pijarbelajar

Bahasa Indonesia

Pengertian Debat beserta Struktur, Unsur, dan Jenisnya

Superadmin

||0 Minute Read|

Review

0

0

Pengertian Debat beserta Struktur, Unsur, dan Jenisnya image

Menjelang pemilihan presiden, kamu pasti kerap menonton segmen debat antarpasangan calon presiden. Acara debat tersebut umumnya ditayangkan di televisi sehingga semua masyarakat bisa menyaksikannya. 


Nah, dalam acara tersebut terlihat ada beberapa pasang calon presiden dan wakil presiden yang saling mengeluarkan pendapat untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan moderator. Sesi adu argumentasi tersebutlah yang disebut dengan sesi debat. 


Tapi, apakah debat hanya dilakukan saat menjelang pemilihan umum? Ternyata tidak juga, lho. Ada banyak sekali penyelenggaraan debat yang bisa kamu ikuti, salah satunya adalah dalam ranah olimpiade. 


Berikut penjelasan mengenai materi debat, unsur-unsur debat, struktur debat, hingga jenis dan sistem debat yang bisa kamu simak.

 

Baca juga: Struktur Teks Negosiasi beserta Ciri, Kaidah Kebahasaan, dan Contohnya 


Apa Pengertian Debat?

Saat kita sedang berdiskusi dengan seseorang, tatkala perdebatan selalu muncul. Misalnya, kamu dan temanmu ingin pergi menonton bioskop. Kamu pasti berdiskusi dulu untuk menentukan film yang dipilih, kan? 


Lalu, pada saat berdiskusi, ternyata temanmu ingin menonton film A, sedangkan kamu ingin menonton film B. Akhirnya, kalian pun berdebat untuk memenangkan argumen dan mencari kesepakatan. Nah, adu argumen itulah yang dapat didefinisikan sebagai debat. Yuk simak tentang materi debat berikut ini!


Debat adalah kegiatan adu argumentasi yang dilakukan antara dua belah pihak atau lebih. Debat pun tidak dilakukan tanpa tujuan. Tujuan debat adalah untuk mempertahankan argumen dan meyakinkan argumen kepada orang-orang yang menyimak debat. 


Beberapa ajang olimpiade debat pun kerap diselenggarakan, salah satunya seperti English Debating, National Schools Debating Championship/Indonesian Schools Debating Championship (SDC/ISDC), Kompetisi Debat Bahasa Indonesia (KDMI), dan lain-lain.


Apa Tujuan dari Debat?

Sobat Pijar mungkin ada yang bertanya-tanya, ya, kenapa, sih, kita harus debat? Terlebih, terkadang debat bisa berujung pada pertengkaran. Eits, tenang, sebenarnya debat itu berbeda dengan berantem, ya. Makanya, pada saat berdebat terdapat beberapa aturan yang perlu dipatuhi dan adanya moderatot sebagai penengah dan pembawa debat.


Lalu, sebenarnya apa tujuan dari debat itu? Fungsi debat adalah untuk menyampaikan argumen secara logis sehingga dapat memperoleh sudut pandang baru yang diterima dua belah pihak. Melalui debat, kita bisa memahami argumen atau isu dari banyak sudut pandang sehingga penilaian yang didapatkan bisa lebih baik.


Pastinya argumen yang disampaikan harus bersifat logis dan disampaikan dengan sekiap santun, ya. Dengan begitu, fungsi dan tujuan debat bisa lebih dirasakan.


Apa saja yang menjadi ciri ciri debat?

Seperti yang sebelumnya sudah dijelaskan, debat ini berbeda dengan berantem, ya. Nah, supaya Sobat Pijar semakin mudah mengenali debat, ketahui apa saja yang menjadi ciri-ciri debat di bawah ini, yuk!

  1. Terdapat dua tim atau orang yang berdebat, yaitu tim oposisi dan afrimasi.
  2. Terdapat dua argumen yang disampaikan, yaitu argumen pro dan kontra.
  3. Terdapat isu yang diperdebatkan.
  4. Terdapat moderator.


Unsur-Unsur Debat

Pernahkah kamu membayangkan debat tanpa adanya seorang moderator? Wah, debat tanpa moderator rasanya seperti masakan tanpa bumbu, ya, alias hambar dan terasa kurang. 


Tapi, apakah debat hanya dengan moderator saja sudah cukup? Belum tentu juga. Berikut adalah unsur-unsur debat yang perlu kamu tahu yang termasuk juga unsur unsur teks debat


1. Mosi

Mosi dapat disebut juga dengan topik debat atau pernyataan. Penyataan atau mosi inilah yang nantinya akan menjadi pemicu perdebatan antara tim afirmasi dan tim oposisi.


2. Tim Afirmasi

Unsur debat selanjutnya adalah tim afirmasi. Seperti yang sebelumnya sudah disebutkan, salah satu pemicu debat adalah adanya dua sisi yang memiliki argumen bertentangan, yaitu sisi pendukung dan sisi penolak. 


Nah, tim afirmasi ini merupakan tim yang mendukung mosi atau topik debat. Tim afirmasi juga bisa kamu sebut dengan sebutan Tim Pro. Peran dari tim Afirmatif sendiri adalah sebagai berikut: 

  1. Menjelaskan dan memberikan definisi atas masalah yang sedang diperdebatkan
  2. Memberikan parameter yang jelas tentang cakupan dari yang sedang diperdebatkan
  3. Memberikan argumen-argumen tentang mosi yang sedang diperdebatkan


3. Tim Oposisi

Tanpa adanya tim kontra, rasanya debat tidak dapat terjadi, ya. Nah, tim yang berargumen untuk menolak pernyataan atau mosi disebut dengan tim oposisi. 


Peran dari tim oposisi adalah sebagai berikut:

  1. Menolak argumen dan permasalahan dari tim lawan
  2. Menerima argumen, tetapi menjelaskan mengapa argumen dari tim lawan dapat menyelesaikan masalah yang sedang diperdebatkan
  3. Menerima argumen dan solusi, tetapi menjelaskan mengapa argumen dan solusi yang diberikan hanya akan menghasilkan permasalahan dan perdebatan lain daripada memberikan sebuah penyelesaian


4. Tim Netral

Bukan hanya tim pro dan kontra saja, debat juga melibatkan tim netral, lho. Sesuai dengan namanya, tim netral merupakan pihak atau sisi yang tidak mendukung maupun menolak mosi. 


Mengapa debat membutuhkan tim netral? Jawabannya adalah karena tim netral merupakan sisi yang dapat melihat argumen tim oposisi dan tim afirmatif secara subjektif, sehingga kedua tim dapat mendapatkan gambaran mosi secara utuh.

 

5. Penonton/Juri 

Unsur lain yang berperan penting dalam debat adalah penonton atau juri. Penonton dan juri merupakan unsur yang berperan dalam mengamati jalannya debat. 


Tak hanya itu, juri juga memiliki peran tambahan nih, yaitu memberikan penilaian terhadap tim afirmatif dan oposisi. Oleh karena itu, juri dalam debat umumnya berjumlah ganjil untuk mempermudah perhitungan nilai.

 

6. Moderator

Terbayang tidak apa jadinya jika saat berdebat, baik tim oposisi dan afirmatif tidak ingin mengalah dan terus menyelak pembicaraan satu sama lain? Wah, besar kemungkinannya debat menjadi tidak kondusif. Oleh karena itu, moderator menjadi unsur penting dalam debat. 


Moderator merupakan seseorang yang mengatur jalannya debat, mulai dari menunjuk siapa yang boleh berbicara, memotong pembicaraan pembicara saat waktu habis, dan sebagainya.

 

7. Penulis/Notulen

Unsur terakhir dalam debat adalah penulis atau notulen. Penulis atau notulen merupakan unsur debat yang berperan mencatat dan menulis jalannya debat dari awal hingga akhir. 

Notulen juga bertugas membuat kesimpulan debat sehingga hasil akhir debat lebih mudah dipahami.

 

Apa Saja Struktur Debat?


Setelah kita bersama-sama mengenal unsur-unsur debat, sekarang Pijar mau ngasih penjelasan tentang struktur debat, nih. 


Debat tidak berlangsung secara asal-asalan, terdapat struktur atau tata cara debat yang perlu diikuti. Hal ini pun serupa dengan struktur teks debat, Adapun, struktur debat yang baik adalah sebagai berikut.

 

1. Perkenalan

Tata cara debat yang pertama adalah pengenalan. Pada sesi ini, moderator akan mengizinkan tiap tim untuk memperkenalkan diri.

 

2. Penyampaian Mosi

Setelah perkenalan, struktur debat selanjutnya adalah penyampaian mosi atau pernyataan. Mosi yang disampaikan akan menjadi topik debat.

 

3. Penyampaian Argumentasi

Kemudian, setelah mosi disampaikan, moderator akan mengizinkan tiap tim untuk menyampaikan argumentasi. Penyampaian argumentasi dimulai dari tim afirmatif, lalu tim oposisi, dan terakhir tim netral. 


Setelah itu, setiap tim diizinkan untuk menyanggah argumentasi dari tim lain. Jika sudah, akan ada hak bicara, yaitu sesi yang diberikan oleh moderator kepada setiap tim untuk menanyakan, menyanggah, atau mengomentari argumen tim lain. 


4. Simpulan

Setelah itu, setiap tim akan diberikan kesempatan untuk memberikan closing statement atau kesimpulan akhir dari argumen yang dipaparkannya.

 

5. Penutup

Terakhir, moderator akan mengizinkan notulen untuk membacakan kesimpulan akhir dari debat sebagai penutup jalannya debat.


 

Jenis-Jenis Debat

Kamu mungkin umumnya menyaksikan debat dalam perlombaan di sekolah, ya. Tapi, tahukah kamu, ternyata debat tidak hanya dilakukan untuk perlombaan saja, lho, ada berbagai macam jenis debat yang dilaksanakan. 


Jenis-jenis debat sendiri umumnya terbagi menjadi 3, yaitu debat parlemen, debat formal, dan debat pemeriksaan silang.


1. Debat Parlemen atau Majelis

Jenis debat yang pertama adalah debat parlemen atau majelis. Sesuai dengan namanya, debat parlemen merupakan jenis debat yang berlangsung dalam tatanan suatu negara. 


Topik debat parlemen sendiri pun umumnya berada dalam lingkup pemerintahan, seperti sistem perundang-undangan dan lain sebagainya. Sistem debat parlemen sendiri terbagi lagi menjadi 3, yaitu sebagai berikut: 

  1. Sistem Debat British Parliamentary, yaitu sistem debat yang mengacu pada tata cara debat di Inggris. Sistem debat ini terdiri dari 2 kelompok yang tiap kelompok berisikan 4 anggota. Peran-peran anggota tersebut meliputi prime minister, opposition leader, deputy prime minister, deputy opposition leader, member of the government, member for the opposition, government whip, dan opposition whip. 
  2. Sistem Debat Australian Parliamentary, yaitu sistem debat yang berasal dari Australia dan terdiri dari 2 tim berisikan 3 anggota. Ciri khas dari sistem debat ini adalah pernyataan penutup harus diberikan oleh pembicara pertama atau kedua, tidak boleh ketiga dan dimulai dari tim oposisi dulu.  
  3. Sistem Debat Asian Parliamentary, yaitu pengembangan sistem debat parlemen Australia yang digunakan di Asia. Perbedaan sistem debat parlemen Asia dan Australia terdapat pada adanya sesi interupsi yang dapat disampaikan pada penyampaian argumen pertama atau dalam 1 sampai 6 menit awal debat.


2. Debat Formal atau Akademis

Jenis debat selanjutnya adalah debat formal atau akademis. Debat formal merupakan jenis debat yang umumnya digunakan dalam ranah olimpiade dan topik yang diangkat umumnya berhubungan dengan akademis. 


Oleh karena itu, penilaian dalam debat formal pun lebih berfokus pada cara penyampaian argumen yang terstruktur, jelas, dan logis.

 

3. Debat Pemeriksaan Ulang

Jenis debat yang ketiga adalah debat pemeriksaan ulang. Biasanya, debat pemeriksaan ulang dilakukan untuk membahas isu-isu yang sedang diusut kebenarannya. Jenis debat ini umumnya berlangsung dalam persidangan antara jaksa dan pengacara.


______________________________________________________


Baca juga: Fungsi Teks Anekdot beserta Pengertian, Ciri, dan Contohnya


Wah, ternyata menarik sekali ya pembahasan debat kali ini. Nggak hanya dilakukan untuk adu argumen saja, debat juga dapat melatih kemampuan berpikir kritis dan logis dalam memandang sebuah permasalahan. 


Setelah kita sama-sama menyimak materi debat, unsur, jenis, dan manfaatnya, sekarang saatnya menguji pemahaman kamu dengan mengerjakan latihan soal dari Pijar Belajar , nih! Pijar Belajar memiliki banyak sekali latihan soal Bahasa Indonesia yang bisa kamu kerjakan, lho. Yuk, coba gunakan Pijar Belajar sekarang!

Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved