pijarbelajar

Sejarah

Sejarah Kerajaan Samudera Pasai dan Peninggalannya

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

0

Sejarah Kerajaan Samudera Pasai dan Peninggalannya image

Samudera Pasai merupakan kerajaan Islam yang sangat besar dan maju di Sumatera. Kerajaan Samudera Pasai didirikan pada abad ke-13 dan berjaya hingga abad ke-16, di masa kejayaan Kerajaan Samudera Pasai bahkan menjadi salah satu pusat perdagangan penting di Asia Tenggara, lho! Yuk, cari tahu lebih dalam tentang kerajaan ini.


Baca juga: Sejarah Kerajaan Perlak dan Peninggalannya

 

Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai adalah kerajaan Islam pertama di Indonesia. Awal berdirinya Kerajaan Samudera Pasai di abad ke-13 bahkan lebih dulu dibandingkan Dinasti Utsmani yang ada di Turki. Pendiri Kerajaan Samudera Pasai adalah Meurah Silu, yang awalnya belum beragama Islam. Setelah masuk Islam ia bergelar Sultan Malik Al-Saleh. Ia pun menjadi salah satu raja Kerajaan Samudera Pasai yang paling dikenal. 


Kerajaan Samudera Pasai menjadi pusat perdagangan karena lokasinya yang sangat strategis di jalur perdagangan internasional. Karena itu, kehidupan ekonominya pun sangat berkembang. 


Bukan hanya ekonominya saja yang maju, Kerajaan Samudera Pasai juga maju dari sisi agama Islam dan juga pendidikan. Saking majunya, bahkan wilayah kerajaan ini merupakan area pertama di Nusantara yang didatangi oleh pedagang. Kerajaan Samudera Pasai didirikan oleh orang asli Aceh ini pun memiliki hubungan baik dengan negara lain. 


Beberapa raja yang paling terkenal adalah Sultan Malik Az-Zahir yang merupakan sultan ketiga (1326-1345 M) dan sultan ke-11, Sultan Ahmad Samudera Pasai (1466-1466). Raja terakhir Samudera Pasai adalah Sultan Zainal Abidin IV yang meninggal di tahun 1517 M.


Penyebab Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai

Di masa kepemimpinan sultan Samudera Pasai yang terakhir, Sultan Zainal Abidin IV, kesultanan ini mulai mengalami kemunduran dan akhirnya runtuh. Penyebabnya sebenarnya ada beberapa hal, yaitu:


1. Perpecahan Keluarga

Seperti layaknya sistem pemerintahan monarki pada umumnya, perpecahan keluarga kerap terjadi. Dimulai sejak akhir abad ke-14, para saudara saling berebut takhta kerajaan. Merasa kewalahan, Sultan Zainal Abidin IV pun meminta bantuan ke Kerajaan Malaka. Awalnya caranya ini cukup membantu, tapi pada akhirnya justru semakin membawa Samudera Pasai ke keruntuhan.


2. Berdirinya Kesultanan Malaka

Baru berdiri pada abad ke-15, tapi kesultanan ini kokoh. Beberapa alasannya karena lokasinya yang lebih strategis sehingga dengan mudah menjadi pusat perdagangan yang baru. Perlahan tapi pasti, Kesultanan Malaka mulai mendominasi berbagai sektor, sehingga Samudera Pasai pun semakin lemah. 


3. Serangan Majapahit

Kerajaan Majapahit yang sangat besar di Pulau Jawa menyerang Samudera Pasai pada 1345-1350, di bawah pimpinan sang pati, Mahapatih Gajah Mada. Di awal, Gajah Mada hanya menyerang di area perbatasan Perlak, lalu mundur karena penjagaan yang ketat. Kemudian, Gajah Mada pum membuat strategi menyerang dari darat dan laut. 


Apa penyebab Majapahit menyerang Samudera Pasai? Saat itu, Raja Hayam Wuruk berambisi untuk menyatukan Nusantara. Selain itu, dikabarkan ada perlakuan sultan Samudera Pasai, Sultan Ahmad Malik Az-Zahir yang tidak pantas terhadap salah satu putri Majapahit, Raden Galuh Gemerencang. 


Kehidupan Politik Kerajaan Samudera Pasai

Bagaimana sistem pemerintahan di Kerajaan Samudera Pasai? Pemerintahan Kesultanan Samudera Pasai berupa monarki, tapi tetap mendapat pengaruh dari agama Islam. Sang sultan sebagai pemimpin tertinggi dianggap sebagai pemimpin yang mendapat kekuasaan dari Allah SWT. 


Bagaimana dengan mengangkat para pejabat? Secara umum, pejabat dipilih berdasarkan kemampuan mereka. Jadi setiap pejabat harus memenuhi kualifikasi tertentu. Hukum yang dijalankan Kerajaan Samudera Pasai pun merupakan hukum syariah yang didasari oleh agama Islam. 


Kehidupan Ekonomi Kerajaan Samudera Pasai

Kerajaan Samudera Pasai dikenal memiliki relasi dagang yang sangat baik dengan berbagai negara lain, terutama negara Islam. Di antaranya adalah India dan Arab. Selain itu, hubungan dagang dengan Cina pun sangat baik. Bahkan, pada masa kejayaannya, Samudera Pasai merupakan salah satu pusat perdagangan yang paling penting di kawasan Asia Tenggara. 


Kehidupan Sosial Kerajaan Samudera Pasai

Sebagai kerajaan Islam, maka kehidupan sosial di masa Kerajaan Samudera Pasai pun sangat terpengaruh oleh agama Islam. Warga saat itu sangat menghormati ulama yang merupakan pemimpin spiritual. Ajaran Islam pun dipraktikkan dalam keseharian warga. 


Kehidupan sosial di Samudera Pasai tidak lepas dari perekonomiannya juga. Karena menjadi pusat perdagangan penting, warga Samudera Pasai biasa bertemu dengan pedagang dan saudagar dari negara lain yang memiliki hubungan kerja sama. 


Peninggalan Kerajaan Samudera Pasai

Apa saja peninggalan dari Kerajaan Samudera Pasai? Hingga saat ini, kita masih bisa melihat berbagai peninggalannya karena masih dipelihara dengan baik. Berikut ini beberapa peninggalannya:


1. Gerabah dan Logam

Peninggalan yang pertama adalah pecahan gerabah dan keramik. Gerabah dipercaya dibuat sendiri oleh masyarakat lokal, sementara itu keramiknya bukan dari Samudera Pasai. Hal ini memperjelas bahwa di masa kejayaan Samudera Pasai aktivitas perdagangannya aktif, bahkan dengan negara lain. 


2. Koin Dirham 

Koin dirham sudah digunakan dari masa Kesultanan Perlak, kerajaan yang diambil alih oleh Samudera Pasai. Dibuat dari emas, dirham berbentuk koin yang biasa digunakan sebagai alat pembayaran. Koinnya berdiameter 1 cm dengan bobot 0.57 gram. Koin dirham Samudera Pasai ditulisi dengan nama-nama sultan yang sedang memerintah saat itu, ditulis dalam huruf Arab.


3. Stempel Sultan

Lalu ada stempel salah satu sultan Samudera Pasai, yang dipercaya merupakan milik Sultan Muhammad al-Malik az-Zahir. Ia adalah sultan ke-2 Samudera Pasai. Ditemukan di Desa Kute Krueng, Kecamatan Samudera, diperkirakan saat ditemukan usia stempelnya sudah lebih dari 683 tahun. 


4. Nisan Samudera Pasai

Ditemukan di sekitar Aceh, ada beberapa nisan kuno dari era Samudera Pasai yang ditemukan. Yang paling terkenal adalah nisan pendiri Kerajaan Samudera Pasai, Sultan Malik Al-Saleh, yang berada di Desa Beuringen, Kecamatan Samudera. Sebelum menggunakan nama Sultan Malik Al-Saleh, nama aslinya adalah Meurah Silu. 


Selain itu, masih banyak lagi nisan era Samudera Pasai yang ditemukan dan masih dipelihara dengan baik hingga kini. Di antaranya adalah makam pemimpin wanita di masa kejayaan Samudera Pasai, Sultanah Nahrisyah. Lalu ada juga makam sultan ke-5, Sultan Zainal Abidin. 


5. Peutron Aneuk

Peninggalan berikutnya merupakan tradisi, jadi bukan artefak saja. Ini adalah upacara yang dilakukan untuk bayi menginjak tanah. Pada saat upacara berlangsung, bayi akan diajak berkeliling rumahnya, kemudian dimandikan. 


_________________________________________________________________


Baca juga: Peninggalan Kerajaan Hindu Buddha di Indonesia


Nah, sekarang Sobat Pijar sudah tahu kan di mana letak Kerajaan Samudera Pasai dan berbagai detailnya? Kalau masih penasaran, yuk temukan infonya di website Pijar Belajar! Ada berbagai bidang studi yang tersedia di Pijar Belajar, semuanya dijabarkan dengan jelas dan mudah.


Ayo download Pijar Belajar atau klik banner di bawah ini sekarang!


Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved