pijarbelajar

Sejarah

Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia dan Cirinya

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Jenis-Jenis Manusia Purba di Indonesia dan Cirinya image

Tahukah kamu, kehidupan manusia di masa lalu penuh dengan misteri yang belum terpecahkan hingga hari ini? Salah satu penemuan besar dalam sejarah manusia adalah penemuan kerangka atau fosil jenis-jenis manusia purba. Wah, menarik banget, ya! 


Jenis-jenis manusia purba ini bisa saja terus bertambah jumlahnya apabila ada penemuan fosil tulang-belulang baru yang ditemukan. Selain itu, dengan semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan serta penemuan fosil-fosil baru, bisa jadi teori mengenai manusia purba pun berubah.


Wah, pasti Sobat Pijar sudah penasaran, kan, apa saja jenis manusia purba yang sudah diketahui. Oleh karena itu, dalam artikel ini Sobat Pijar akan mempelajari jenis-jenis manusia purba dan penjelasannya. Yuk, simak sama-sama!  


Baca juga: Asal Usul Nenek Moyang - Teori dan Kebudayaannya


Asal Usul Manusia Purba

Sejarah manusia purba di Indonesia berdasarkan fosil yang ditemukan pertama kali di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah menunjukkan bahwa manusia purba sudah hidup di Indonesia sekitar 600 ribu tahun lalu atau pada zaman kuarter.


Zaman kuarter sendiri dibagi ke dalam dua zaman, yakni Pleistosen atau Diluvium serta zaman Holosen atau Alluvium. Sementara itu, manusia purba yang sudah hidup di bumi oleh para ahli sejarah diperkirakan sejak 4 juta tahun yang lalu. 


Bumi pada era kuarter awal atau Pleistosen lebih dikenal sebagai zaman es karena pada masa ini bumi hampir seluruhnya ditutupi oleh es. Es dari kutub selatan dan utara meluas sampai menutupi hampir seluruh daratan Amerika Utara, dan Eropa. 


Pada zaman Pleistosen ini, bumi dibagi ke dalam tiga lapisan, yakni lapisan bawah, tengah dan atas. Nah, pada lapisan bawah, yang dikenal dengan nama Dilluvium atau Pleistosen bawah, ditemukan fosil manusia purba Meganthropus paleojavanicus yang merupakan manusia purba yang ada di Indonesia, khususnya Pulau Jawa.


Untuk mengetahui kehidupan manusia purba, para arkeolog harus melakukan pengkajian terhadap peninggalan fosil tulang belulang manusia purba. Adapun, fosil yang umumnya ditemukan seperti badan, tengkorak dan kaki. 


Fosil-fosil tersebut pun dikaji oleh arkeolog dan ditemukan bahwa manusia purba memiliki tingkat kecerdasan lebih rendah dibandingkan manusia modern dilihat dari ukuran tempurung kepalanya. Selain itu, kehidupan manusia purba juga sangat bergantung dengan alam. 


Pola Kehidupan Manusia Purba

Berdasarkan penjelasan asal usul manusia purba di atas, manusia purba diperkirakan sudah hidup di bumi sejak 4 juta tahun yang lalu. Tentunya, terdapat banyak perkembangan dalam keseharian mereka, ya. Nah, perkembangan itu bisa kamu lihat dalam pola kehidupan manusia purba. 


Pola kehidupan manusia sendiri terbagi menjadi 3, yaitu masa berburu dan meramu, bercocok tanam, hingga mengenal kepercayaan. Berikut adalah pembagian zaman berdasarkan pola kehidupan manusia purba:


1. Masa Berburu serta Mengumpulkan Makanan

Sesuai dengan namanya, pada masa ini manusia purba melakukan aktivitas berburu dan mengumpulkan makanan untuk bertahan hidup. Lalu, pada masa ini juga manusia purba cenderung hidup dalam kelompok kecil maupun sendiri-sendiri. Mereka juga tidak mempunyai tempat tinggal tetap dan biasanya menempati goa.


Kehidupan manusia purba yang tinggal di dalam goa dinamakan abris sous roche, yakni tempat tinggal yang digunakan manusia purba zaman prasejarah. Tempat tinggal ini berupa goa atau ceruk yang ada di dalam batu karang untuk berlindung dari cuaca ataupun hewan predator.


2. Masa Bercocok Tanam 

Pola kehidupan manusia selanjutnya adalah masa bercocok tanam yang ditandai dengan manusia yang mulai mengolah tanah untuk dijadikan lahan pertanian. Manusia juga sudah mengenal alat bercocok tanam, seperti kapak lonjong, beliung persegi dan mata panah.


Kehidupan menetap pada manusia purba mulai dilakukan pada masa bercocok tanam. Pada masa ini manusia membuat tempat hunian dari bahan alam seperti kayu, daun kering, batang pohon dan lainnya. Umumnya manusia akan berpindah ketika tanah untuk berladang sudah tidak subur.


3. Masa Mengenal Kepercayaan

Pola kehidupan manusia selanjutnya adalah masa mengenal kepercayaan dan mulai mendiami sebuah wilayah luas sebagai desa atau perkampungan dalam waktu lama. Pada masa ini, manusia juga sudah mampu membuat perhiasan dari logam.


Manusia juga sudah mulai mengadakan perdagangan sederhana dengan sistem barter. Selain itu, kehidupan manusia pada masa ini juga sudah lebih maju.


Baca juga: Ciri Zaman Mesozoikum dan Pembagian Periodenya


Jenis-Jenis Manusia Purba

Para arkeolog sudah menemukan beberapa fosil manusia purba di Indonesia dan mengelompokkannya ke dalam beberapa jenis. Pengelompokkan pun dilakukan berdasarkan tingkatan perkembangan dari yang tertua sampai manusia purba termuda. 


Untuk memudahkan Sobat Pijar memahami materi ini, berikut disajikan jenis-jenis manusia purba dan gambarnya:


1. Meganthropus Palaeojavanicus

Sebagaimana yang sudah disebutkan sedikit di atas, manusia purba tertua di Indonesia adalah Meganthropus paleojavanicus. Arti Meganthropus paleojavanicus adalah manusia besar tertua dari Jawa. Jenis manusia purba ini merupakan manusia purba paling primitif yang pernah ditemukan oleh arkeolog di Indonesia.


Fosil Meganthropus paleojavanicus ditemukan oleh arkeolog Ter Haar, Oppenoorth, von Koenigswald dan Weidenreich. Fosil manusia besar tertua dari Jawa ini ditemukan antara tahun 1936 - 1941. 


Fosil Meganthropus paleojavanicus ditemukan di daerah Ngandong, tepatnya di situs Sangiran pada formasi Pucangan Bagian fosil tulang yang ditemukan adalah fragmen rahang bawah dan atas serta beberapa gigi yang terlepas. 


Meganthropus dikelompokkan sebagai jenis manusia purba yang berbeda dari Homo erectus karena manusia purba primitif dari Jawa ini belum dapat berjalan tegak. Homo erectus sendiri berasal dari bahasa Latin yang artinya adalah manusia yang berdiri tegak.


Jika dilihat berdasarkan penemuan fosil tulang belulang manusia purba asal Jawa ini, para ahli menyimpulkan beberapa ciri-ciri Meganthropus paleojavanicus:

  1. Bentuk fisik manusia purba Meganthropus paleojavanicus relatif besar dengan geraham besar serta rahang bawah sangat tegap
  2. Hidup di zaman Pleistosen awal 
  3. Bentuk gigi Meganthropus paleojavanicus homonim dan lebih mirip dengan spesies orangutan dibandingkan Homo erectus 
  4. Berdasarkan bentuk giginya, diperkirakan jika Meganthropus paleojavanicus memakan buah dan tumbuh-tumbuhan
  5. Otot kunyah Meganthropus paleojavanicus cukup kuat
  6. Struktur wajah masif dengan kening menonjol yang mencolok, tulang pipi tebal serta bagian belakang kepala memiliki tonjolan tajam
  7. Tidak mempunyai dagu


Di bawah ini adalah gambar Meganthropus paleojavanicus berupa fosil rahang yang ditemukan di Sangiran:



Sumber: https://asset.kompas.com/


2. Pithecanthropus Erectus

Jenis-jenis manusia purba selanjutnya adalah Pithecanthropus erectus yang diartikan sebagai manusia kera yang berdiri dengan tegak. Arti Pithecanthropus sendiri dalam bahasa Latin adalah manusia kera. Sobat Pijar tahu nggak, ternyata fosil Pithecanthropus merupakan fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di tanah air, lho.


Fosil manusia purba berupa Pithecanthropus erectus ditemukan di Trinil oleh seorang arkeolog Belanda, yaitu Eugene Dubois. Fosil berupa tulang paha dan atap tengkorak ini ditemukan di tahun 1891 di daerah Ngawi. Sebutan Pithecanthropus erectus menunjukan ciri khusus manusia purba ini, yaitu manusia kera yang bisa berdiri dengan tegak (erectus). Hal ini karena bentuk fosil tulang belulang manusia purba ini menunjukkan kemampuannya untuk bisa berdiri tegak. 


Jenis-jenis manusia purba Pithecanthropus lainnya yang ditemukan di Indonesia yakni Pithecanthropus mojokertensis yang diartikan sebagai manusia kera dari daerah Mojokerto. Kemudian, ada juga jenis Pithecanthropus robustus, yaitu manusia kera berukuran besar.


Jenis-jenis manusia purba Pithecanthropus berikutnya adalah Pithecanthropus soloensis, yakni manusia kera dari daerah Solo, Jawa Tengah. 


Lalu, kira-kira kapan, ya, Pithecanthropus ini hidup di Indonesia? Well, berdasarkan penelitian arkeolog, Manusia kera atau Pithecanthropus ini diperkirakan hidup kira-kira di 1 juta sampai 1,5 juta tahun yang lalu. Saat itu bumi kira-kira berada pada zaman Pleistosen awal serta zaman Pleistosen tengah. 


Ciri-ciri Pithecanthropus erectus dilihat dari bentuk fisiknya sebagai berikut:

  1. Mempunyai volume otak sebesar 775 cc sampai 975 cc
  2. Manusia kera ini sudah dapat berjalan dengan tegak
  3. Berat badan Pithecanthropus mencapai kira-kira 80 hingga 100 kg dengan tinggi badan 168 - 180 cm 
  4. Bentuk badan dan anggota tubuhnya tegap 
  5. Bentuk hidung yang tebal 
  6. Wajah tidak mempunyai dagu 
  7. Bentuk belakang kepalanya terlihat menonjol 
  8. Mempunyai rahang dan alat pengunyah yang kuat.
  9. Bentuk gerahamnya besar dan otot tengkuk sangat kuat 
  10. Tempat perlekatan dari otot-otot tubuh sangat nyata dan batang tulangnya lurus


Gambar rahang bawah fosil Pithecanthropus mojokertensis (kiri) dan atap tengkorak Pithecanthropus soloensis (kanan)


3. Homo Sapiens

Homo sapiens adalah manusia purba yang juga disebut sebagai manusia cerdas (sapiens) karena sudah menyerupai manusia modern hari ini. Para ahli arkeolog menemukan beberapa fosil Homo sapiens di Indonesia berjenis Wajakensis yang ada di Wajak, Mojokerto dan Homo soloensis yang ditemukan di Solo. 


Ciri fisik dari fosil Homo sapiens lebih progresif dibandingkan jenis Pithecanthropus. Manusia homo sapiens dikategorikan sebagai manusia modern karena volume otak, bentuk fisik dan postur badannya sudah menyerupai manusia modern hari ini.


Homo sapiens hidup pada zaman akhir Pleistosen atau awal Holosen. Beberapa ahli sepakat bahwa Homo sapiens sudah hidup di bumi sejak 150 ribu tahun yang lalu di daerah Afrika Timur. Mereka kemudian berpindah tempat ke daerah di bumi lain menyeberangi semenanjung Arabia dan sampai di Eurasia.


Penemu Homo sapiens di Indonesia adalah van Rietschoten di tahun 1889 yang menemukan bagian kerangka manusia dan bagian-bagian tengkorak di daerah Tulungagung, Jawa Timur. Fosil Homo sapiens paling tua yang ditemukan di Maroko di tahun 2000 oleh Jebel Irhoud.


Dikelompokkan sebagai manusia modern, berikut adalah ciri-ciri Homo sapiens dilihat dari bentuk fisiknya:

  1. Ukuran otot tengkuk mengalami penyusutan
  2. Sudah berdiri dan berjalan dengan tegak seperti manusia modern 
  3. Bentuk fisik sudah lebih sempurna dibandingkan manusia purba sebelumnya 
  4. Ukuran volume otak bervariasi mulai dari 1000 cc sampai 1450 cc 
  5. Bagian otak besar serta otak kecilnya sudah berkembang, khususnya di bagian kulit otak sudah berkembang 
  6. Ukuran gigi dan alat kunyah lebih kecil 
  7. Bentuk tulang dahi serta tulang belakang tengkorak sudah tinggi dan membulat 
  8. Rata-rata tinggi badan Homo sapiens berkisar 130 sampai 210 cm
  9. Rata-rata berat badan berkisar 30 sampai 150 kg


Gambar tengkorak Homo soloensis


____________________________________________________________


Baca juga: Ciri-Ciri Zaman Paleozoikum beserta Periode dan Peninggalannya


Jenis-jenis manusia purba di Indonesia secara umum dikelompokkan ke dalam 3 jenis yaitu Meganthropus paleojavanicus, Pithecanthropus dan Homo Sapiens. Pithecanthropus adalah fosil manusia purba yang paling banyak ditemukan di berbagai daerah di nusantara.


Nah, dari jenis-jenis tersebut, manusia purba jenis apa, nih, yang menurut Sobat Pijar lebih menarik? Wah, kalau menurut Pijar Belajar, sih, semua jenis manusia purba ini menarik banget untuk dipelajari lebih lanjut. Apalagi kalau belajarnya pake Aplikasi Pijar Belajar!


Aplikasi Pijar Belajar menawarkan banyak banget latihan soal yang bisa mengasah pemahamanmu, lho. Selain itu, rangkuman materinya juga tersedia dan bisa kamu akses kapan aja dan dimana aja. Jadi nggak bingung lagi, deh, kalau mau belajar!


Yuk, download Aplikasi Pijar Belajar atau klik banner di bawah ini untuk mulai belajar seru sekarang!


Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved