pijarbelajar

Kimia

Gas Mulia: Pengertian, Sifat, Jenis, Pembuatan, dan Kegunaannya

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Gas Mulia: Pengertian, Sifat, Jenis, Pembuatan, dan Kegunaannya image

Sobat Pijar sehari-hari tentu menggunakan bola lampu di rumah, di sekolah, atau di tempat les. Di jalan, juga ada lampu di papan reklame yang membuat papan reklamenya jadi tampak terang. Di dalam lampu-lampu tersebut ternyata mengandung gas mulia, lho


Jenis gas mulia apa yang digunakan dan apa saja jenis gas mulia yang bisa digunakan manusia? Baca artikel ini hingga selesai untuk mengetahuinya, ya!


Baca juga: Senyawa Karbon: Pengertian, Sifat, Jenis, Kegunaan, Tata Nama, dan Contoh Soalnya


Pengertian Gas Mulia

Dalam tabel periodik, gas mulia merupakan patokan kestabilan. Gas mulia merupakan unsur golongan 18 atau VIIIA, yang disebut juga dengan golongan helium atau neon dan golongan aerogen. 


Nomor atom gas mulia adalah 18 yang merupakan unsur yang sangat stabil. Inilah yang menyebabkan reaksi gas mulia menjadi sangat sulit. 


Kestabilannya ini menurut Gilbert Newton Lewis, ahli kima dari Amerika, disebabkan karena konfigurasi elektron gas mulia yang bersifat penuh. Konfigurasi ini disebut sebagai oktet, khusus untuk Helium disebut konfigurasi duplet. Energi ionisasi gas mulia sangat besar dan afinitas elektronnya sangat rendah. 


Argon merupakan unsur pertama gas mulia yang ditemukan oleh ahli kimia asal Inggris bernama Sir William Ramsey.


Kemudian di tahun 1962, seorang ahli kimia asal Kanada bernama Neil Bartlett membuat senyawa gas mulia yang dinamakan Xenon. Sejak saat itu, senyawa gas mulia yang lain pun dibuat. 


Sifat-sifat Gas Mulia

Sifat gas mulia terbagi menjadi dua, yaitu sifat fisika dan sifat kimia. Berikut ini penjelasan lengkapnya:


Sifat Fisika Gas Mulia

Secara fisik, unsur gas mulia tidak memiliki bau, tidak berwujud, dan juga tidak berwarna jika berada di dalam kondisi standar. Namun lain halnya jika gas mulia berada di dalam kondisi cair maupun padat, maka masing-masing akan memiliki wujud dan warna. 


Kerapatan atau densitas gas mulia bertambah dari He ke Rn. Densitas ini sangat dipengaruhi oleh massa atom, jari-jari atom, dan gaya London. Densitas gas mulia akan bertambah seiring dengan bertambahnya massa atom dan kekuatan gaya London (gaya dispersi). Tapi jika jari-jari atom bertambah, maka densitasnya akan berkurang. 


Meskipun begitu, pengaruh massa atom dan gaya London lebih signifikan jika dibandingkan dengan pengaruh jari-jari atom. Inilah yang menyebabkan densitas bertambah dari He ke Rn.


Semua unsur gas mulia memiliki titik leleh dan titik didih yang termasuk sangat rendah. Titik didih gas mulia hanya berbeda beberapa derajat Celsius saja dari titik lelehnya. Sama seperti densitas, titik leleh dan titik didih bergerak dari He ke Rn. Kedua titik ini akan bertambah seiring dengan kekuatan gaya London yang bertambah. Bersamaan dengan itu, massa atom dan jari-jari atom juga bertambah. 


Sifat Kimia Gas Mulia 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, gas mulia merupakan unsur yang sangat stabil sehingga sukar bereaksi. Bahkan golongan gas mulia termasuk unsur-unsur kimia yang paling tidak reaktif dibandingkan unsur lainnya yang ada di dalam tabel periodik. 


Kulit elektron valensi gas mulia yang penuh menyebabkan berkurangnya keahlian untuk menerima atau menyumbangkan elektron pada ikatan kimia. 


Gas mulia juga sulit untuk bereaksi dengan unsur atau atom yang lain. Hal inilah yang menyebabkannya berbentuk monoatomik (tidak terikat dengan atom lainnya,), jika berada dalam kondisi standar. Akibat sifatnya yang tidak reaktif ini menyebabkan unsur gas mulia tidak mudah terbakar. 


Contoh yang paling sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari adalah balon gas helium yang lebih aman digunakan dibandingkan dengan balon gas hidrogen, karena balon gas helium tidak mudah terbakar. 


Unsur gas mulia dapat bersinar atau berpendar jika dipanaskan dengan gas bertekanan rendah. Gas tersebut akan bersinar karena memancarkan radiasi elektromagnetik. 


Panjang gelombang radiasi ini berbeda-beda, menyebabkan warna sinar yang dipancarkan oleh gas mulia juga jadi berbeda-beda. Berikut ini warna yang dikeluarkan unsur gas mulia saat memancarkan radiasi elektromagnetik:

  1. Helium: kuning pucat
  2. Neon: merah
  3. Xenon: abu kebiruan
  4. Argon: biru
  5. Kripton: hijau pucat.


Jenis-jenis Gas Mulia

Jenis-jenis unsur yang termasuk di dalam gas mulia adalah:

  1. Helium (He)
  2. Neon (Ne)
  3. Argon (Ar)
  4. Kripton (Kr)
  5. Xenon (Xe)
  6. Unsur radioaktif Radon (Rn)
  7. Unsur sintetis radioaktif oganeson (Og). 


Gas mulia yang paling banyak didapat di alam adalah helium yang terbentuk dari 2 proton dan 2 elektron. Bahkan, helium juga merupakan unsur kedua yang paling banyak di alam semesta setelah hidrogen. 


Para ahli kosmologi memperkirakan alam semesta merupakan campuran 75% hidrogen, 25% helium, dan sisanya adalah lithium. 


Pembuatan Gas Mulia

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, gas mulia berbentuk monoatomik yang tidak terikat dengan atom lain dan sukar bereaksi. Untuk membuat reaksi pembuatan gas mulia, maka harus menggunakan pemisahan secara fisika. 


Selama pembentukan gas mulia, kebocoran gas adalah hal yang sangat mungkin terjadi. Untuk itu alat monitor gas (gas detector) sangat diperlukan. Berikut ini beberapa cara pembuatan gas mulia:

  1. Ekstraksi dari gas alam untuk mendapatkan He. Gas alam mengandung CO2CO_2, uap air, He, dan beberapa zat lain. Untuk mendapatkan He murni maka harus melalui proses pengembunan. 
  2. Ekstraksi dari udara untuk mendapatkan He, Ne, Er, Kr, dan Xe. Prosesnya dinamakan pemisahan udara. Jadi CO2CO_2 dan uap air akan dipisahkan lalu udara diembunkan dan diberi tekanan sekitar 200 atmosfer, dan didinginkan dengan cepat. 
  3. Ekstraksi dari peluruhan unsur radioaktif untuk mendapatkan Rn. Radon didapatkan dari peluruhan panjang unsur radioaktif U-238 dan peluruhan langsung Ra-226.


Kegunaan Gas Mulia

Ada banyak contoh gas mulia dalam kehidupan sehari-hari, di antaranya adalah:

  1. Lampu reklame. Lampu reklame mengandung gas neon di dalam tabung bertekanan rendah sehingga cahaya merah berintensitas tingginya bisa diberi tegangan listrik.
  2. Pengisi balon udara. Helium yang digunakan sehari-hari sebagai pengisi balon udara, menggantikan hidrogen yang lebih berat dan lebih mudah terbakar. 
  3. Tabung oksigen. Helium digunakan sebagai pelarut gas oksigen di tabung oksigen rumah sakit dan tabung oksigen penyelam. 
  4. Bola lampu. Argon memiliki filamen yang tidak mudah putus digunakan sebagai gas pengisi beberapa jenis bola lampu.
  5. Lampu landasan pesawat, Kripton digunakan pada lampu landasan pesawat karena cahaya putihnya berintensitas tinggi jika diberi muatan listrik.
  6. Radioterapi kanker. Radon digunakan untuk radioterapi kanker karena sifatnya yang radioaktif. 


Baca juga: Benzena dan Turunannya: Pengertian, Struktur, Tatanama, Sifat, Reaksi, Kegunaan, dan Contoh Soalnya

___________________


Gimana Sobat Pijar? Sudah lebih paham kan tentang gas mulia? Yuk, belajar berbagai materi kimia dan mata pelajaran lainnya di aplikasi Pijar Belajar! 


Pijar Belajar adalah layanan edukasi berbasis digital yang bisa kamu gunakan untuk belajar materi sekolah di mana saja dan kapan saja, lho! Eits, tentunya bukan hanya Kimia, kamu juga bisa belajar Fisika, Matematika, Bahasa Inggris, dan Bahasa Indonesia hanya dengan satu aplikasi saja! Lengkap banget, ‘kan?


Yuk, belajar di Pijar Belajar sekarang juga!


Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved