pijarbelajar

Geografi

Jenis-Jenis Awan Berdasarkan Klasifikasinya

Superadmin

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Jenis-Jenis Awan Berdasarkan Klasifikasinya image

Awan adalah salah satu peristiwa alam yang terbentuk karena adanya proses kondensasi. Jika Sobat Pijar perhatikan, awan berbentuk halus dan berserat seperti halnya permen kapas. Namun, ada juga yang berwarna gelap dan terlihat tebal. Ternyata, perbedaan bentuk dan tampilan awan ini membentuk klasifikasi yang dikelompokkan menjadi jenis jenis awan, lho


Lalu, kenapa sih awan itu punya warna dan ciri yang berbeda-beda? Kemudian, kenapa ada awan yang menggumpal dan ada yang berserat? Sobat Pijar harus tahu nih apa saja jenis awan ini karena setiap awan tidaklah sama lho. Meski semua jenis awan mengalami proses pembentukkan yang serupa, jenisnya tetap berbeda. 


Baca juga: Proses Terjadinya Hujan Seperti Apa, Ya?


Jenis-Jenis Awan

Coba deh kamu perhatikan, hampir setiap hari kita melilhat bentuk awan yang berbeda-beda di langit. Terkadang ada awan yang bentuknya menggumpal tapi terkadang ada awan yang bentuknya sangat tipis. Nah, tiap bentuk awan tersebut bisa jadi merupakan salah satu contoh dari jenis-jenis awan, lho.


Macam-macam awan atau jenis-jenis awan terbagi ke dalam lima kelompok, yaitu awan tinggi, awan rendah, awan menengah, awan cumulus, dan awan cumulunimbus. Hm... kira-kira seperti apa, ya, jenis-jenis awan tersebut. Yuk, intip di bawah ini!


Awan Tinggi 

Berdasarkan klasifikasi jenis jenis awan, ada jenis awan berdasarkan ketinggian, yaitu awan tinggi, awan sedang, dan awan rendah. Pertama-tama kita bahas awan tinggi terlebih dahulu. Ciri dari awan tinggi ini adalah awan yang terletak di ketinggian 6-12 km. 


Jadi, sesuai dengan namanya, awan tinggi letaknya paling tinggi dibandingkan dengan jenis awan lainnya, ya. Nah, awan tinggi ini terbagi lagi menjadi beberapa jenis. Apa saja sih yang termasuk ke awan tinggi? Simak jenis awan dan gambarnya berikut ini. 


1. Awan Cirrus 


Jenis awan cirrus merupakan awan yang paling banyak dijumpai di langit berbagai negara. Hal ini karena awan cirrus terlihat begitu bersih dan putih seperti awan yang sering Sobat Pijar lihat. 


Ciri dari awan cirrus adalah berbentuk serabut atau berserat. Jika Sobat Pijar ingin tahu bentuknya, coba bayangkan bulu ayam yang halus memanjang di langit. 


Itulah yang disebut dengan awan cirrus. Ketinggian dari awan ini antara 7-13 km. Ciri lainnya dari awan cirrus yaitu mempunyai suhu yang rendah. 


2. Awan Cirrostratus 


Awan cirrostratus adalah salah satu jenis jenis awan tinggi yang menandakan bahwa langit tengah cerah. Ciri dari awan ini adalah bentuknya seperti lembaran atau selimut bergelombang yang menutupi langit. 


Umumnya, awan ini terjadi di pada musim kering atau kemarau. Ciri lain dari awan cirrostratus adalah menimbulkan hallo, yaitu lingkaran bulat di sekitar matahari.  


3. Awan Cirrocumulus 


Jenis awan berikutnya adalah cirrocumulus yang dicirikan dengan bentuk awannya yang indah, seperti memiliki bulu putih kecil atau disebut juga dengan bulu domba. Cirrocumulus juga disebut dengan langit makarel karena awan tersebut dapat menimbulkan bayangan. 


Awan Menengah 

klasifikasi kedua dari jenis-jenis awan adalah awan menengah. Ketinggian awan menengah sekitar 2 sampai 6 km. Awan menengah terbagi menjadi dua, yaitu altocumulus dan altostratus. Yuk, simak perbedaan diantara keduanya. 


1. Awan Altocumulus 

Jenis awan altocumulus memiliki bentuk yang seperti bola berwarna putih sampai kelabu. Lalu, awan altocumulus juga terlihat bergerombolan atau berdekatan. Ciri lainnya dari awan ini yaitu muncul di saat hujan ringan sampai sedang. 


2. Awan Altostratus 


Awan Altostratus punya bentuk yang luas dan tebal dengan warna yang kelabu. Altostratus juga punya sifat yang menandakan hujan ringan. Ciri khas dari awan ini adalah tidak bisa untuk memproduksi hujan lebat. Meskipun begitu, awan ini bisa berubah menjadi nimbostratus. Nanti kita kenalan sama nimbostratus ini, ya! 


Awan Rendah 

Jenis awan terakhir adalah awan rendah. Awan renda memiliki ketinggian antara kurang dari 600 meter sampai dengan 1500 meter. Jenis awan rendah adalah sebagai berikut: 


1. Awan Stratocumulus 


Sesuai namanya, awan stratocumulus adalah kombinasi antara awan cumulus dan stratus. Sobat Pijar harus tahu kalau awan ini terbentuk dari kumpulan awan cumulus yang bergerombol untuk kemudian menyebar dan tampak seperti selimut yang bertumpuk. 


Warna abu-abu gelap yang dimiliki stratocumulu bukan menandakan awan ini menimbulkan hujan lho. Justru sebaliknya, awan tersebut tidak menandakan hujan. 


2. Awan Stratus 


Lapisan awan stratus punya ciri-ciri bentuknya yang tipis. Kemudian, lapisannya melebar dan bentuknya seperti kabut. Awan ini umumnya ada di pesisir dan pegunungan. Untuk ketinggiannya terbilang sangat rendah yaitu kurang dari 600 meter. 


3. Awan Nimbostratus 


Berdasarkan asal katanya, awan nimbostratus merupakan “nimbus” artinya hujan dan “stratus” artinya menyebar. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nimbostratus adalah awan yang menimbulkan hujan dengan lapisan yang tebal dan gelap serta bentuknya yang tidak beraturan. 


Awan Cumulus 


Awan cumulus termasuk jenis awan berdasarkan ketinggian. Awan ini masuk dalam jenis awan rendah. Jenis awan dengan kandungan butir awan hanya berupa cairan adalah awan cumulus yang terbentuk karena udara naik dan memiliki ketinggian antara 500 sampai 1500 km. Ciri dari awan cumulus adalah seperti kapas dengan tepinya bulat. 


Kapan sih awan cumulus terjadi? Awan ini biasa ada di siang hari. Awan ini terbentuk secara vertikal sehingga menyebabkan bentuk bulat, kubah atau seperti menara. Jika dilihat secara teliti, awan ini memiliki tekstur yang kasar lho


Proses pembentukan awan ini terjadi karena terjadi ketidakseimbangan di atmosfer. Apabila terus-menerus mengalami perubahan, maka akan terbentuk awan cumulonimbus. Awan ini punya lebar sekitar 1 km sedangkan puncaknya terlihat sangat tinggi. 


Awan Cumulonimbus 


Sama dengan awan cumulus, jenis awan ini juga termasuk dalam awan rendah dengan ketinggian antara 500 sampai 1500 km. 


Jenis awan yang berpotensi menghasilkan badai dan petir adalah cumulonimbus. Hal ini bisa Sobat Pijar perhatikan dari warnanya yang abu-abu dan gelap. Awan ini membawa banyak uap air dan kristal es. Jadi, tak heran jika terjadinya awan ini bisa menimbulkan hujan yang lebat. 


Tidak tanggung-tanggung, awan cumulonimbus juga pertanda akan terjadinya hujan badai dan petir karena massa dari awannya yang lebih besar dan tebal. 


Jenis awan cumulonimbus ditemukan di front dingin karena mengalami proses konveksi. Proses tersebut terjadi jika udara yang massanya ringan harus naik di atas udara dingin. Awan cumulonimbus ini dalam setiap awannya bisa menghilang dalam satu jam setelah hujan turun. 



______________________________________________________________________


Baca juga: Urutan Lapisan Atmosfer: Apa itu Atmosfer, Urutan, Ciri dan Fungsi


Jenis jenis awan di atas ternyata sangat beranekaragam, ya. Hal inilah yang membuat fenomena di atmosfer menjadi berubah. Hal ini bisa dilihat dari jenis awan yang merupakan pertanda cuaca cerah sampai dengan hujan berpetir. 


Yuk, pelajari lebih banyak seputar jenis-jenis awan dan materi Geografi lainnya di Pijar Belajar. Pijar Belajar merupakan aplikasi pembelajaran yang menyediakan berbagai konten pembelajaran untuk SD, SMP, dan SMA. Nah, beberapa konten belajar yang bisa kamu akses di Pijar Belajar adalah latihan soal dan video pembahasannya.


Jadi, nggak ada alasan lagi, deh, untuk susah belajar!


Yuk, download dan rasakan langsung kemudahan belajar bersama Pijar Belajar!

Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved