisme, yaitu pemahaman bahwa Rusia harus dibangun berdasarkan budaya Slavia. Moral negara haruslah dibangun berlandaskan kepada konsepsi agama Katolik Yunani. Mereka yang menganut paham ini meyakini bahwa pemerintahan otokrasi adalah pemerintahan terbaik untuk Rusia.
  5. Sosialisme dan Komunisme, pembungkaman yang dilakukan oleh Tsar Nicholas II terhadap rakyat Rusia membuat rakyat menginginkan adanya kebebasan berpendapat dan kesetaraan sosial. Hal inilah yang memicu paham sosialisme dan komunisme berkembang di masyarakat. 


_______________________________________________________________________


Baca juga: Teori Merkantilisme - Latar Belakang, Tujuan, Ciri, Tokoh, dan Dampak


Jadi, dapat disimpulkan bahwa Revolusi Rusia adalah revolusi yang terjadi di tanggal 23 sampai 27 Februari 1917 kemudian berlanjut di bulan Oktober 1917. Revolusi kedua ini dipelopori oleh kaum Bolshevik sehingga lebih dikenal sebagai revolusi Bolshevik. Semenjak revolusi ini, Rusia menerapkan paham komunisme sebagai ideologi negara.


Menarik sekali ya kisah revolusi besar ini. Nggak cuma revolusi di rusia saja, pada masa itu juga terjadi banyak revolusi di berbagai negara lainnya, lho. Yuk, pelajari lebih banyak tentang revolusi dunia bareng Pijar Belajar!


Aplikasi Pijar Belajar memiliki segudang rangkuman materi dan ribuan latihan soal yang bisa kamu gunakan untuk belajar kapan aja dan dimana aja! Bahkan, nggak cuma sejarah aja tapi juga tersedia banyak materi untuk mata pelajaran lainnya.


Tunggu apa lagi? Ayo download Pijar Belajar atau klik banner di bawah ini untuk mulai belajar sekarang!


Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved