pijarbelajar

Sejarah

Sejarah Kerajaan Demak, Masa Kejayaan, Hingga Keruntuhannya

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

0

Sejarah Kerajaan Demak, Masa Kejayaan, Hingga Keruntuhannya image

Sobat Pijar sudah pernah dengar tentang salah satu kerajaan Islam di Indonesia, Kerajaan Demak? Sejarah Kerajaan Demak ini sangat menarik, lho, karena merupakan salah satu peninggalan dari Wali Songo. Di bawah ini kita akan tahu Kerajaan Demak didirikan oleh siapa, Kerajaan Demak berdiri pada tahun berapa, dan masih banyak lagi. Jadi, simak hingga tuntas, yuk!


Baca juga: Sejarah Kerajaan Perlak dan Peninggalannya


Sejarah Kerajaan Demak

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa. Saat Islam masuk ke Pulau Jawa, putra Raja Majapahit, Prabu Brawijaya, yang bernama Raden Patah memeluk agama Islam. Ia berguru pada salah satu Wali Songo, Sunan Ampel. Letak Kerajaan Demak berada di Jawa Tengah dengan raja terkenal Kerajaan Demak Raden Patah dan Sultan Trenggono. 


Pendiri Kerajaan Demak adalah Raden Patah yang diminta mengunjungi wilayah tersebut oleh Sunan Ampel. Di abad ke-15, Raden Patah memutuskan untuk mengambil posisi sebagai Bupati Demak karena Majapahit mengalami kemunduran. Dengan bantuan Wali Songo, Demak pun menjadi kerajaan Islam. Mereka mengumpulkan pengikut untuk melawan pengikut Majapahit. 


Para ulama mendukung ekspansi Demak. Gerak awal ekspansi Kerajaan Demak ini lebih ditujukan untuk menyebarkan Islam agar lebih kuat di Jawa. Nama raja Kerajaan Demak pun semakin dikenal. Kemudian, Kerajaan Demak mencapai masa kejayaan pada masa pemerintah Sultan Trenggono. Di tahun 1521, Sultan Trenggono dilantik menjadi raja Demak oleh Sunan Gunung Jati.


Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Trenggono yang kemudian mendapat gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Ia memerintah Demak selama 25 tahun, hingga tahun 1546. Sayangnya, setelah pemerintahan Sultan Trenggono, perang antara pangeran untuk merebut kekuasaan menjadi awal dari keruntuhan kerajaan ini. 


Kerajaan Demak berakhir pada tahun 1554, setelah perang saudara terjadi selama 8 tahun. Terjadi saling balas dendam antara dua kubu yang terus berlanjut ke keturunan para pangeran. Kerajaan Demak akhirnya benar-benar berakhir setelah Jaka Tingkir membalaskan dendam untuk ayah mertuanya dan akhirnya mendirikan Kerajaan Pajang, sebagai pengganti Kerajaan Demak. 


Kehidupan Ekonomi Kerajaan Demak

Di masa kejayaan Kerajaan Demak, masyarakatnya mengalami kondisi perekonomian yang termasuk sejahtera dan stabil. Pertanian menjadi sumber penghasilan warganya, dengan hasil beras dan madu yang bahkan diekspor ke negara lain. Selain itu perekonomiannya juga dibantu dengan perdagangan maritim yang sukses. 


Kehidupan Politik Kerajaan Demak

Sebagai perpanjangan tangan Sultan Demak, maka ditempatkan adipati di berbagai wilayah. Di antaranya di Madiun, Surabaya, dan Tuban. Selain itu, Kerajaan Demak juga merupakan kerajaan pertama yang bersentuhan dengan imperialisme dari barat. 


Kehidupan Sosial Kerajaan Demak

Adipati dari Kerajaan Majapahit banyak yang bersekutu di bawah pimpinan Demak. Karena itu, kehidupan sosialnya kurang-lebih sama dengan Majapahit. Hanya saja, Kerajaan Demak sudah memeluk agama Islam, sehingga kehidupan rakyat sehari-harinya banyak dipengaruhi oleh Islam. Meski begitu, tentu tetap ada yang menjalankan tradisi lama. 


Keruntuhan Kerajaan Demak

Awal runtuhnya Kerajaan Demak dimulai saat Sultan Trenggana wafat di tahun 1546 setelah diserang di Panarukan, Situbondo. Setelah itu, seperti di banyak kerajaan lainnya, terjadi perebutan kekuasaan oleh para pangeran. Putra Sultan Trenggana, Sunan Prawoto, harus kalah dari Pangeran Sekar atau Surowiyoto. Tapi, Sunan Prawoto lalu membunuh Surowiyoto supaya bisa merebut takhta. 


Tapi itu justru membuat Sunan Prawoto tidak didukung oleh rakyat. Ia memindah pusat pemerintahan ke Pati dan memimpin selama 1 tahun. Di tahun 1547, Sunan Prawoto dibunuh oleh putra Surowiyoto, Arya Penangsang, ia pun berhasil memimpin hingga tahun 1554. 


Pembalasan dendam berlanjut, menantu Sunan Prawoto menghabisi Arya Penangsang di tahun 1554. Ia adalah Jaka Tingkir atau Sultan Hadiwijaya. Setelah itu, Jaka Tingkir mendirikan Kerajaan Pajang, sehingga Kerajaan Demak sudah tidak ada lagi. Ia kemudian mengangkat anaknya, Sutawijaya, menjadi adipati Mataram, yang nantinya akan menjadi kerajaan Islam paling besar di Jawa. 


Peninggalan Kerajaan Demak

Apa saja bukti bukti dari peninggalan Kerajaan Demak? Karena Kerajaan Demak terletak di Pulau Jawa yang cukup mudah dijangkau dari berbagai kota di sekitarnya. Karena itu, berbagai peninggalannya banyak yang masih terjaga sampai sekarang. Berikut ini 5 di antaranya:


Masjid Agung Demak

Masjid yang dibangun oleh Raden Patah di abad ke-15 ini sampai sekarang masih berdiri kokoh. Raja Kerajaan Demak ini membangunnya di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Demak. Dibangun bersama Wali Songo, masjid ini diyakini sebagai tempat berkumpul Wali Songo kala itu. Salah satu ciri khasnya adalah gambar bulus di dinding masjid yang menjadi simbol masjid ini. 


Ada banyak sumber sejarah Kerajaan Demak yang berada di Masjid Agung Demak. Di antaranya adalah Candra Sengkala, Surya Majapahit, Pintu Bledheg, Saka Majapahit, dan Saka Tala. Sumber sejarah ini memudahkan kita mempelajari Kerajaan Demak di masa lalu.


Saka Majapahit dan Saka Takal

Saka Majapahit adalah tiang penyangga yang bisa kita lihat di teras Masjid Agung Demak. Diperkirakan berasal dari Kerajaan Majapahit, selain itu tiang yang berjumlah 8 itu juga bergaya Majapahit. Sementara itu, Saka Takal artinya adalah Saka Guru, berupa tiang utama di Masjid Agung Demak yang jumlahnya ada 4. Luar biasanya, keempatnya dibuat langsung oleh Wali Songo, tepatnya Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Ampel, dan Sunan Gunung Jati.


Makam Sunan Kalijaga

Sebagai salah satu Wali Songo yang berpengaruh besar dalam penyebaran agama Islam di Jawa, Sunan Kalijaga adalah sosok yang dihormati di Demak, bahkan setelah lebih dari 6 abad beliau wafat. Setelah wafat di tahun 1520, Sunan Kalijaga dimakamkan di Desa Kadilangu, Demak. Makam ini hingga sekarang sering dikunjungi wisatawan untuk berziarah. 


Dampar Kencana

Ini adalah singgasana raja-raja Demak yang dulu biasa menjadi tempat duduk mereka saat sedang memerintah. Dampar Kencana menjadi lebih luar biasa karena merupakan hadiah dari Prabu Brawijaya V, Raden Kertabumi dari Majapahit untuk Raden Patah, saat Raden Patah dinobatkan menjadi raja. 


Situs Kolam Wudhu

Merupakan tempat wudhu sebelum masyarakat Demak beribadah, Situs Kolam Wudhu dulunya merupakan tempat Wali Songo berwudhu. Santri Raden Patah juga melakukan wudhu di sini. Saat akan menentukan sultan Demak ke-4, Situs Kolam Wudhu menjadi tempat sayembaranya. Sayembara lalu menunjuk Jaka Tingkir yang kemudian mendapat gelar Sultan Hadiwijoyo. 


__________________________________________________________________


Baca juga: Sejarah Kerajaan Samudera Pasai dan Peninggalannya


Sekarang Sobat Pijar sudah lebih paham tentang sejarah Kerajaan Demak, kan? Masih banyak lagi pengetahuan tentang kerajaan lain di tanah air yang bisa kamu pelajari di website Pijar Belajar, lho. Yuk, cek sekarang juga ke Applikasi Pijar Belajar!



Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved