pijarbelajar

Bahasa Indonesia

Teks Biografi: Pengertian, Struktur, Ciri-Ciri, dan Contohnya

Superadmin

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Teks Biografi: Pengertian, Struktur, Ciri-Ciri, dan Contohnya image

Hai, teman-teman! Apakah kamu pernah membaca teks yang menceritakan perjalanan hidup tokoh tertentu? Misalnya tentang RA Kartini, Ir. Soekarno, Sule, atau musisi favoritmu? Nah, tahukah kamu, teks bacaan tersebut merupakan sebuah teks biografi, lho.


Nah, sekarang Pijar Belajar mau ajak kamu membedah materi teks biografi secara lengkap, nih, mulai dari struktur teks biografi, pengertiannya, ciri, dan contohnya. Yuk, kita mulai!


Pengertian Teks Biografi

Teks biografi adalah teks yang memuat kisah seseorang dalam menjalani hidup. Teks ini ditulis oleh orang lain agar dapat dibaca banyak orang untuk diambil teladannya. Biasanya teks ini memuat masalah yang pernah dihadapi tokoh, hingga kelebihan yang bisa menginspirasi.


For your information, ada juga teks autobiografi yang isinya juga membahas kehidupan seseorang. Perbedaan keduanya ada pada penulis. Teks autobiografi ditulis oleh tokoh itu sendiri, sementara teks biografi ditulis oleh orang lain. 


Baca juga: Pengertian Debat beserta Struktur, Unsur, dan Jenisnya


Struktur Teks Biografi

Setelah tahu pengertiannya, kita kenalan dengan struktur teks biografi, yuk. Struktur teks biografi adalah struktur dalam sebuah teks berfungsi untuk membangun isi cerita dari teks biografi. Nah, struktur teks biografi ini terbagi ke dalam 3 bagian, yaitu orientasi, peristiwa dan masalah, serta reorientasi.


1. Orientasi

Struktur teks biografi yang pertama adalah orientasi. Orientasi merupakan bagian yang memuat pengenalan tokoh. Pada bagian ini, kamu dapat memasukkan informasi tokoh yang akan kamu kisahkan, seperti nama, latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, hingga alamat rumah. Nah, informasi-informasi tersebut bisa kamu tulis dengan gaya penulisan naratif.


2. Peristiwa dan masalah

Setelah orientasi, bagian struktur yang kedua adalah peristiwa dan masalah. Bagian ini juga sering disebut dengan rangkaian peristiwa. Penulis bisa menuliskan peristiwa yang pernah dialami sang tokoh secara kronologis, atau sesuai ketentuan waktu.


Tak hanya itu, penulis juga bisa menyajikan pengalaman tokoh dengan menyertakan persoalan dan konflik. Penambahan solusi atas permasalahan yang dihadapi tokoh juga bisa dimasukkan pada bagian ini untuk memperkuat muatan pada teks biografi.


3. Reorientasi

Reorientasi adalah struktur teks biografi terakhir. Meski demikian, beberapa ahli menyebutkan bagian ini adalah opsional atau boleh ada ataupuntidak. Reorientasi biasanya memuat pendapat penulis tentang tokoh dan kesimpulan tentang cerita si tokoh.


Oh iya, Sobat Pijar, meskipun penulisan teks biografi memiliki strukturnya sendiri, Mulyadi, seorang pakar kebahasaan, berpendapat bahwa penulisan biografi dapat mengesampingkan struktur tersebut, kok. Ia menuturkan penulis bebas menyusun cerita. Hal yang paling penting adalah kemampuan penulis dalam menggambarkan peristiwa yang dialami tokoh.


Ciri Ciri Teks Biografi

"Lalu seperti apa sih ciri teks biografi itu?"


Nah, adanya ciri-ciri teks biografi akan membantumu mengidentifikasinya. Adapun ciri teks biografi adalah sebagai berikut.

  • Teks biografi harus berisi tentang fakta dari pengalaman hidup dari tokoh.
  • Teks biografi memiliki bentuk penyajian narasi atau penceritaan.
  • Teks biografi menceritakan peristiwa penting yang pernah dialami tokoh dalam hidupnya, sehingga pembaca mendapatkan inspirasi, motivasi, dan tentunya teladan bagi kehidupannya.


Kaidah Kebahasaan Teks Biografi

Apa sih kaidah kebahasaan itu? Kaidah kebahasaan dapat dikatakan sebagai gaya bahasa yang dimiliki teks tertentu. Kaidah kebahasaan dapat digunakan untuk membedakan antara teks biografi dengan dengan teks yang lain. Berikut ini kaidah kebahasaan yang biasa digunakan dalam menulis teks biografi.


  • Teks biografi memiliki kata ganti orang ketiga atau pronomina. Penggunaan pronomina dipakai secara bergantian dengan cara menyebutkan nama tokoh atau nama panggilan tokoh yang diangkat. Contoh kata ganti orang ketiga tunggal dalam teks biografi, yaitu seperti “dia” atau “ia” atau “beliau”.
  • Teks biografi menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan peristiwa atau tindakan yang dilakukan oleh tokoh yang diangkat. Contoh kata kerja tindakan dalam teks biografi, yaitu seperti “berjalan”, “berbicara”, “belajar”, “membaca”, “menulis”, “melempar”.
  • Teks biografi menggunakan kata sifat atau adjektiva untuk memberikan informasi tentang tokoh secara detail. Contohnya adalah “pandai”, “tekun”, “ulet”, “rajin”, “giat”, dan lain sebagainya.
  • Teks biografi menggunakan kata kopulatif sebelum kata sifat, seperti “adalah” atau “merupakan”.
  • Teks biografi kerap menggunakan kata kerja pasif untuk menjelaskan peristiwa dan masalah yang dialami tokoh. Contoh kata kerja pasif dalam teks biografi, yaitu seperti “dipilih”, “disuruh”, “ditugaskan”, “diperintah, “diberi”.
  • Teks biografi memiliki kata sambung, kata depan, atau nomina yang berkaitan dengan urutan waktu. Ketiga jenis kata tersebut digunakan untuk memudahkan penjelasan antar peristiwa dan masalah. Contohnya adalah, “sesudah”, “sampai”, “setelah”, “pada saat”, “kemudian”, “selanjutnya”, “selama”, “saat itu”.
  • Teks biografi menggunakan kata kerja yang berkaitan dengan kondisi mental. Kata kerja di teks ini menjelaskan penggambaran dari tokoh yang diangkat. Contoh penggunaan kata kerja mental dalam teks biografi, misalnya seperti , “menyetujui”, “menginspirasi”, “memahami”, “meyakinkan’, “mencintai”.



Contoh Teks Biografi

Berikut ini dua contoh teks biografi singkat agar kamu bisa lebih paham beserta strukturnya.


Contoh 1

RA Kartini

Orientasi

Raden Ajeng Kartini atau dikenal dengan RA Kartini, lahir pada tahun 1879 di kota Rembang. Ia anak salah seorang bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat. Setelah lulus dari Sekolah Dasar, ia tidak diperbolehkan melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh orang tuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk dinikahkan.


Urutan peristiwa

Kartini kecil sangat sedih dengan hal tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok (Pembantunya).


Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku, termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang waktu itu masih menjajah Indonesia). 


Timbul keinginannya untuk memajukan wanita Indonesia. Wanita tidak hanya di dapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya, ia tidak berhenti membaca dan juga menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak beberapa lama ia menulis surat pada Mr.J.H.Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk belajar di negeri Belanda.


Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan oleh kedua orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah, ia ikut suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya, Kartini berhasil mendirikan sekolah Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.


Pada tanggal 17 September 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25, setelah ia melahirkan putra pertamanya. Usai Kartini wafat, Mr. J.H Abendanon mengumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.


Contoh 2

Joko Widodo


Orientasi

Presiden Joko Widodo mulai dikenal sejak menjadi Wali Kota Surakarta (Solo). Kemudian karier politiknya dilanjutkan dengan menjadi Gubernur DKI Jakarta dan sekarang menjadi Presiden Republik Indonesia. Pria kelahiran 21 Juni 1961 ini merupakan Presiden Republik Indonesia ke-7. Menikah dengan Iriana di Solo pada 24 Desember 1986, ia memiliki tiga orang anak, yaitu Gibran Rakabuming Raka, Kahiyang Ayu, dan Kaesang Pangarep.


Peristiwa penting

Pendidikannya diawali dengan masuk SD Negeri 112 Tirtoyoso di Solo. Setelah lulus SD, ia kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Surakarta. Setelah lulus SMP, ia melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 6 Surakarta. Kemudian ia berkuliah di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta.


Berbagai penghargaan telah diraih oleh Jokowi hingga sekarang. Ia terpilih menjadi salah satu dari "10 Tokoh 2008" oleh Majalah Tempo. Selain itu, ia juga mendapat penghargaan internasional dari Kemitraan Pemerintahan Lokal Demokratis Asia Tenggara (Delgosea) atas keberhasilan Solo melakukan relokasi yang manusiawi dan pemberdayaan pedagang kaki lima.


Kemudian, pada tanggal 12 Agustus 2011, Jokowi juga mendapat penghargaan Bintang Jasa Utama yang merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada warga negara sipil, untuk prestasinya sebagai kepala daerah mengabdikan diri kepada rakyat.

Pada Januari 2013, Joko Widodo juga dinobatkan sebagai wali kota terbaik ke-3 di dunia atas keberhasilannya dalam memimpin Surakarta sebagai kota seni dan budaya, kota paling bersih dari korupsi, serta kota yang paling baik penataannya. Bahkan, oleh KPK, ia diberi penghargaan atas keberaniannya melaporkan berbagai barang gratifikasi yang diterima.


Reorientasi

Terpilih dalam Pemilu Presiden 2014, Jokowi kini menjadi Presiden Indonesia pertama sepanjang sejarah yang bukan berasal dari latar belakang elite politik atau militer Indonesia. Ia terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dan kembali terpilih bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin dalam Pemilu Presiden 2019.


Baca juga: Struktur Teks Negosiasi beserta Ciri, Kaidah Kebahasaan, dan Contohnya


____________________________


Itulah teman-teman, ulasan tentang teks biografi. Semoga penjelasan di atas bisa membantumu belajar di rumah, ya. Semangat!


Kalau teman-teman ingin tahu informasi tentang berbagai jenis teks dan materi Bahasa Indonesia lainnya, Pijar Belajar punya banyak, lho, untuk kamu! Pijar Belajar merupakan aplikasi pembelajaran yang memiliki beragam konten belajar untuk SD, SMP, dan SMA. Tak hanya itu, Pijar Belajar juga punya banyak video materi dan latihan soal yang bisa kamu ikuti, lho.


Wah, tunggu apa lagi? Yuk, daftar Pijar Belajar sekarang juga!

Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved