pijarbelajar

Sejarah

Konflik Yugoslavia | Materi Sejarah Kelas XII

Superadmin

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Konflik Yugoslavia | Materi Sejarah Kelas XII image

Konflik Yugoslavia merupakan faktor utama yang menyebabkan negara ini pecah. Awalnya Yugoslavia terdiri dari gabungan negara-negara federasi di wilayah Eropa. Namun karena banyaknya konflik yang terjadi, perpecahaan tak bisa dihindari.


Kini negara Yugoslavia sudah tidak ada sejak tahun 2003 lalu. Sebelum bubar dan terpecah, negara ini memiliki banyak sejarah yang menarik untuk dibahas. Mulai dari keberagaman penduduknya, hingga keberanian negara dalam mengambil kedudukan netral di panggung politik internasional.


Baca juga: Runtuhnya Vietnam Selatan | Sejarah Kelas XII


Sejarah Yugoslavia

Yugoslavia memiliki arti tanah milik orang-orang Slavia yang ditinggali oleh berbagai suku dan etnis. Suku-suku yang mendiami negara ini berasal dari kerajaan yang dulunya dijajah oleh Kerajaan Ottoman dari Turki, Austria-Hungaria, dan Rusia.


Oleh karena adanya kesamaan nasib dan asal-usul sejarah, suku-suku tersebut bergabung untuk membentuk suatu negara. Pada tahun 1918, negara Yugoslavia pertama kali didirikan dengan nama Kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia.


Terbentuknya Yugoslavia merupakan hasil dari Deklarasi Corfu yang diadakan pada 20 Juli 1917. Di negara ini ada banyak keberagaman etnis dari suku yang berbeda-beda. Ada enam negara federasi dan dua provinsi otonom di dalamnya, yaitu:

  • Bosnia dan Herzegovina
  • Makedonia
  • Slovenia
  • Kroasia
  • Serbia
  • Vojvodina dan Kosovo sebagai provinsi otonom


Setiap negara tersebut memiliki etnis, suku, kebudayaan, dan karakteristik yang beragam. Banyaknya etnis yang mendiami negara ini justru nantinya akan menjadi salah satu penyebab konflik Yugoslavia.


Setelah berhasil berdiri sebagai negara yang utuh, Yugoslavia sempat dijajah oleh negara anggota Blok Poros. Akan tetapi, untungnya negara ini berhasil memerdekakan dirinya pada tahun 1945 dan menjadi negara Republik komunis yang dipimpin oleh Josip Broz Tito.


Berdirinya Yugoslavia merupakan usulan dari Tito yang kemudian diangkat menjadi pemimpin pada tahun 1953. Ia adalah tokoh besar yang berasal dari gabungan etnis Kroasia dan Slovenia. Selama masa kepemimpinannya Yugoslavia menjadi negara kediktatoran yang terbuka.


Bahkan selama masa kepemimpinan Tito, Yugoslavia bergabung dalam Gerakan Non Blok. Namun pada tahun 1980 ia wafat dan konflik Yugoslavia mulai bermunculan. Negara ini bahkan mengalami krisis ekonomi dan terjadi perang saudara sepanjang dekade 1990an.


Penyebab Konflik Yugoslavia

Sepeninggalan Tito, kondisi Yugoslavia menjadi semakin berantakan. Negara ini berusaha untuk mengatasi konflik dengan melibatkan berbagai etnis dalam menjalan kepemimpinan kolektif. Namun, upaya ini gagal memperbaiki masalah politik dan ekonomi.


Di tengah konflik yang semakin memanas, muncul tokoh baru yang berambisi dan berkeinginan menggantikan Tito, yaitu Slobodan Milosevic. Di tahun 1987, ia menduduki Partai Komunis Serbia dan mencoba membentuk Serbia Raya untuk menggantikan Republik Federasi Yugoslavia.


Tujuan Milosevic mendirikan Serbia Raya karena wilayah Serbia memiliki banyak kekayaan sumber daya alam tetapi hanya dimanfaatkan oleh etnis lainnya. Meskipun ia sudah melakukan berbagai upaya, namun konflik Yugoslavia tetap terjadi. Adapun, beberapa konflik yang terjadi di Yugoslavia meliputi: 


a. Campur Tangan Negara Lain

Ada tiga negara yang ikut campur dalam kepentingan negara Yugoslavia, diantaranya adalah Inggris, Jerman, dan Amerika Serikat. Setiap negara tersebut memiliki tujuan tersendiri untuk mengintervensi Yugoslavia yang sedang menghadapi konflik.


Misalnya, seperti Inggris yang menjatuhkan sanksi ekonomi dan penyitaan senjata kepada Yugoslavia. Bahkan, awalnya negara ini ingin mengintervensi dan mempengaruhi militer di Yugoslavia untuk mendapatkan kekuatan tambahan.


Di samping itu, Jerman memiliki keinginan besar untuk mengambil alih pasar di Slovenia dan Kroasia. Alasannya karena Yugoslavia memiliki kapasitas ekonomi terbesar. Ada juga rumor tentang Jerman yang rindu ingin bekerjasama dengan Yugoslavia seperti saat masih menjadi kerajaan dulu.


Sedangkan, kepentingan Amerika Serikat muncul karena Yugoslavia tidak memberikan dukungan kepada Uni Soviet. Akhirnya, negara ini membantu memperbaiki kondisi ekonomi dan militer Yugoslavia. Namun bantuan tersebut justru membuat AS merasa perlu memperkuat pengaruhnya di Eropa Timur.


b. Gerakan Separatis

Munculnya konflik Yugoslavia, menciptakan kesempatan bagi kelompok separatis untuk mengacaukan kondisi negara. Kelompok ini terinspirasi dari negara Afrika yang memiliki keberagaman etnis dan misi yang sama meskipun dipisahkan oleh batas-batas dari penjajah.


Akibat kondisinya yang mirip dengan keadaan Yugoslavia pada saat ini, banyak orang bergabung untuk membentuk kelompok separatis. Kelompok yang berisi multietnis ini akhirnya justru membuat gerakan separatis yang menyebabkan perpecahan.


c. Tidak Mampu Mengikuti Perubahan Politik Internasional

Konflik yang terjadi di Yugoslavia ternyata berdampak bagi politik perdamaian. Bahkan saat perang Kroasia terjadi pada tahun 1991, Yugoslavia masih diharapkan bisa menjadi negara kesatuan yang mampu menjaga stabilitasnya.


Sayangnya,kondisi politik internasional yang mengalami perubahan secara cepat pada tahun 1991 membuat para tokoh di Yugoslavia kebingungan. Akhirnya, negara ini tertinggal karena tidak mampu mengikuti perubahan politik dunia.


d. Keinginan Serbia untuk Menguasai Bangsa Lain

Serbia yang dulunya adalah bagian dari Yugoslavia merasa haknya berkurang ketika bergabung bersama negara federasi lainnya. Oleh sebab itu, negara ini berkeinginan untuk memperkuat diri dan menjadi pemimpin di Yugoslavia.


Negara bagian yang ingin merdeka ditolak mentah-mentah keinginannya oleh Serbia. Bahkan negara ini juga pernah menyerang Bosnia secara brutal dan sadis karena perkembangan agama islam yang pesat.


Selain itu, pada awalnya Serbia dianggap sebagai negara federasi yang paling kaya akan sumber daya alam. Kondisi tersebut membuat negara ini merasa lebih berkuasa dan bisa menindas negara lainnya. Terlebih lagi dulunya Yugoslavia diberi nama Serbia Raya.


Runtuhnya Yugoslavia

Yugoslavia yang sebelumnya berdiri sebagai negara federasi akhirnya mulai runtuh dan mengalami perpecahan. Setiap negara bagian di dalamnya memisahkan dan memerdekakan diri demi untuk mencapai kedaulatan negara.


Pertentangan antara negara negara bekas bagian Yugoslavia disebabkan oleh masalah etnosentrisme. Bangsa dan etnis di Yugoslavia memiliki agama, Bahasa, dan penggunaan huruf yang berbeda-beda. Tak hanya itu, pandangan politik antar bangsa juga saling bertentangan.


Karena terlalu banyak perbedaan yang sulit untuk disatukan, negara-negara bagian Yugoslavia berupaya untuk membebaskan diri. Namun masih ada pihak yang menentang perpecahan tersebut, terutama Serbia yang kedudukannya paling tinggi.


Awal perpecahan dan bubarnya Yugoslavia dimulai karena banyaknya konflik politik pada tahun 1990 an. Konflik ini muncul sebagai buntut dari krisis politik pada tahun 1980an, ketika Republik Federal Sosialis Yugoslavia terpecah.


Akibatnya terjadi perang antar etnis di Yugoslavia yang sangat sengit. Peperangan ini berdampak besar kepada Bosnia dan kroasia. Sementara itu, Serbia melakukan penyerangan ke negara-negara bagian yang ingin memisahkan diri.


Konflik Yugoslavia yang paling parah terjadi di Bosnia. Pada saat itu, Serbia melakukan penyerangan besar-besaran untuk menghancurkan negara ini. Bahkan, peperangan ini dianggap sebagai salah satu yang paling sadis sepanjang sejarah Eropa.


Etnik bosnia herzegovina merupakan sasaran sentimen etnik di Yugoslavia karena didominasi oleh penduduk beragama Islam. Konflik yang tadinya terjadi antar etnis berubah menjadi kepentingan antar agama.


Perpecahan dan konflik yang terjadi di Yugoslavia terus berlangsung selama bertahun-tahun, hingga menyebabkan konflik sosial berkepanjangan. Akhirnya, pada tahun 2003, Yugoslavia resmi bubar kemudian berganti nama menjadi Serbia dan Montenegro.


Perpecahan Yugoslavia

Mendirikan negara federasi yang terdiri dari berbagai negara-negara bagian di dalamnya bukanlah hal mudah. Sobat Pijar bisa membuktikannya dengan melihat perpecahan yang terjadi di negara Yugoslavia.


Meskipun dulunya Yugoslavia pernah menjadi negara yang makmur dan berpengaruh besar pada politik dunia, akhirnya negara ini membubarkan diri dan memberikan hak otonom kepada negara bagiannya. 


Sebelum terjadi konflik besar-besaran, ada enam negara federasi yang menjadi bagian dari Yugoslavia. Akan tetapi, setelah mengalami berbagai kemunduran hingga perang saudara, negara-negara ini memisahkan diri. Akhirnya, negara-negara tersebut berhasil mendeklarasikan kemerdekaannya dan menjadi negara sendiri. Berikut negara-negara pecahan Yugoslavia: 


1. Serbia

Serbia merupakan bagian dari Yugoslavia yang dulunya memiliki kedudukan tertinggi dan berusaha menguasai seluruh negara federasi lainnya. Pada tanggal 5 Juni 2006, Serbia mendeklarasikan kemerdekaannya dan menjadi negara sendiri.


2. Montenegro

Negara ini sempat menjadi negara bagian Yugoslavia namun Nasib dan kedaulatannya tidak terjamin. Akhirnya dari tahun 2003 sampai 2006 negara ini membentuk federasi Serbia dan Montenegro. Kemerdekaannya dideklarasikan pada 3 Juni 2006.


3. Kroasia

Kroasia adalah negara yang sejak awal sudah ingin memisahkan diri dari Yugoslavia. Namun keinginan tersebut baru bisa terwujud pada 25 Juni 1991. Meskipun geografisnya kecil, namun negara ini berhasil memerdekakan dirinya.


4. Slovenia

Mirip dengan Kroasia, negara Slovenia juga ingin membebaskan diri dari belenggu Yugoslavia sejak dulu. Negara ini mendeklarasikan kemerdekaannya pada tanggal 25 Juni 1991 bersama dengan Kroasia.


5. Bosnia-Herzegovina

Setelah mengalami penyerangan dan peperangan yang brutal, Bosnia-Herzegovina berhasil membebaskan diri. Negara ini langsung menyatakan kemerdekaan dan kebebasannya satu bulan sebelum bubarnya Yugoslavia, yaitu 3 Maret 1992.


6. Makedonia

Makedonia mengumumkan kemerdekaannya pada 8 September 1991. Namun kemerdekaan tersebut justru mendapatkan pertentangan dan perlawanan dari orang-orang Yunani. Sehingga negara ini mendapatkan pengakuan sebagai negara merdeka lebih terlambat daripada negara lainnya.


_______________________________________________________________________


Baca juga: Politik Apartheid - Sejarah, Latar Belakang dan Dampaknya


Terjadinya berbagai konflik Yugoslavia memberikan pengaruh yang cukup besar bagi politik dunia. Meskipun sudah pecah, namun peristiwa bubarnya Yugoslavia mampu membuat negara-negara bagiannya menjadi merdeka dan mandiri.


Bagaimana? Tertarik belajar lebih banyak seputar sejarah? Yuk, gunakan aplikasi Pijar Belajar! Pijar Belajar merupakan aplikasi bimbel online yang menyediakan berbagai konten pembelajaran untuk siswa SD, SMP, dan SMA. Mulai dari video pembahasan, rangkuman, hingga latihan soal ada semua, lho, di Pijar Belajar!


Yuk, download Pijar Belajar sekarang!


Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved