pijarbelajar

Sejarah

Kerajaan Ternate dan Tidore, Masa Kejayaan dan Peninggalannya

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

0

Kerajaan Ternate dan Tidore, Masa Kejayaan dan Peninggalannya image

Sobat Pijar pernah belajar tentang Kerajaan Ternate dan Tidore? Keduanya adalah kerajaan Islam di Maluku. Letak Kerajaan Ternate dan Tidore strategis sehingga menjadikan keduanya sebagai kerajaan dengan perekonomian dan perdagangan yang maju. 


Sampai sekarang, Kerajaan Ternate dan Kerajaan Tidore dan masih ada yang bergelar sebagai Sultan, yang memimpinnya. Lalu siapa pendiri Kerajaan Ternate dan Tidore? Kerajaan Ternate dan Tidore bercorak apa? Kita akan membahas lengkap tentang sejarah Kerajaan Ternate dan Tidore di bawah ini, Jadi, yuk baca sampai tuntas!


Baca juga: Sejarah Kerajaan Gowa Tallo, Awal Berdiri Hingga Masa Kejayaannya


Sejarah Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore berada di pulau Maluku. Kerajaan Ternate dan Tidore terletak di dua area berbeda. Kerajaan Ternate ibu kotanya Sampalu, Pulau Ternate. Sementara itu, Kerajaan Tidore berada di sebelah selatan Ternate. Pendiri Kerajaan Ternate dan Tidore tentu dua orang yang berbeda. Kerajaan Ternate didirikan oleh Baab Mashur Malamo di tahun 1257, sementara Kerajaan Tidore didirikan oleh Muhammad Naqil di tahun 1081. 


Kedua kerajaan ini sukses dari segi perdagangan, karena itu persaingan pun tak terelakkan. Kondisi ini dimanfaatkan oleh Portugis dan Spanyol yang menguasai masing-masing kerajaan dan sengaja menjadikan persaingan semakin sengit. Pada akhirnya, Portugis berhasil mengusir Spanyol ke Filipina dan Portugis menguasai Maluku sepenuhnya. 


Portugis menjadi sewenang-wenang dan masyarakat Maluku pernah melakukan pemberontakan berkali-kali. Meski begitu, kedua kerajaan masih tetap tidak bersatu. Baru kemudian Belanda masuk ke Maluku dan menaklukkan Portugis di tahun 1601 dan menjadi jauh lebih sewenang-wenang dibandingkan Portugis. 


Ternate dan Tidore berhasil dipersatukan menjadi kerajaan Maluku oleh Sultan Nuku, Raja Tidore yang memimpin pemberontakan terhadap Belanda pada tahun 1781. Pemberontakan ini akhirnya berhasil membuat Kerajaan Ternate dan Tidore bersatu demi melawan penjajah asing yang berlaku sewenang-wenang terhadap rakyat dari kedua wilayah kerajaan tersebut. 


Masa Kejayaan Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate mencapai masa kejayaan di bawah pemerintahan Sultan Baabullah (1570-1538). Bahkan wilayah Kerajaan Ternate saat itu sampai ke Filipina bagian selatan. Sultan Baabullah menyebarkan agama Islam, hingga saat ini penduduk Filipina bagian selatan masih ada yang memeluk agama Islam. 


Di sisi lain, Kerajaan Tidore mencapai masa kejayaan di bawah pemerintahan Sultan Nuku (1780-1805). Sultan Nuku memimpin pemberontakan terhadap Belanda yang saat itu sudah mengalahkan Portugis dan berlaku semena-mena. Berkat pemberontakan ini, Kerajaan Ternate dan Tidore bersatu. Wilayah kekuasaan Sultan Nuku sangat luas, mencapai Pulau Seram, Kai, Raja Ampat, Makean Halmahera, hingga Papua. 


Kehidupan Politik Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore merupakan dua kerajaan yang berkuasa di Maluku dan menjadi pusat perdagangan yang sukses. Portugis datang dan bersekutu dengan Ternate, sementara Spanyol datang dan bersekutu dengan Tidore. Hal ini membuat persaingan perdagangan menjadi ketat. Pada akhirnya, Portugis berhasil mengusir Spanyol dan menguasai Maluku. 


Perjuangan melawan Portugis terus berlangsung dan dipicu oleh dibunuhnya Sultan Hairun, padahal sudah tercapai kesepakatan. Rakyat Maluku bangkit melawan Portugis. Di abad ke-17, Belanda merebut Maluku dan berlaku semena-mena. Akibatnya, pemberontakan sering terjadi. Di abad ke-17, pemberontakan yang dipimpin oleh Sultan Nuku berhasil menyatukan Ternate dan Tidore. 


Kehidupan Ekonomi Kerajaan Ternate dan Tidore

Kerajaan Ternate dan Tidore sering disinggahi para pedagang karena lokasinya yang strategis. Selain itu, Kerajaan Ternate dan Tidore terkenal dengan hasil perkebunannya yaitu cengkeh dan pala. Keduanya merupakan komoditi utama yang laris manis di negeri lain, terutama sangat diincar oleh bangsa Eropa. Pelabuhannya diatur dengan rapi, sehingga perdagangan Kerajaan Ternate dan Tidore berjalan sangat lancar. 


Kehidupan Sosial Budaya Kerajaan Ternate dan Tidore

Kehidupan sosial Kerajaan Ternate dan Tidore sangat terpengaruh oleh agama Islam, yang pertama kali masuk di Bandar Hitu, Ambon. Setelah itu, pemuda Maluku belajar agama Islam hingga ke Gresik, Jawa Timur. Sunan Giri bahkan pernah berkunjung untuk mengunjungi para muridnya. 


Selain Islam, agama Katolik juga tersebar di tahun 1534 oleh misionaris Katolik yang bernama Fransiscus Xaverius. Agama Katolik tersebar di Ambon, Halmahera, dan Ternate. Hingga kini, ada keturunan yang beragama Islam dan Katolik dan hidup berdampingan. 


Bagaimana kehidupan budaya Kerajaan Ternate dan Tidore? Karena fokus di perdagangan, jadi tak banyak kebudayaan yang ditinggalkan oleh Kerajaan Ternate dan Tidore. Salah satu ritual yang merupakan akulturasi budaya yang berkembang adalah kolano uci sabea, merupakan ritual sultan ke masjid untuk melakukan ibadah shalat. 


Peninggalan Kerajaan Ternate dan Tidore

Apa saja peninggalan Kerajaan Ternate dan Tidore? Karena pada masanya berperan penting di Maluku Utara, maka peninggalannya cukup banyak. Beberapa yang masih bisa kita lihat sekarang dan menjadi sumber sejarah Kerajaan Ternate dan Tidore adalah:


Istana Sultan Ternate

Walaupun sudah berupa reruntuhan, tapi Istana Sultan Ternate masih berdiri cukup kokoh. Luar biasa indah, istananya dibangun di atas bukit yang menghadap ke laut. Gaya arsitekturnya merupakan perpaduan gaya Tiongkok dan lokal. Ada satu jembatan yang menghubungkan satu bukit dengan bukit lainnya. Istana yang sudah menjadi cagar budaya ini sekarang dikelola oleh pemerintah. 


Kadato Kie

Kadato Kie merupakan istana peristirahatan sultan Tidore yang ada di Kelurahan Soasio, Kota Tidore Kepulauan. Istana ini sempat hancur di awal abad ke-20. Di tahun 1997, istana dipugar kembali oleh penguasa ke-36 Kerajaan Tidore, Sultan Djafar Syah dan masih berdiri megah dan difungsikan hingga kini.


Benteng Torre dan Tahula

Benteng Torre dan Benteng Tahula adalah dua benteng yang sangat penting bagi Kerajaan Ternate Tidore. Benteng Torre sudah ada sejak Maluku dijajah oleh Portugis dan menjadi saksi bisu perjuangan rakyat kala itu. 


Di sisi lain, Benteng Tahula dibangun oleh pendatang dari Spanyol di tahun 1610. Fungsi utama benteng ini adalah untuk bisa mengamati daratan dan perairan Tidore dengan lebih mudah dari atas. Berlokasi di Maluku Utara, benteng ini masih berdiri kokoh. 


Makam Sultan Baabullah

Sebagai salah satu sultan Ternate yang paling sukses, Sultan Baabullah adalah sultan Ternate yang populer. Masyarakat Maluku masih mengenang jasanya, hingga namanya diabadikan menjadi nama bandara Ternate. Makam Sultan Baabullah sangat terjaga hingga saat ini, wisatawan pun masih banyak yang berkunjung untuk berziarah mengenang jasa dan kebesarannya. 


___________________________________________________________


Baca juga: Sejarah Kerajaan Banten, Mulai dari Masa Kejayaan Hingga Keruntuhannya


Itu dia sejarah lengkap Kerajaan Ternate dan Tidore, dua kerajaan yang bersatu dan kuat di Maluku. Nah, kalau Sobat Pijar tertarik mempelajari sejarah kerajaan Nusantara lainnya, langsung saja meluncur ke Aplikasi Pijar Belajar! Bukan cuma sejarah saja, lho, kamu bisa temukan bidang studi lainnya. Yuk, cek Aplikasi Pijar Belajar sekarang juga!



Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved