pijarbelajar

Ekonomi

Instrumen Kebijakan Moneter, Tujuan, dan Perbedaannya dengan Kebijakan Fiskal

Pijar Belajar

||0 Minute Read|

Review

0

5.0

Instrumen Kebijakan Moneter, Tujuan, dan Perbedaannya dengan Kebijakan Fiskal image

Hai, Sobat Pijar, pernah gak sih terbesit di pikiranmu kenapa pemerintah kita gak mau mencetak uang rupiah dalam jumlah banyak supaya bisa dibagi-bagikan ke rakyat miskin? Semua pertanyaanmu itu sebenarnya akan terjawab setelah kamu belajar mengenai instrumen kebijakan moneter.


Dalam konsep instrumen kebijakan moneter, diatur berapakah jumlah uang rupiah yang boleh dicetak oleh Bank Indonesia untuk diedarkan di tengah masyarakat. Kenapa perlu diatur, ya? Well, ternyata jumlah uang yang dicetak oleh Bank Indonesia mempengaruhi nilai mata uang yang nantinya bisa berakibat inflasi. 


Nggak cuma mengatur tentang percetakan uang, instrumen kebijakan moneter juga mengatur tentang seluk beluk peredaran uang lainnya, lho. Yuk, simak penjelasan instrumen kebijakan moneter berikut ini. 


Baca juga: Rumus Indeks Harga dan Penjelasannya | Ekonomi Kelas XI


Pengertian Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah kebijakan yang diambil oleh pemerintah suatu negara melalui bank sentral terkait dengan pengaturan jumlah uang beredar sehingga bisa menjaga stabilitas nilai mata uang. 


Beberapa pertimbangan yang digunakan oleh BI dalam memutuskan jumlah uang rupiah yang dicetak berdasarkan kebutuhan likuiditas perekonomian, denominasi sesuai, penggantian uang lusuh dan lainnya.


Misalnya seperti saat kondisi perekonomian meningkat dan investasi menggeliat, maka bank sentral selaku pemegang otoritas moneter akan mengeluarkan kebijakan pencetakan mata uang lebih banyak. 


Tujuan Kebijakan Moneter

Tujuan penerapan instrumen kebijakan moneter sebenarnya tidak hanya dalam rangka menciptakan kondisi perekonomian yang stabil. Kebijakan moneter yang diterapkan oleh Bank Indonesia selaku pemegang otoritas moneter tanah air juga bertujuan untuk mencapai hal-hal di bawah ini:


1. Menciptakan Stabilitas Ekonomi

Tujuan pertama dari penerapan instrumen kebijakan moneter adalah agar tercipta stabilitas ekonomi dengan beredarnya uang dalam jumlah yang cukup. 


Ketika mata uang yang beredar di tengah masyarakat lebih dari atau kurang dari jumlah komoditas barang dan jasa yang ada, maka jalannya roda perekonomian akan terganggu. 


Ketika uang yang beredar kurang akan menyebabkan deflasi sementara ketika uang beredar berlebih akan menimbulkan inflasi. Oleh karena itu, Bank Indonesia harus dapat memperkirakan berapa jumlah uang beredar yang diperlukan agar seimbang dengan jumlah komoditas barang dan jasa.


2. Memperluas Kesempatan Kerja

Tujuan penerapan kebijakan moneter berikutnya adalah dalam rangka memperluas kesempatan kerja. Ketika jalannya roda perekonomian stabil karena jumlah uang yang beredar tepat, maka akan menumbuhkan iklim usaha yang lebih baik. 


Alhasil, lebih banyak investasi baru tumbuh dari dunia usaha. Dunia usaha yang bergeliat akan menyerap lebih banyak tenaga kerja.


3. Mengontrol Stabilitas Harga 

Tujuan instrumen kebijakan moneter berikutnya adalah dalam rangka mengontrol stabilitas harga komoditas barang dan jasa yang beredar di pasaran. Tingkat harga barang dan jasa sangat dipengaruhi oleh roda perekonomian. 


Ketika harga komoditas tinggi, maka permintaan oleh masyarakat juga menurun. Menurunnya tingkat permintaan akan berimbas kepada produksi yang menurun. Pada akhirnya hal ini akan menyebabkan banyak dunia usaha gulung tikar. 


Untuk itu dibutuhkan peran aktif pemerintah melalui bank sentral untuk mengontrol stabilitas harga melalui kebijakan moneter. Ketika harga barang terlalu mahal maka bank sentral akan menurunkan jumlah peredaran uang akan harga barang kembali stabil.


4. Mengatur Neraca Perdagangan dan Neraca Pembayaran

Neraca perdagangan adalah satuan yang digunakan untuk menunjukkan bagaimana selisih antara nilai ekspor serta nilai impor selama periode tertentu di sebuah negara. Setiap negara tentu mengharapkan agar neraca perdagangannya surplus, yang artinya adalah nilai ekspornya lebih besar dibanding impor. 


Jika surplus maka negara tersebut akan memperoleh lebih banyak pendapatan. Instrumen kebijakan moneter ternyata juga berguna untuk memperbaiki kondisi neraca pembayaran dan neraca perdagangan. 


Salah satu bentuk kebijakan moneter adalah devaluasi nilai mata uang, yakni nilai mata uang dalam negeri diturunkan terhadap mata uang asing. Kebijakan devaluasi nilai mata uang akan membuat harga komoditas dalam negeri semakin murah apabila dibeli memakai valuta asing. 


Harga barang dalam negeri yang semakin murah akan meningkatkan nilai ekspor. Nilai ekspor meningkat akan membuat neraca perdagangan serta neraca pembayaran surplus.


Perbedaan Kebijakan Fiskal Dan Moneter

Baik kebijakan fiskal dan kebijakan moneter, keduanya sama-sama bertujuan untuk menciptakan stabilitas perekonomian di dalam negara. Namun, kedua kebijakan ini memiliki beberapa perbedaan dari segi pihak yang berwenang dan bentuk kebijakan yang dijalankan.


Kebijakan moneter adalah kebijakan oleh bank sentral untuk mengatur jumlah uang beredar di masyarakat. Sementara kebijakan fiskal merupakan kebijakan perekonomian yang dijalankan oleh pemerintah melalui menteri keuangan untuk menjaga tingkat pemasukan dan pengeluaran keuangan negara.


Dari segi metodenya, bisa disimpulkan bahwa kebijakan moneter adalah kebijakan yang mengatur jumlah peredaran uang. Sementara kebijakan fiskal berfokus kepada kontrol pemasukan dan pengeluaran kas keuangan negara.


Instrumen kebijakan moneter terdiri dari kebijakan operasi pasar terbuka, kebijakan pengaturan suku bunga, operasi pasar terbuka, pengaturan kredit dan lainnya. Sementara instrumen kebijakan fiskal terdiri dari sistem perpajakan, belanja pemerintah, dan utang negara.


Kamu bisa memahami tentang kebijakan fiskal secara lebih lanjut dalam artikel Pijar Belajar berikut ini, ya!



Jenis Kebijakan Moneter

Ada dua jenis kebijakan moneter yang bisa diambil oleh bank sentral suatu negara dalam rangka untuk mengontrol jumlah uang beredar sehingga ekonomi tetap stabil. Kebijakan moneter terdiri dari kebijakan moneter ekspansif dan kontraktif.


1. Kebijakan Uang Longgar (Easy Money Policy)

Kebijakan uang longgar juga dikenal sebagai kebijakan moneter ekspansif. Kebijakan uang longgar merupakan jenis kebijakan moneter dengan cara menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat oleh bank sentral.


Tujuan menerapkan kebijakan uang longgar adalah agar pertumbuhan ekonomi di masyarakat semain berjalan cepat. Kebijakan ini juga mampu mengurangi tingkat pengangguran. Dengan menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka daya beli atau permintaan masyarakat pun semain meningkat.


Namun kebijakan moneter ini memiliki risiko berupa tingkat inflasi yang semakin tinggi. Selain itu, kebijakan ekspansif juga akan menyebabkan nilai tukar mata uang rupiah lebih rendah dibandingkan mata uang dari negara lainnya.


Contoh kebijakan moneter ekspansif adalah dengan mengambil kebijakan diskonto yakni menurunkan tingkat suku bunga, memudahkan kebijakan pemberian kredit, pembelian surat berharga, serta menurunkan cadangan kas.


2. Kebijakan Uang Ketat (Tight Money Policy)

Kebijakan uang ketat juga disebut sebagai kebijakan kebijakan moneter kontraktif. Kebijakan moneter kontraktif merupakan kebijakan pengurangan jumlah uang yang beredar di masyarakat oleh bank sentral. 


Kebijakan tight money policy ini biasa akan diberlakukan tatkala perekonomian mengalami inflasi sehingga jumlah uang beredar bisa lebih terkontrol dan inflasi menurun. Apabila inflasi dibiarkan tidak terkontrol maka bisa menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dengan peningkatan harga komoditas.


Bank Indonesia beberapa kali menerapkan kebijakan peningkatan suku bunga merupakan salah satu bentuk kebijakan moneter kontraktif dan contohnya yang pernah diberlakukan di tanah air.


Contoh kebijakan moneter kontraktif lainnya yang biasa diberlakukan oleh bank sentral adalah melalui kebijakan diskonto dengan menaikkan tingkat suku bunga, membatasi pemberian kredit, meningkatkan cadangan kas dan menjual surat berharga negara.


Instrumen Kebijakan Moneter

Dalam menjalankan strategi kebijakan moneter, Bank Indonesia akan menggunakan 5 instrumen untuk mengontrol peredaran jumlah uang di masyarakat. Berikut penjelasan masing-masing instrumen kebijakan moneter yang digunakan:


1. Kebijakan Dorongan Moral (Moral Suasion)

Instrumen kebijakan moneter juga bisa berbentuk dorongan moral yang dilakukan melalui pidato, pengumuman maupun edaran luas dari bank sentral. 


Bank sentral bisa memberikan pengumuman yang ditujukan kepada pelaku moneter ataupun bank umum terkait himbauan dan larangan untuk melepas atau menahan tabungan dan kredit.


2. Kebijakan Kredit Selektif

Tahukah kamu bahwa persyaratan kredit atau pinjaman yang diberikan bank umum kepada masyarakat terus berubah seiring waktu? Perubahan persyaratan kredit ini sangat dipengaruhi oleh kebijakan moneter Bank Indonesia. 


Ada setidaknya 5 syarat yang diberlakukan oleh Bank Indonesia terkait pemberian kredit. Syarat ini dikenal sebagai 5C yaitu Character, Capacity, Collateral, Capital, dan Condition. 


Ketika uang yang beredar di masyarakat sangat banyak atau mulai mengalami gejala inflasi, maka bank sentral akan memperketat syarat pemberian kredit.


3. Kebijakan Cadangan Kas di Bank (Cash Ratio Policy)

Instrumen kebijakan moneter berikutnya adalah cash ratio policy dengan mengontrol jumlah minimum cadangan kas di bank. Bank sentral mengeluarkan kebijakan untuk menurunkan minimum cadangan kas di bank umum tatkala terjadi deflasi, yakni uang beredar lebih sedikit daripada jumlah komoditas.


Apabila uang yang beredar lebih banyak dibandingkan jumlah barang dan jasa (inflasi) maka bank sentral akan menambah cadangan kas minimum di bank umum. Tujuannya agar kemampuan bank umum untuk memberi pinjaman kepada rakyat berkurang. Sehingga pada hasilnya jumlah uang beredar pun berkurang.


4. Kebijakan Diskonto (Discount Policy)

Kebijakan diskonto merupakan bentuk kebijakan bank sentral terkait dengan pengaturan tingkat suku bunga dari bank umum. Ketika jumlah uang yang beredar di masyarakat terlalu besar dan telah menimbulkan gejala inflasi, maka Bank Indonesia bisa membuat kebijakan menaikkan suku bunga. 


Tujuan peningkatan suku bunga adalah untuk mendorong masyarakat agar berinvestasi dan menabung uangnya di bank. Sementara ketika jumlah uang beredar kurang (Deflasi), Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga bank umum agar masyarakat terdorong untuk mengajukan kredit di bank.


Contoh kebijakan moneter diskonto oleh bank sentral Amerika, yaitu The Federal Reserve yakni menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25% di tahun 2023 ini. Kenaikan suku bunga bertujuan untuk menstabilkan nilai tukar.


5. Kebijakan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Policy)

Instrumen kebijakan moneter yang berikutnya adalah kebijakan operasi pasar terbuka dalam bentuk penjualan atau pembelian surat berharga oleh bank sentral. Bank Indonesia misalnya akan mengurangi ataupun menambah jumlah uang yang beredar dengan cara memperdagangkan Sertifikat Bank Indonesia. 


Ketika jumlah uang yang beredar banyak, maka Bank Indonesia akan menjual SBI agar uang dari masyarakat kembali masuk ke bank sentral. Sebaliknya, ketika jumlah uang beredar sedikit, maka Bank Indonesia akan membeli SBI yang dipegang masyarakat.


___________________________________________________________________


Baca juga: Perencanaan Pembangunan | Strategi, Perencanaan, dan Indikatornya


Penerapan instrumen kebijakan moneter memainkan peranan penting terhadap stabilitas ekonomi di suatu negara. Lembaga yang berwenang untuk menetapkan kebijakan moneter adalah pemerintah melalui bank sentral. Kebijakan moneter bertujuan untuk mengendalikan peredaran uang di masyarakat.\


Bagaimana? Menarik sekali ya ilmu tentang kebijakan moneter ini. Yuk, pelajari juga materi ekonomi lainnya yang nggak kalah menarik bareng Pijar Belajar! Pijar Belajar merupakan aplikasi bimbel online yang memiliki berbagai latihan soal lengkap dengan pembahasan dan rangkuman materinya untuk siswa SD, SMP, dan SMA. Nah, materi pembelajaran tersebut bisa banget kamu gunakan untuk mengasah kemampuan dan menambah pemahamanmu.


Caranya juga gampang banget, lho. Kamu tinggal download Pijar Belajar melalui hpmu atau login melalui website Pijar Belajar. Setelah itu, kamu tinggal pilih kelas dan materi yang kamu mau, deh. Mudah banget, kan? Dengan Pijar Belajar, kamu jadi bisa belajar kapan aja dan dimana aja.


Yuk, download Pijar Belajar dan rasakan kemudahan belajar sekarang!

Seberapa bermanfaat artikel ini?

scrollupButton

Gedung Transvision, Jl. Prof. DR. Soepomo No. 139, Tebet Barat, Jakarta Selatan 12810

btn footer navigation

support@pijarbelajar.id

+62 812-8899-9576 (chat only)

Dapatkan Aplikasi

playstoreappstore
instagramlinkedIn

©2021-2024 Pijar Belajar. All Right Reserved