pijarbelajar

Bahasa Indonesia

Perbedaan Frasa dan Klausa yang Sobat Pijar Wajib Tahu

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Perbedaan Frasa dan Klausa yang Sobat Pijar Wajib Tahu image

Salah satu unsur kalimat yang biasa kita dengar adalah frasa dan klausa. Banyak orang mengira frasa dan klausa adalah dua istilah yang sama yakni merujuk kepada kumpulan beberapa kata, namun lebih sedikit dari kalimat. Padahal, kedua istilah ini berbeda, lho. Sobat Pijar sudah tahu belum perbedaan frasa dan klausa?


Frasa dan klausa memang sama-sama dibentuk oleh dua kata atau lebih. Hanya saja, kedua istilah ini memiliki karakteristiknya masing-masing. Frasa dan klausa merupakan bagian pembentuk kalimat yang terdiri dari berbagai macam jenis.


Baca juga: Unsur-Unsur Kalimat, Ciri-Ciri, dan Contoh Pola Kalimat


Apa Itu Frasa?

Untuk mengetahui perbedaan frasa dan klausa maka pertama-tama Sobat Pijar harus mengetahui definisi dari frasa. Frasa merupakan gabungan beberapa kata namun hanya terdiri dari unsur utama serta unsur keterangan. 


Unsur utama pada frasa berperan sebagai unsur inti. Sementara itu, unsur keterangan adalah unsur tambahan yang juga disebut sebagai pewatas atau atribut. Gabungan kata di dalam frasa saling terikat serta berperan sebagai satu kesatuan meski tidak dapat menjadi suatu kalimat. 


Supaya kamu lebih paham tentang frasa, coba lihat contoh frasa berikut: 


Beni lebih penyabar dibanding Bona.


Kata “lebih penyabar” dalam kalimat tersebut merupakan salah satu jenis frasa. Kenapa? Karena kata “lebih” dan “penyabar” jika dipisahkan akan mengubah makna kalimatnya. Oleh karena itu, kata “lebih” dan “penyabar” merupakan satu kesatuan dan membentuk frasa. 


Jenis Frasa

Frasa dikelompokkan ke dalam beberapa macam kategori berdasarkan unsur-unsur penyusunnya. Berikut ini sudah dirangkum beberapa jenis frasa dan contohnya.


1. Frasa Eksosentris

Jenis frasa yang pertama adalah frasa eksosentris. Fara eksosentris merupakan frasa yang terdiri dari kata-kata yang kedudukannya tidak setara sehingga salah satu katanya tidak bisa menggantikan fungsi dari frasa tersebut. Untuk memudahkan memahami frasa eksosentris, berikut adalah beberapa contoh frasa eksosentrik:


1) Andi sedang berkemah di atas gunung.

Penjelasan: Frasa "di atas” merupakan frasa eksosentris karena kedudukan unsur-unsurnya tidak bisa saling menggantikan fungsi dari frasa tersebut. Jika kata “di” dihilangkan, maka kalimatnya menjadi “Andi sedang berkemah atas gunung”. Wah, kalimatnya jadi agak sulit dipahami, ya? Oleh karena itu, kata “di atas” merupakan frasa eksosentris. 


2) Pak Kepala Sekolah akan pergi dinas ke luar kota

Penjelasan: Frasa "ke luar kota" merupakan frasa eksosentris karena kedudukan unsur-unsurnya tidak bisa saling menggantikan fungsi dari frasa tersebut. Misalnya, kalimat di atas tidak bisa dibuat menjadi "Pak Kepala Sekolah akan pergi dinas ke" atau " Pak Kepala Sekolah akan pergi dinas luar kota". Makanya, kata “ke luar kota” disebut frasa. 


2. Frasa Endosentris

Frasa endosentris merupakan jenis frasa dengan unsur-unsur penyusun terdistribusi secara setara di dalam frasa tersebut. Setiap unsur memiliki posisi atau letak yang sama terhadap unsur lainnya. 


Nah, karena unsur di dalam frasa endosentris berposisi setara, maka keduanya bisa dihubungkan menggunakan kata "dan" atau "atau". Frasa endosentris dibagi menjadi dua macam yakni:

  1. Frasa endosentris koordinatif, yakni frasa dengan unsur yang kedudukannya setara sehingga bisa saling menggantikan
  2. Frasa endosentris subordinatif adalah frasa dengan unsur yang kedudukannya tidak setara sehingga tidak bisa saling menggantikan. Frasa endosentris subordinatif juga tidak bisa diselipkan kata "dan", "atau".


Di bawah ini adalah beberapa contoh frasa endosentris koordinatif dan subordinatif:

  • "Sedikit kaku" (frasa endosentris subordinatif)
  • "Siang malam" (frasa endosentris koordinatif karena bisa diselipkan menjadi "siang dan malam")
  • “Suami istri" (frasa endosentris koordinatif karena bisa diselipkan menjadi "Suami dan istri ")


3. Frasa Adjektiva

Jenis frasa selanjutnya adalah frasa adjektiva. Frasa adjektival adalah frasa yang unsur intinya berupa kata sifat atau adjektiva. Di bawah ini adalah beberapa contoh frasa adjektiva:

  • tampan sekali
  • sangat baik
  • dermawan sekali
  • lebih pelit
  • sangat nakal


4. Frasa Nomina

Frasa nomina adalah jenis frasa yang unsur intinya berupa nomina atau kata benda. Cara membentuk frasa nominal adalah dengan memberi tambahan keterangan pada nomina baik di depan atau di belakang kata utama.


Selain nomina, dalam bahasa Indonesia nomina juga bisa digunakan untuk menyebut orang atau persona. Nah, jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina disebut pronomina. 


Pronomina digolongkan ke dalam beberapa jenis, yakni pronomina persona (kata ganti orang), pronomina interogatif (kata ganti penanya), pronomina relatif (kata ganti penghubung), pronomina kepemilikan dan lainnya.


Contoh frasa nomina beberapa di antaranya adalah: 

  • Baju biru
  • Tangan panjang
  • Buah bibir
  • Ulang tahun


5. Frasa Verba

Frasa verbal adalah frasa yang unsur intinya berupa kata kerja atau verba. Kata kerja tersebut diperluas dengan cara memberikan unsur tertentu yang menghasilkan frasa pada sintaksis yang sama. Sebagai contoh, kata kerja pergi bisa diperluas menjadi frasa verbal sudah pergi atau tidak pergi.


Frasa verbal dan kata kerja verba bisa menduduki fungsi berbeda di dalam kalimat. Untuk memudahkan pemahamanmu mengenai frasa verbal, berikut contoh frasa verba:

  • sedang menulis
  • sudah pulang
  • tidak pergi
  • akan bekerja


6. Frasa Adverbial

Frasa adverbial adalah frasa yang unsur intinya berupa kata keterangan atau adverbial. Kata keterangan tersebut bisa ditempatkan di bagian awal kalimat, tengah maupun akhir. Frasa adverbial ada berbagai macam seperti adverbial tempat, adverbial waktu, adverbial cara, adverbial tujuan dan lainnya.


Berikut contoh dari frasa adverbial:

  • dengan cara musyawarah (frasa adverbial cara)
  • dengan (memakai) pisau (frasa adverbial alat)
  • sebelum mandi (frasa adverbial waktu)


7. Frasa Preposisional

Frasa preposisional adalah frasa yang unsur intinya berupa kata depan atau preposisi dan letaknya biasanya ada di depan kata nomina. Nah, biasanya frasa preposisional ini di awal dengan kata dari, ke, dengan, dan di.


Untuk memudahkan Sobat Pijar memahami bentuk frasa preposisional dan melihat beberapa contoh sederhana:

  • dengan lambat
  • di pasar
  • ke luar kota
  • pada pagi hari
  • atas kehadirannya
  • terhadap pasal berlapis ini


Apa Itu Klausa

Agar mengetahui perbedaan frasa dan klausa, maka Sobat Pijar wajib memahami bagaimana ciri-ciri dari klausa itu sendiri. Klausa merupakan gabungan dari dua kata atau lebih yang kata tersebut berposisi sebagai subjek serta predikat. 

Secara sekilas, klausa ini sudah memenuhi syarat menjadi kalimat efektif yakni terdiri dari subjek dan predikat, namun klausa tidak mempunyai tanda baca seperti tanda tanya, tanda titik, tanda seru dan sebagainya. Oleh karena itu, klausa kadang disebut sebagai kalimat yang belum diakhiri karena tidak mengandung tanda baca. 


Jenis-Jenis Klausa

Klausa dibedakan menjadi dua jenis yakni klausa terikat dan klausa bebas. Kedua klausa ini dibedakan berdasarkan unsur penyusunnya serta kemampuan klausa untuk mandiri membentuk kalimat tersendiri.


1. Klausa Bebas

Klausa bebas merupakan jenis klausa yang tersusun dari unsur pembentuk kalimat lengkap, yakni minimal mengandung unsur subjek dan predikat. Klausa bebas biasa digunakan sebagai kalimat utama pada kalimat majemuk sehingga dapat berdiri sendiri tanpa membutuhkan keterangan lain dan konjungsi.


Agar Sobat Pijar bisa paham bagaimana bentuk klausa bebas, berikut beberapa contoh klausa bebas:

  • Budi bekerja
  • Kucing tertinjak
  • Pak Guru menyanyi


2. Klausa Terikat

Klausa terikat merupakan jenis klausa yang tidak bisa menjadi kalimat sendiri karena tidak memiliki subjek serta predikat. Klausa terikat umumnya digunakan pada kalimat majemuk sebagai anak kalimat. Klausa terikat dihubungkan dengan klausa bebas memakai konjungsi atau kata hubung. Nah, salah satu ciri lainnya adalah umumnya klausa terikat di awali dengan konjungsi. 

Di bawah ini adalah beberapa contoh klausa terikat:

  • Beni pergi sejak kemarin pagi
  • Karena ibu sakit adik menjadi sedih
  • Ani berbelanja dan tersandung


Perbedaan Frasa dan Klausa

Setelah melihat definisi dari frasa dan klausa di atas, Sobat Pijar tentu sudah bisa menyimpulkan apa saja perbedaan frasa dan klausa. Meskipun keduanya merupakan gabungan dari dua kata atau lebih dan menjadi bagian dari unsur kalimat, frasa dan klausa tetap berbeda. Berikut beberapa perbedaannya:


1. Unsur Pembentuk 

Perbedaan frasa dan klausa yang pertama dan paling mencolok tentu saja unsur pembentuknya. Klausa terbentuk dari unsur subjek dan predikat. Sementara itu, frasa terdiri dari unsur utama dan unsur keterangan.


2. Gagasan yang Disampaikan

Perbedaan frasa dan klausa juga bisa dilihat dari gagasan yang disampaikan gabungan kata tersebut. Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, klausa pada kondisi tertentu bisa berkedudukan sebagai kalimat karena mengandung subjek dan predikat. 


Oleh karena itu, klausa disebut sebagai pernyataan mandiri dan bisa berdiri sendiri. Klausa juga sudah bisa mengungkapkan gagasan dan pemikiran. 


Berbeda dengan itu, frasa tidak memiliki unsur subjek dan predikat sehingga tidak bisa berdiri sendiri. Frasa juga tidak bisa dijadikan kalimat karena tidak dapat mengungkapkan gagasan tertentu.


____________________________________________________________________________


Baca juga: Jenis-Jenis Konjungsi dan Contohnya


Perbedaan frasa dan klausa yang utama bisa dilihat dari unsur penyusun keduanya. Meskipun frasa dan klausa sama-sama terdiri dari gabungan dua kata atau lebih, namun klausa bisa menjadi pernyataan mandiri sementara frasa tidak bisa berdiri sendiri.


Gimana? Apakah kamu sudah semakin paham dengan perbedaan keduanya? Sekarang kita coba uji pemahamanmu dengan mengerjakan latihan-latihan soal di Pijar Belajar, yuk! Melalui Aplikasi Pijar Belajar, kamu bisa mengakses ribuan latihan soal lengkap dengan pembahasan dan rangkumannya untuk mengasah pengetahuanmu, lho!


Yuk, download Pijar Belajar atau klik banner di bawah ini untuk mulai belajar sekarang!


Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved