pijarbelajar

Geografi

Proses Terjadinya Hujan Seperti Apa, Ya?

Superadmin

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Proses Terjadinya Hujan Seperti Apa, Ya? image

Hujan merupakan salah satu fenomena alam berupa tetesan air yang jatuh dari awan ke permukaan bumi. Sobat Pijar sudah tahu belum bagaimana proses terjadinya hujan itu? Apakah hujan muncul begitu saja dari atas langit? Atau justru hujan sebenarnya berasal dari air mata bidadari seperti di buku dongeng? 


Supaya kamu tidak bertanya-tanya lagi, Pijar Belajar bakalan ajak kamu memahami proses terjadinya hujan, nih. Simak terus penjelasan Pijar Belajar kali ini, ya! 


Baca juga: Macam-macam Fenomena Geosfer dan Penjelasannya


Bagaimana Proses Terjadinya Hujan? 

Fenomena hujan tentu sudah tidak asing lagi. Di Indonesia sendiri, hujan sudah menjadi fenomena musiman yang biasanya berlangsung dari bulan September hingga Januari. Wah, cukup lama, bukan? 


Kira-kira ada yang tahu tidak kenapa hujan sering terjadi di Indonesia? Sebenarnya ada banyak faktor yang menyebabkan hujan terjadi di Indonesia, salah satunya adalah pergerakkan angin muson barat. 


Angin muson barat bergerak dari arah Asia ke Australia melewati Samudra Hindia. Nah, saat melewati Samudra Hindia, angin muson barat membawa banyak uap air dari sana dan bergerak membawa uap air tersebut melintasi wilayah Indonesia. Uap air itulah yang berubah menjadi hujan. Wah, menarik banget, ya. 


Tapi, uap air itu tidak terbentuk begitu saja dan secara otomatis berubah menjadi hujan, lho. Terdapat 3 proses yang menyebabkan terjadinya hujan, yaitu proses evaporasi, kondensasi, dan presipitasi. Kita bahas lebih lanjut, yuk. 


Baca juga: Urutan Planet Tata Surya beserta Cirinya


1. Proses Evaporasi

Proses terjadinya hujan yang pertama adalah evaporasi. Proses evaporasi adalah proses perubahan zat cair menjadi gas atau uap air. Seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan, fenomena hujan berasal dari uap air yang membentuk awan. Nah, bagaimana awan itu terbentuk? Jawabannya adalah melalui proses evaporasi!


Tahukah kamu, ternyata permukaan bumi ini hampir didominasi oleh air, lho, baik itu air sungai, danau, ataupun laut. Nah, Sobat Pijar pasti tahu bahwa jika zat cair dipanaskan akan berubah menjadi gas. Hal inilah yang terjadi pada proses evaporasi. 


Sumber-sumber air yang ada di permukaan bumi, seperti laut dan sungai, mengalami penguapan akibat adanya suhu panas di udara. Proses penguapan inilah yang disebut dengan evaporasi. 


Semakin besar panas sinar matahari, maka semakin besar juga penguapan yang terjadi. Nantinya, penguapan tersebut akan menghasilkan uap air yang bergerak ke atmosfer. 


2. Proses Kondensasi

Nah, setelah proses evaporasi berhasil membentuk awan, proses terjadinya hujan selanjutnya adalah kondensasi. Kondensasi merupakan peristiwa pengembunan yang terjadi pada awan. Wah, maksudnya bagaimana, ya? 


Dalam proses perubahan zat, ada satu bentuk perubahan dari zat gas menjadi zat cair yang disebut dengan mengembun. Pengembunan ini dapat terjadi jika zat gas bertemu dengan benda bersuhu lebih rendah atau dingin. Nah, hal inilah yang terjadi dalam proses kondensasi. 


Uap air yang terbentuk dalam proses evaporasi itu bergerak semakin tinggi dari permukaan bumi. Akibatnya, suhu yang menyelimuti uap air itu pun semakin dingin. Maka, uap air yang sebelumnya berbentuk gas itu mengalami pendinginan dan berubah menjadi butiran es atau titik air yang membentuk awan. 


3. Proses Presipitasi

Proses terjadinya hujan yang terakhir adalah proses presipitasi. Setelah melalui proses kondensasi yang membuat uap air mengalami pendinginan dan menjadi butiran es dalam awan, lama kelamaan awan menjadi semakin padat dan beban airnya semakin banyak sehingga bergerak turun mendekati permukaan bumi. 


Semakin turun awan bergerak, suhu yang mengelilingi awan pun semakin meningkat atau memanas. Oleh karena itu, butiran es dalam awan pun mencair dan menjadi butiran air yang jatuh ke permukaan bumi menjadi hujan. Menarik sekali, ya. 


Akan tetapi, ada juga, lho, awan yang mengalami presipitasi namun butiran esnya tidak mencair menjadi air. Hal ini bisa terjadi jika proses presipitasi masih terjadi dalam tingkatan atmosfer bersuhu dingin atau ketinggiannya masih jauh dari permukaan bumi. Akibat suhu dingin yang masih mengelilinginya, butiran es tersebut mengalami presipitasi menjadi butiran salju atau menjadi hujan es. 


Supaya Sobat Pijar semakin paham dengan alur proses terjadinya hujan, berikut adalah gambar proses terjadinya hujan. 


Sumber: National Weather Service


Macam-Macam Hujan

Setelah memahami proses terjadinya hujan, sekarang Pijar Belajar mau ajak kamu untuk kenalan dengan macam-macam hujan, nih. Terdapat 7 macam hujan yang terjadi di Indonesia. Ada apa saja, ya? Yuk, simak penjelasannya. 


1. Hujan Konveksi

Kamu pasti pernah mengalami cuaca panas dan terik tapi hujan. Itu, lho, hujan yang biasa dibilang hujannya orang meninggal. Eits, ternyata hujan tersebut tidak ada hubungannya, kok, dengan orang meninggal. Hujan di tengah cuaca yang panas ini disebut dengan hujan konveksi atau zenithal. 


Hujan konveksi merupakan jenis hujan yang biasa terjadi di daerah tropis dan terjadi akibat pemanasan sinar matahari yang tinggi. Seperti naik tangga, pergerakkan angin bergerak dari suhu yang rendah ke suhu yang tinggi. Nah, karena adanya pemanasan sinar matahari yang tinggi di suatu wilayah, suhu permukaan wilayah itu pun meningkat. 


Alhasil, pergerakan udara yang mengandung uap air pun semakin meningkat dan membuat awan semakin besar. Hal inilah yang memicu terjadinya hujan secara mendadak walaupun daerah tersebut disinari matahari (cerah). 


2. Hujan Siklonal

Macam-macam hujan selanjutnya adalah hujan siklonal. Hujan siklonal merupakan jenis hujan yang terjadi akibat adanya pertemuan angin pasat timur laut dan angin pasat tenggara. 


Nah, hujan siklonal ini biasanya terjadi di daerah khatulistiwa atau equator seperti Indonesia. Lalu, bagaimana proses terjadinya hujan siklonal ini? Hujan siklonal dapat terbentuk oleh adanya udara panas disertai angin besar yang berputar-putar. Akibatnya, hal ini membuat terjadinya pertemuan dua angin, yaitu angin pasat timur laut dan angin pasat tenggara. 


Setelah itu, kedua angin tersebut akan bergerak naik dan uap air yang terbawa menjadi bergabung dan menggumpal di atas garis ekuator. Akhirnya, awan pun terbentuk dan akan mencapai titik jenuh menjadi hujan. 


3. Hujan Asam

Jenis hujan lainnya adalah hujan asam. Hujan asam ini bukan berarti jenis hujan yang rasa air hujannya asam, ya. Hujan asam merupakan salah satu jenis hujan yang memiliki kandungan asam sulfat dan asam nitrat tinggi dalam tetesan airnya. 


Wah, gimana ya proses terjadinya hujan asam ini? Seperti yang sudah dijelaskan di atas, hujan asam ini dapat terbentuk akibat tingginya kandungan asam sulfat dan asam nitrat di udara. Jadi, kita bisa memahami proses terjadinya hujan asam dengan mengetahui asal muasal adanya asam sulfat dan asam nitrat di atmosfer, nih


Kedua kandungan tersebut dapat disebabkan oleh letusan gunung berapi atau vegetasi yang membusuk. Tapi, sebagian besar asam sulfat dan asam nitrat justru disumbangkan oleh manusia, nih, melalui pembakaran bahan bakar fosil seperti untuk listrik, pabrik, dan mobil. 


Nah, aktivitas-aktivitas tersebut akan menghasilkan sulfur dioksida (SO2) dan nitrogen oksida (NOx) yang langsung diterbangkan ke atmosfer. Akhirnya, kedua kandungan tersebut akan bereaksi dengan air, oksigen, dan bahan kimia lainnya dan membentuk asam sulfat dan nitrat. Campuran kandungan tersebut akhirnya akan membentuk uap air dan mengalami proses presipitasi menjadi hujan asam yang jatuh ke bumi. 


4. Hujan Orografis

Kemudian, ada hujan orografis. Hujan orografis merupakan jenis hujan yang terjadi di daerah pegunungan. Nah, proses terjadinya hujan orografis ini disebabkan oleh pergerakkan uap air yang dipaksa oleh angin untuk bergerak mendaki lereng pegunungan. 


Semakin tinggi uap air bergerak, semakin dingin juga suhu yang menyelimutinya sehingga proses kondensasi pun terjadi. Setelah itu, awan pun terbentuk dan jatuh sebagai hujan di pegunungan. 


5. Hujan Frontal

Macam-macam hujan selanjutnya adalah hujan frontal. Hujan frontal merupakan jenis hujan yang terjadi akibat adanya pertemuan dua udara panas dan udara sejuk atau dingin. Biasanya, hujan frontal terjadi di daerah beriklim sedang yang massa udara panas dan dinginnya tak jauh berbeda. 


Proses terjadinya hujan frontal ini diawali oleh pertemuan dua udara panas dan dingin. Pertemuan udara bersuhu beda ini akan membuat udara panas bergerak naik ke atas udara dingin dan menimbulkan pergesekan udara yang mengakibatkan terjadinya pengembunan pada uap air. 


Akhirnya, pengembunan (kondensasi) tersebut akan membentuk awan dan membuat hujan pada ketinggian udara tertentu. 


6. Hujan Muson

Sobat Pijar tentu sudah tidak asing lagi dengan istilah angin muson. Angin muson merupakan angin musiman yang disertai dengan perubahan cuaca yang bergerak dari arah laut. Nah, angin muson inilah yang menyebabkan terjadinya hujan muson. 


Angin muson yang datang dari arah laut akan membawa uap air yang lebih besar dan konstan ke daratan. Akibatnya, uap air tersebut akan berubah menjadi hujan di wilayah yang dilewatinya. 


7. Hujan Buatan

Kadang kala, hujan tak turun secara pasti di suatu wilayah. Oleh karena itu, dibuatlah sebuah hujan buatan untuk meningkatkan curah hujan. Tapi, hujan buatan ini bukan seperti menyemprotkan air menggunakan pesawat gitu, ya. Hujan buatan ini diciptakan dengan memodifikasi proses fisika di dalam awan sehingga hujan dapat turun. 


Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengubah proses collision dan coalescence atau tumbukkan dan penggabungan serta proses pembentukan es dalam awan melalui penyemaian awan (cloud seeding). Hal ini akan membuat hujan turun secara alami di wilayah tersebut. 



Baca juga: Hari Sumpah Pemuda - Sejarah, Makna, dan Isi Teksnya


___________________________________________________


Itu dia Sobat Pijar penjelasan mengenai proses terjadinya hujan dan macam-macam hujan yang perlu kamu tahu. Tertarik untuk belajar banyak tentang cuaca, iklim, dan ilmu geografi lainnya? Tenang, kamu bisa mengakses semua itu kapan saja dan dimana saja di Pijar Belajar, kok. 


Mulai dari 10 ribu saja, kamu sudah bisa mengakses banyak video materi, latihan soal, dan video pembahasan super lengkap, lho. Wah, tunggu apa lagi? Yuk, mulai berlangganan Pijar Belajar sekarang! 



Referensi: 

SciJinks, What Makes It Rain?, https://scijinks.gov/rain/#:~:text=What%20causes%20rain%3F,fall%20to%20Earth%20as%20rain.

IPL, Cyclonic Rainfall Essay, https://www.ipl.org/essay/Three-Characteristics-Of-The-Hydrological-Cycle-F3VCU67ESJPR

Geografi Org, Pengertian Curah Hujan dan Klasifikasi Hujan. https://www.geografi.org/2017/11/pengertian-curah-hujan-dan-klasifikasi.html

Weather.gov, Clouds - How Do They Form?. https://www.weather.gov/source/zhu/ZHU_Training_Page/clouds/cloud_development/clouds.htm#:~:text=Clouds%20form%20when%20the%20invisible,a%20liquid%20or%20solid%20form.

U.S. Geological Survey, The Water Cycle for Kids - Condensation: Clouds form as air flows up a ridge, https://water.usgs.gov/edu/gallery/watercyclekids/condensation-clouds.html

National Geographic, Rain, https://education.nationalgeographic.org/resource/rain

National Geographic, What Is Acid Rain?, https://www.nationalgeographic.com/environment/article/acid-rain 

Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved