pijarbelajar

Sejarah

Bentuk Perlawanan Rakyat pada Masa Pendudukan Jepang

Superadmin

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Bentuk Perlawanan Rakyat pada Masa Pendudukan Jepang image

Pada tanggal 11 Januari 1942, Jepang pertama kali menduduki wilayah Indonesia, tepatnya di Tarakan, Kalimantan. Nah, semenjak saat itu, penjajahan Jepang di Indonesia di mulai. Tentunya, rakyat Indonesia nggak diam saja. 


Terdapat banyak sekali bentuk perlawanan rakyat pada masa pendudukan Jepang. Seluruh rakyat Indonesia saling bersatu dan bahu-membahu berjuang melawan penjajahan di wilayahnya. Kira-kira bentuk perlawanan rakyat pada masa pendudukan Jepang seperti apa, ya? Simak artikel berikut ini, yuk! 


Baca juga: Hal-Hal yang Perlu Kamu Tahu Tentang Pertempuran Ambarawa


Bentuk Perlawanan Rakyat pada Masa Pendudukan Jepang

Ternyata untuk perlawanan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia terdapat di banyak daerah. Karena adanya banyak daerah yang melakukan perlawanan malah membuat seluruh rakyat semakin kuat untuk melawan Jepang. Daerah-daerah yang melakukan perjuangan, di antaranya yaitu:


1. Perlawanan Rakyat Aceh

Salah satu perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Indonesia kepada Jepang adalah perlawanan dari rakyat Aceh. Disebut juga sebagai perang aceh yang sudah berlangsung pada tahun 1873 sampai dengan 1910. Sebenarnya perlawanan ini sudah dilakukan pada saat dijajah oleh Belanda. 


Akan tetapi, sejak Belanda menyerah kepada Jepang, Indonesia kembali dijajah oleh Jepang. Pada masa pendudukan Jepang itu, ada banyak sekali kebijakan yang diwajibkan kepada rakyat Indonesia. Nah, salah satu kebijakan Jepang yang ditentang oleh masyarakat Aceh. Berikut penjelasan lengkap mengenai latar belakang perlawanan rakyat Aceh. 


Latar Belakang Perlawanan Aceh

Latar belakang perlawanan Aceh adalah adanya kebijakan Jepang yang bertentangan dengan kepercayaan masyarakat Aceh, yaitu Seikerei. Kebijakan tersebut membuat umat Muslim di Aceh merasa terhina dan tertindas. Pasalnya, Seikerei merupakan kebijakan untuk wajib menyembah dewa matahari, sedangkan rakyat Aceh menganut kepercayaan muslim yang melarang penyembahan kepada benda. 


Oleh karena itu, rakyat Aceh pun akhirnya menggencarkan perlawanan kepada Jepang. Tokoh yang memimpin perlawanan rakyat Aceh adalah Teuku Jalil, seorang ulama dan pemimpin pesantren. Santrinya diberikan pembelajaran mengenai patriotisme dan nasionalisme. 


Di bulan Juli 1942, Tengku Abdul Jalil mengadakan sebuah pengajian yang dilakukan bersama dengan pengikutnya. Dalam pengajian tersebut disuarakan perlawanan kepada Jepang. Aksi tersebut membuat kemarahan Jepang tersulut dan Abdul Jalil menjadi sasaran yang akan ditangkap. 


Oleh karena itu, Tengku Abdul Jalil pun tertembak oleh pasukan Jepang. Perlawanan dipimpin oleh Teuku Abdul Hamid Azwar di Jangka Buya. Pertempuran tetap berlangsung sampai akhir November 1942. 


2. Perlawanan Singaparna

Perlawanan juga dilakukan oleh rakyat Singaparna karena kebijakan Jepang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ajaran Islam merupakan ajaran yang banyak diikuti oleh rakyat Singaparna. Kenali berbagai macam perlawanan yang dilakukan oleh rakyat Singaparna.


Latar Belakang Perlawanan Rakyat Singaparna

Rakyat Singaparna melakukan perlawanan kepada Jepang karena kehidupan rakyat banyak yang menderita. Para rakyat diminta melakukan romusha. Ditambah banyak dari mereka yang diasingkan ke luar Jawa dan tidak kembali ke daerahnya karena keganasan alam atau tindakan Jepang. 


Hasil panen pertanian para rakyat seperti padi dan beras harus diserahkan secara keseluruhan sehingga penderitaan terjadi dimana-mana. Perlawanan meletus pada tahun 1944 dan membuat Jepang sangat marah. Akhirnya, pemerintahan Jepang pun mengirimkan rombongannya ke Sukamanah untuk melakukan perundingan. 


Tokoh Perlawanan Singaparna

Tokoh yang turut serta dalam perlawanan di Singaparna ini adalah K. H. Zainal Mustofa yaitu seorang ajengan di Sukamanah. K. H. Zainal Mustofa diam-diam membentuk Pasukan Tempur Sukamanah yang dipimpin oleh Najminudin. 


Pertarungan dilakukan dengan senjata dengan pihak rakyat Singaparna menggunakan pedang dan bambu runcing yang diikuti teriakan takbir. Seluruh pengikut Zainal Mustafa bertempur mati-matian meskipun jumlah pasukannya lebih besar dan peralatan senjata lebih lengkap. 


Banyak korban berjatuhan karena kalah dengan Jepang sehingga Kiai Zainal Mustafa dan 27 pengikutnya dihukum mati pada 25 Oktober 1944. Selain itu, guru K.H. Zainal Mustofa, yaitu Kiai Emar, disiksa polisi Jepang sampai meninggal dunia. 


3. Perlawanan Rakyat Indramayu

Perlawanan rakyat pada masa pendudukan Jepang .selanjutnya berasal dari Indramayu. Penyebab pasti perlawanan Indramayu adalah karena kesengsaraan yang dilakukan oleh Jepang dengan tidak melihat rasa perikemanusiaan. 


Latar Belakang Perlawanan Rakyat Indramayu 

Perlawanan Rakyat Indramayu disebabkan oleh adanya kesengsaraan yang dirasakan petani Indramayu. Jepang mengeluarkan kebijakan baru berupa kewajiban penyerahan hasil padi seluruhnya kepada Jepang serta sumber daya manusianya harus mengikuti kerja paksa Romusha. Hal inilah yang membuat perlawanan terjadi. 


Perlawanan Indramayu sendiri terjadi di daerah Kaplongan, Cidempet, dan lainnya. Hasil sumber daya alamnya berupa padi harus diserahkan ke balai desa pada saat baru saja dipanen. Karena hal itulah rakyat memilih melawan Jepang dibandingkan harus mati kelaparan. 


Dengan adanya perlawanan tersebut maka terjadi perang di Indramayu dan banyak rakyat yang menjadi korban. 


Tokoh Perlawanan Indramayu

Aksi yang dilakukan oleh para rakyat Indramayu di Jawa Barat ini diprakarsai oleh pertani serta dipimpin oleh para ulama Islam. Tokoh yang ikut membantu perlawanan Indramayu ini adalah Haji Madriyas, Haji Kartiwa, serta Kyai Srengseng. 


4. Perlawanan Rakyat Kalimantan

Bentuk perlawanan rakyat pada masa pendudukan Jepang selanjutnya berasal dari Kalimantan. Perlakuan Jepang pada suku Dayak Desa sangat berwenang-wenang dan tidak berperikemanusiaan. Pasukan Kekaisaran Jepang ini menduduki Kalimantan Barat dan berlangsung selama tahun 1944 sampai dengan 1945, tepatnya di Sanggau Kalimantan Barat. 


Jepang ingin menguasai Kalimantan karena adanya sumber daya alam yang melimpah. Contohnya saja untuk perusahaan Jepang yang masuk ke dalam Kalimantan Barat ini seperti di bidang pertambangan adalah Nomura dan di bidang perkayuan yaitu Sumitomo. 


Yang melatarbelakangi adanya perlawanan dari Jepang ini juga karena Romusha yang berlaku sewenang-wenang. Karena hal ini, ada banyak penduduk yang meninggal dunia karena pekerjaannya di perusahaan kayu. 


Masa Perjuangan Perlawanan Rakyat Kalimantan 

Perlawanan rakyat pada masa pendudukan Jepang di Kalimantan berlangsung cukup lama. Jepang berlaku sangat kejam dengan cara mempekerjakan penduduk Indonesia secara paksa menebang pohon serta merakit kayu. Yang hasilnya tidak tahu kemana. 


Bahkan, di bidang pertambangan tersebut juga ada sekitar 10.000 orang pekerja dan 70.000 orang lainnya di daerah sekitar. Terjadilah peristiwa mandor sehingga penembakan terjadi dan sultan-sultan di Kalimantan Barat banyak yang ditangkap. 


Tokoh Perlawanan Rakyat Kalimantan

Tokoh yang ikut berperang dalam perlawanan rakyat Kalimantan ini adalah Syafaruddin Usman dan Isnawita Din. Keduanya menjunjung tinggi rasa nasionalisme dan melakukan perlawanan karena sikap kesewenang-wenangan Jepang. 


Dan yang menjadi pemimpin untuk perlawanan ini adalah Pang Suma seorang suku Dayak yang melancarkan aksi perlawanannya pada bulan Februari 1945. Selain itu, ada tokoh-tokoh lainnya yang juga terlibat yaitu Tjilik Riwut, Abdul Kadir, Pangeran Antasari, dan Sultan Hidayatullah.



5. Perlawanan Rakyat Irian Jaya Terhadap Jepang

Rakyat yang ada di Irian Jaya juga merasakan kesengsaraan yang terjadi akibat adanya jajahan dari Jepang. Pada saat menduduki wilayah Irian Jaya, Jepang banyak melakukan kekerasan serta penganiayaan yang sudah diluar batas kemanusiaan. 


Oleh karena itu, rakyat Irian Jaya pun melancarkan aksi gerakan perlawanan yang dikenal sebagai Gerakan Koreri. Gerakan ini dipimpin oleh L. Rumkorem dan berpusat di Biak. Semangat yang dimiliki oleh rakyat Irian ini tidak terpatahkan, bahkan sangat kuat. Meskipun Jepang lebih kuat dan memiliki senjata yang lengkap dan lebih canggih, rakyat Irian Jaya tidak kenal takut. 


Karena kegigihan yang dimiliki oleh masyarakat Irian, Jepang pun akhirnya tidak sanggup bertahan. Jepang meninggalkan Biak dan pulau ini adalah pulau pertama yang mampu merdeka dari tangan Jepang. Dengan cara yang dilakukan oleh masyarakat Irian ini maka semangat berkobar ke daerah lain.


Tokoh pejuang yang melakukan pemberontakan di Biak Papua ini adalah Silas Papare. Perlawanan yang dilakukan bisa dibilang cukup lama dan panjang bahkan sampai Jepang kalah dari Sekutu. 


6. Perlawanan PETA

Dalam sejarah Indonesia, ada organisasi PETA yaitu sebuah organisasi tentara yang dibentuk oleh Jepang. Pembentukan organisasi ini pada tepatnya pada 3 Oktober 1943 yang beranggotakan masyarakat pribumi dan tentara sukarela. Tujuannya untuk membekali anggotanya ilmu peperangan dan senjata. 


Rakyat Indonesia sudah banyak dikorbankan untuk kepentingan Jepang dalam perang meskipun mengalami kekalahan. Rakyat semakin menderita karena adanya tindakan yang dilakukan oleh Jepang dan membuat perlawanan organisasi PETA ini semakin tumbuh. 


Perlawanan di Blitar ini terjadi karena perlakuan yang membeda-bedakan atau diskriminatif pada anggota PETA. Dengan begitu, anggota PETA sangat marah dan merasa bahwa Jepang sangat kejam. Banyak hal yang dilakukan oleh Jepang di luar batas kemampuan manusia. 


Hal ini dimaksudkan sejak adanya Jepang yang menduduki Indonesia maka semuanya menjadi menderita. Romusha yang dilakukan membuat banyak orang kehilangan nyawa serta timbulnya banyak penyakit. Selain itu, di Blitar banyak gagal panen sehingga seluruh hasil harus diberikan kepada Jepang. 


Perlawanan PETA di Blitar Dipimpin Oleh Siapa?

Supriyadi adalah seorang Shodanco PETA yang juga merasakan penderitaan atas desakan dari Jepang. Karena kesengsaraan bangsa Indonesia tumbuh sebuah kesadaran nasional dan merencanakan sebuah perlawanan. 


Supriyadi bertindak sebagai komandan PETA yang juga menyaksikan bagaimana sikap sombong dan congkak dari Syidokan yang melatih PETA. Selain itu, sikap diskriminatif Jepang juga amat terasa sehingga membuat prajurit PETA tidak tahan melihatnya.


Latar Belakang Perlawanan PETA di Blitar Terhadap Jepang

Supriyadi dan teman-temannya membulatkan tekad untuk melancarkan serangan ke Jepang. Serangan tersebut dilaksanakan pada 29 Februari 1945 dini hari. Bentuk serangan yang diberikan pun berupa serangan senjata dengan tembakan mortir, granat dari daidan, senapan mesin, dan mereka muncul dengan menggunakan senjata lengkap. 


Karena pergerakan tersebut, maka prajurit Jepang muncul disenjatai dengan pesawat udara dan beberapa tank. Pasukan perlawanan PETA di bawah pimpinan Supriyadi pun dikepung oleh Jepang, namun tidak ada yang gentar. 


Semangat dan tekad serta keuletannya pasukan PETA membuat Jepang menggunakan tipu muslihat untuk menyerang pasukan tersebut. Komandan Jepang berpura-pura menyerah dan berdiskusi dengan pemuda yang telah menyerangnya. Hal itu membuat hati para pemuda menjadi luluh. 


Akan tetapi, kekuatan PETA yang dipimpin oleh Supriyadi ini semakin lemah dan akhirnya dipadamkan. Para tokoh PETA ditangkap dan diadili dalam persidangan serta dijatuhi sesuai dengan perannya seperti pidana mati, hukuman seumur hidup, dan lainnya. 


Tokoh Perlawanan PETA

Selain dipimpin oleh Supriyadi masih banyak tokoh yang berperan penting dalam perlawanan ini. Beberapa tokoh yang ikut dalam perlawanan ini seperti Muradi, Suparyono, Halir Mangkudijoyo, Sunanto, serta Sudarno. Tokoh-tokoh inilah yang juga ikut dihakimi dalam persidangan.


Baca Juga: Ini Dia Biografi Pangeran Diponegoro Terlengkap!


________________________________________________________


Dalam perlawanan rakyat pada masa pendudukan Jepang ini terasa semangat dan keberaniannya untuk melawan penjajah. Bahkan mereka berani mempertaruhkan nyawa dan tidak takut meskipun harus mati demi membela tanah Indonesia.


Pelajari lebih banyak seputar Sejarah Indonesia bersama Pijar Belajar, yuk! Bersama Pijar Belajar, aktivitas belajar jadi semakin mudah. Mau sambil makan atau sambil rebahan, kamu tetap bisa, kok, belajar bersama Pijar Belajar.


Yuk, download Pijar Belajar dan rasakan pengalaman belajar seru!

Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved