pijarbelajar

Sejarah

Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan | Jatuhnya Jepang, Rengasdengklok, hingga Proklamasi

Superadmin

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan | Jatuhnya Jepang, Rengasdengklok, hingga Proklamasi image

Peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia punya proses dan sejarah yang panjang lho, Sobat Pijar. Proklamasi kemerdekaan yang dilakukan pada 17 Agustus 1945 ini menjadi tonggak awal Indonesia menjadi negara yang merdeka dan tidak terikat dengan negara lain. 


Nah, menjelang proklamasi kemerdekaan, ada banyak peristiwa bersejarah yang berperan penting dalam terjadinya kemerdekaan Indonesia. Kira-kira apa saja ya peristiwa bersejarah itu? Sobat Pelajar bisa simak penjelasannya berikut ini ya!


Baca juga: Latar Belakang Peristiwa Rengasdengklok Lengkap dengan Kronologi dan Dampaknya


Kronologi Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan 

Kronologi peristiwa menjelang kemerdekaan dimulai dari kekalahan Jepang pada sekutu. Lalu, muncul desakan dari tokoh Golongan Muda dan Tua yang merencanakan kemerdekaan Indonesia. Hm… seperti apa, ya, kira-kira kronologis lengkapnya? Simak terus, ya.


1. Kekalahan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya 

Seperti yang Sobat Pijar tahu, Jepang sempat menjajah Indonesia pada tahun 1942–1945. Bahkan Jepang juga berambisi untuk memenangkan Perang Asia Timur Raya melawan Amerika Serikat. Menariknya, nih, kekalahan Jepang tak terjadi secara mendadak 


Mulanya pertempuran Jepang dengan Amerika Serikat baik-baik saja, bahkan Jepang sempat mengebom pangkalan laut AS di Pearl Harbour pada akhir 1941. Tapi keadaan berbalik di pertengahan tahun 1942 ketika Kaigun (Angkatan Laut Jepang) dikirimkan untuk menyerang Kepulauan Midway. 


Bukan tanpa alasan Kaigun datang ke Kepulauan Midway, Sobat Pijar. Jepang berniat menghabisi sisa armada Pasifik AS di pangkalan tersebut. Rencana tersebut gagal karena kode komunikasi Kaigun diketahui oleh militer AS. Dalam waktu singkat, AS sudah bisa menebak semua rencana Kaigun.


Akhirnya, Kaigun gagal menyerang Kepulauan Midway dan membuat Jepang terpukul. Tak sampai disana, kekalahan Jepang atas AS terus berlanjut. Tercatat armada militer AS mampu mengalahkan pangkalan militer Jepang di Pulau Saipan, Iwo Jima, bahkan Okinawa, lho.  


Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki 

Kekalahan Jepang atas Sekutu ditandai dengan kalahnya Jepang pada Sekutu di Perang Asia Timur Raya. Tapi tak hanya itu saja, Sobat Pijar, pengeboman yang dilakukan oleh AS di Hiroshima dan Nagasaki juga menjadi penandanya. 


Pada Juli 1945 terjadilah konferensi internasional di Jerman dan menghasilkan Deklarasi Postdam. Dalam deklarasi tersebut, disepakati bahwa semua penjahat perang harus diadili secara keras. Pemerintah Jepang juga diminta memberi kebebasan demokrasi serta penghormatan HAM. 


Karena Jepang sudah terdesak secara kekuatan, Deklarasi Postdam juga meminta Jepang menyerah tanpa syarat pada sekutu atau memilih dihancurkan. Jepang memilih menolak, dan AS pun menjatuhkan 2 bom nuklir di pusat kota Jepang, Hiroshima dan Nagasaki. 


Nama bom atom Hiroshima dan Nagasaki adalah ‘little boy’ dan ‘fat man’. Bom nuklir tersebut dijatuhkan secara beruntun pada 6 Agustus dan 9 Agustus 1945. Akhirnya setelah bom atom dijatuhkan Jepang mengalami kerugian besar, Jepang menyerah pada sekutu tanpa syarat. 


3. Perbedaan Golongan Tua dan Golongan Muda

Jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki akhirnya tersebar ke penjuru dunia. Berita kekalahan Jepang diumumkan melalui radio oleh BBC atau British Broadcasting Corporation. Sobat Pijar bisa langsung menebak, banyak tokoh pergerakan di Indonesia yang menyambut senang berita tersebut.


Berita kekalahan Jepang pertama kali didengar oleh Sutan Syahrir dan langsung tersebar ke aktivis pergerakan, baik Golongan Tua ataupun Muda. Sebagai Golongan Muda, Syahrir berharap kemerdekaan Indonesia bisa segera dilakukan. 


Namun Hatta menolaknya, menurutnya urusan kemerdekaan akan dibahas PPKI yang sudah dibentuk sebelumnya. Pertentangan antara Golongan Tua dan Muda makin memanas nih, Sobat Pijar. 


Saat itu Syahrir berpendapat kalau kemerdekaan dilakukan melalui PPKI, maka Sekutu akan menganggap kemerdekaan tersebut buatan Jepang. Syahrir juga berpendapat kalau kemerdekaan sebaiknya dilakukan sendiri oleh Soekarno, selaku pemimpin rakyat. 


Sayangnya Golongan Tua seperti Hatta dan Soekarno menolak pendapat Syahrir. Kira-kira mengapa terjadi perbedaan pendapat antara Golongan Tua dan Muda ya, Sobat Pijar?


Menurut pendapat Golongan Tua, proklamasi yang dilakukan terlalu tergesa-gesa. Sehingga, dapat menyebabkan pertumpahan darah, apalagi saat itu militer Jepang masih ada di Indonesia. Tak hanya itu, Jepang juga pernah menjanjikan kemerdekaan Indonesia pada PPKI di tanggal 24 Agustus 1945.


4. Peristiwa Rengasdengklok 

Peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia di tanggal 17 Agustus 1945 tak akan terjadi tanpa peristiwa Rengasdengklok. Pada 15 Agustus 1945, Golongan Muda berunding di Lembaga Bakteriologi Pegangsaan Timur yang dipimpin oleh Chaerul Saleh. 


Dalam perundingan tersebut, diputuskan bahwa kemerdekaan Indonesia harus segera diproklamirkan. Kemerdekaan Indonesia tak boleh digantungkan pada orang lain, bahkan pada Jepang atau PPKI. Hasil perundingan tersebut kemudian disampaikan pada Soekarno yang tengah berada di kediamannya. 


Namun sebagai Ketua PPKI, Soekarno menolak tegas hasil perundingan tersebut. Soekarno tetap bersikukuh agar kemerdekaan Indonesia dilakukan setelah berunding dengan anggota PPKI yang lain. 


Sobat Pijar bisa pasti bisa menebak kan kelanjutannya? Ya, pada saat itu golongan Muda pun menculik Soekarno dengan membawanya ke Rengasdengklok. Penculikan tersebut tak berniat buruk kok, Golongan Muda hanya ingin Soekarno dan Hatta yang merupakan pentolan Golongan Tua, menjauh dari segala pengaruh Jepang.


Peristiwa Rengasdengklok pun terjadi pada 16 Agustus 1945, di Rengasdengklok. Sobat Pijar bisa emnyimak latar belakang peristiwa Rengasdengklok dan kronologis lengkapnya di artikel Pijar Belajar berikut, ya! 


5. Penyusunan Teks Proklamasi

Berita kekalahan Jepang atas Sekutu dimanfaatkan para pejuang kemerdekaan untuk meyakinkan Soekarno – Hatta agar segera memproklamirkan diri. Ketika Soekarno – Hatta masih di Rengasdengklok, sebenarnya Achmad Soebardjo dan Wikana sudah membuat kesepakatan lho, Sobat Pijar.


Kesepakatan tersebut adalah memproklamasikan kemerdekaan Indonesia secepat mungkin di Jakarta. Akhirnya, Yusuf Kunto mengantarkan Soebardjo ke Rengasdengklok dan meyakinkan Golongan Muda agar tak buru-buru memproklamasikan kemerdekaan.  


Pada 16 Agustus 1945, semua rombongan yang ada di Rengasdengklok kembali ke Jakarta dan sampai di rumah Laksamana Maeda. Di kediaman Laksamana Maeda-lah penyusunan teks proklamasi akhirnya disusun. Ada 3 orang yang menyusun teks proklamasi, yakni Soekarno, Hatta dan Achmad Soebardjo. Dibantu dengan Sayuti Melik sebagai pengetik teks proklamasi. 


6. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Teks proklamasi pun selesai, rencana pembacaannya pun dilakukan. Setelah menimbang-nimbang, pembacaan teks proklamasi dilakukan di kediaman Soekarno yang ada di Jalan. Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. 


Upacara singkat pembacaan teks proklamasi pun dilakukan pada 17 Agustus 1945 pada pukul 10 pagi. Setelah pembacaan teks proklamasi selesai, pengibaran bendera merah putih dan sambutan Walikota Jakarta, Soewirjo, dan Barisan Pelopor, Muwardi, kemudian dilakukan.


Bendera merah putih yang dikibarkan adalah hasil karya dari Fatmawati, istri dari Soekarno. Masyarakat yang hadir dalam upacara singkat tersebut secara spontan juga menyanyikan lagu Indonesia Raya karangan W.R Soepratman.


Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia yang tak kalah pentingnya adalah penyusunan teks proklamasi kemerdekaan. Ada tiga tokoh nasional yang menyusun teks proklamasi, Moh. Hatta dan Achmad Soebardjo yang menyumbangkan ide secara lisan dan Soekarno yang menulis naskah. 


Jadi siapa yang menyusun teks proklamasi, Sobat Pijar? Yup, jawabannya adalah Moh. Hatta, Soekarno dan Achmad Soebardjo. Ketiganya bersama-sama membuat teks proklamasi kemerdekaan Indonesia.


Bagaimana proses penyusunan teks proklamasi kemerdekaan dilakukan? Soebardjo memberikan sumbangan buah pemikiran untuk kalimat pertama, sedangkan Hatta memberikan ide kalimat terakhir dalam teks proklamasi.


Setelah selesai, Soekarno meminta persetujuan kepada semua yang hadir. Sukarni, salah satu pejuang kemerdekaan yang hadir, mengusulkan agar teks proklamasi ditandatangani oleh Soekarno dan Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. 


Semua yang hadir di rumah Laksamana Maeda menyetujui ide Sukarni. Sayuti Melik pun diminta mengetik naskah tulisan tangan Soekarno tersebut, Sayuti juga melakukan perbaikan yang diperlukan atas kesepakatan semua orang yang ada. 


Keesokan harinya pada 17 Agustus 1945, upacara proklamasi kemerdekaan dilakukan. Apa saja susunan acara yang dilakukan pada pembacaan teks proklamasi?


Susunan acaranya adalah pembacaan naskah proklamasi, pengibaran bendera merah putih, dan sambutan dari Suwiryo selaku Walikota Jakarta dan Dr. Muwardi, perwakilan dari Barisan Pelopor.


Dari sini Sobat Pijar bisa tahu bahwa tokoh Golongan Muda dan Tua dalam proklamasi memiliki peran penting. Jadi, kemerdekaan Indonesia tak hanya berasal dari satu pihak saja. Kemerdekaan Indonesia juga bukan hadiah dari Jepang maupun sekutu, murni dari bangsa Indonesia sendiri, Sobat Pijar. 


Makna proklamasi kemerdekaan bagi bangsa Indonesia adalah sebagai tonggak pembaruan kehidupan bangsa Indonesia di segala bidang. Dengan adanya proklamasi kemerdekaan, semua rakyat Indonesia bersama-sama membenahi tatanan kehidupan bangsa dan negara. 


Gimana? Sudah semakin paham, ya, dengan penjelasan di atas. Jika sudah, sekarang saatnya kita menguji pemahaman dengan mengerjakan latihan soal Pijar Belajar, ya. Klik banner di bawah ini untuk mengakses ribuan latihan soal Pijar Belajar.


___________________________________________________________________________


Baca juga: Sejarah Perang Dunia 2, Kronologis, Sebab, hingga Dampaknya


Berbagai peristiwa proklamasi kemerdekaan Indonesia ternyata berkaitan satu sama lain ya, Sobat Pilar. Peristiwa pembacaan proklamasi pada 17 Agustus 1945 membuat Indonesia secara resmi menjadi negara yang merdeka dan tak berada di bawah cengkeraman negara lain.


Ingin belajar mengenai materi sejarah lainnya? Yuk, gunakan Pijar Belajar sekarang juga! Kamu bisa mengakses ratusan video pembelajaran yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan belajarmu, lho!


Yukdownload aplikasi Pijar Belajar di ponselmu!


Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved